Duniaindustri (April 2012) – Minat pengusaha lokal terhadap bisnis penerbangan makin meningkat. Terbukti setelah Sandiaga S Uno, pendiri Saratoga Group, mengakuisisi saham Mandala Airlines, kini giliran Chairul Tanjung pemilik CT Corporation mencaplok 10,88% saham PT Garuda Indonesia Tbk senilai Rp 1,53 triliun.
Chairul Tanjung membeli saham Garuda yang dimiliki tiga perusahaan sekuritas PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendengar Chairul Tanjung memberikan tawaran terbaik di antara tawaran yang masuk.
Sebelumnya, Dahlan juga menawarkan saham Garuda kepada pengusaha selain Chairul Tanjung, seperti Sandiaga Uno (Saratoga Capital), Rahmat Gobel (Panasonic Gobel), Aburizal Bakrie (Bakrie Group), termasuk Hari Tanoesodibjo (MNC Corporation).
Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan BUMN. Garuda Indonesia menguasai penerbangan di pasar domestik sebesar 28,3% di 2011, atau tumbuh 5% dibandingkan dengan pangsa pasar di 2010 sekitar 23,7%. Pangsa pasar Garuda untuk penerbangan di pasar internasional tumbuh menjadi 29,5% pada 2011.
Pasar penumpang pesawat udara secara nasional pada 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 16%, namun pasar penumpang Garuda Indonesia meningkat signifikan sebesar 36%, lebih tinggi dari peningkatan maskapai lainnya yang rata-rata sebesar 9%.
Gebrakan Chairul Tanjung memiliki saham Garuda menambah daftar panjang akuisisi di dunia industri penerbangan Indonesia. Sandiaga S Uno, pendiri Saratoga Group, terlebih dahulu mengakuisisi saham Mandala Airlines oleh konsorsium yang terdiri dari Saratoga Capital dan Tiger Airways, perusahaan maskapai Singapura.
Saratoga menguasai 51% saham Mandala Airlines, sedangkan Tiger Airways 33%, sisanya kreditur Mandala. Sebelumnya Mandala Airlines terlilit masalah utang senilai Rp 2,4 triliun sehingga harus mencari investor baru untuk menghindari pailit.
“Kami (Saratoga) ambil 51%, Tiger Airways 33%, pihak kreditur 15%, dan Cardig 1%,” kata Sandiaga.
Sandiaga menyatakan, pihaknya siap menyuntikkan dana sebesar Rp 1 triliun ke Mandala Airlines. “Selain itu, dibutuhkan US$ 20 juta untuk bisa menerbangkan kembali Mandala. Namun kami siap memberikan dana hingga Rp1 triliun,” ujarnya.
Mandala memiliki keunggulan di layanan penerbangan domestik. Maskapai ini mendominasi rute tujuan Semarang. Ke depan, Mandala akan mengembangkan rute luar negeri dengan bantuan Tiger Airways.
Tiger Airways juga sudah memberikan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Singapura. “Saratoga Group akan menjadi pemegang saham terbesar Mandala setelah akuisisi dilakukan dengan memegang 51% saham, sedangkan Tiger Airways 33%,” kutip keterbukaan informasi Tiger Airways.(Tim redaksi 02)