Duniaindustri.com — Kabar mengkhawatirkan datang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Cadangan energi minyak bumi dari fosil di Indonesia ternyata hanya bisa bertahan hingga 23 tahun lagi. Itu berarti, 2034 cadangan minyak bumi di Indonesia bisa habis. Bila pemakaian tak efisien, usia cadangan pun akan terpangkas lebih dini.
Lampu kuning bagi dunia industri nasional. Dampak langsung yang dirasakan industri jika minyak bumi habis adalah meroketnya harga bahan bakar minyak karena Indonesia terpaksa impor. Selain itu, harga bahan bakar substitusi dari minyak bumi, yakni antara lain batubara, gas, minyak sawit, dan biofuel akan makin mahal. Karena itu, sedini mungkin pelaku industri harus mencari pasokan dan kontrak jangka panjang bahan bakar pengganti minyak bumi.
Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh mengatakan bila terus digenjot pemakaiannya, maka hal itu akan semakin mempercepat usia cadangan minyak bumi Indonesia. Cadangan minyak bumi yang saat ini menjadi primadona diperkirakan hanya akan bertahan 23 tahun, gas bumi 63 tahun, dan batubara sekitar 77 tahun. “Sudah waktunya kita tidak terlalu menggantungkan diri pada fosil base energi dalam hal ini minyak bumi, gas maupun batubara,” ungkapnya.
Namun, upaya mengganti cadangan energi yang berasal dari minyak bumi ke batubara dan gas akan terkendala, karena selama ini Indonesia menjadi salah satu eksportir gas dan batubara terbesar di dunia. Sedangkan untuk sawit, industri yang memakainya sebagai bahan bakar akan berebut dengan kebutuhan pangan. Sementara biofuel masih belum berkembang secara optimal di dalam negeri.(tim redaksi/03)