Duniaindustri.com (September 2013) – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), produsen petrokimia terbesar di Indonesia, makin gencar melakukan ekspansi tahun ini senilai total US$ 815 juta. Ekspansi itu dilakukan dengan dua cara; pertama, membangun fasilitas produksi naptha cracker senilai US$ 380 juta dan kedua, membangun pabrik synthetic rubber US$ 435 juta.
Untuk menggarap pembangunan fasilitas produksi naptha cracker, Chandra Asri menggandeng Toyo Engineering Corporation. “Perseroan telah menandatangani kontrak kerja sama rekayasa, pengadaan serta konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) pembangunan fasilitas produksi Naphtha Cracker Perseroan dengan Toyo Engineering Corporation,” ujar Wakil Presiden Direktur Chandra Asri Paramate Nisagornsen dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, melalui pembangunan fasilitas produksi ini, maka kapasitas produksi naphtha cracker perseroan akan meningkat hingga 43%. Kapasitas produksi ethylene akan meningkat menjadi 860 ribu ton per tahun, dari kondisi saat ini sebesar 600 ribu ton per tahun.
Kapasitas produksi propylene juga meningkat sebesar 150 ribu ton menjadi 470 ribu ton per tahun, produksi Py-Gas naik sebesar 120 ribu ton menjadi 400 ribu ton per tahun, dan Mixed C4 meningkat sebesar 95 ribu ton menjadi 315 ribu ton per tahun.
Peningkatan kapasitas produksi tersebut dilakukan dengan menambah furnaces (tungku), serta mengubah dan memodifikasi peralatan utama pada pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten. Proses pembangunan fasilitas produksi akan dimulai pada kuartal ketiga 2013 dan diperkirakan akan selesai serta mulai beroperasi pada kuartal keempat 2015.
Selain itu, Chandra Asri melalui anak usahanya PT Petrokimia Butadiene Indonesia bersama dengan Compagnie Financiere Groupe Michelin membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan nilai investasi mencapai US$ 435 juta.
Perusahaan patungan dengan porsi kepemilikan 55% Michelin dan 45% Petrokimia Butadiene tersebut didirikan untuk memproduksi synthetic rubber. Pembangunan pabrik synthetic rubber ditargetkan dimulai awal 2015 dan rampung pada awal 2017.
Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan bahwa pabrik synthetic rubber akan menjadi yang pertama di Indonesia dan akan memproduksi bahan baku untuk industri ban ramah lingkungan seiring dengan tren pemakaian ban yang ramah lingkungan secara global.
Untuk mendanai ekspansi tersebut, Chandra Asri secara resmi telah mengajukan pendaftaran penawaran umum terbatas I (PUT I) atau rights issue dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 27 September 2013.
“Perseroan berencana menerbitkan saham baru sebanyak 220.766.142 saham atau sebesar 7,20% dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham perseroan,” ujar Erwin Ciputra dalam keterangan tertulis.
Mekanisme pelaksanaan PUT I ini, setiap pemegang 500 saham lama memiliki hak 36 HMETD. Setiap satu HMETD memiliki hak untuk membeli satu saham baru perseroan dengan harga pelaksanaan Rp6.750 setiap saham.
Erwin menerangkan, pemegang saham mayoritas perseroan, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan SCG Chemicals Co Ltd sepenuhnya mendukung upaya penambahan modal melalui PUT I CAP demi rencana pertumbuhan perseroan.
Magna Resources Corporation Pte., Ltd, pemegang saham mayoritas BRPT, akan bertindak sebagai pembeli siaga atas seluruh sisa saham baru yang tidak diambil (exercised) haknya oleh para pemegang saham perseroan.(*)