Duniaindustri.com – Pemerintah akan melakukan perombakan badan usaha milik negara (BUMN) melalui penggabungan, akuisisi, dan pembentukan holding. Kementerian BUMN sedang menyiapkan rancangan perombakan tersebut.
Dahlan Iskan, Menteri BUMN, mengatakan tahun 2012 pemerintah berencana merampingkan jumlah BUMN dari 141 perusahaan menjadi tinggal 120 perusahaan. Selain merger dan akuisisi, dikembangkan juga pola holding atau induk usaha dalam program restrukturisasi BUMN Indonesia.
Pola holding antara lain diterapkan pada BUMN perkebunan yang menggabungkan 15 perusahaan antara lain PT Perkebunan (PTPN) I – XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia. Selain itu, pola holding dipakai juga di BUMN kehutanan, BUMN farmasi, dan BUMN kertas.
Sedangkan pola merger antara lain akan dilakukan penggabungan BUMN yang memproduksi permesinan antara PT Boma Bisma Indra dan PT Barata Indonesia.
Pola akuisisi akan dipakai untuk tujuh BUMN. PT Waskita Karya akan mengakuisisi PT Istaka Karya. PT Adhi Karya Tbk dirancang mengakuisisi Perum Film Negara (PFN). PT Telkom Tbk akan mengakuisisi hasil merger antara PT Pradnya Paramita dan PT Balai Pustaka. PT Surveyor Indonesia akan mengakuisisi PT Energy Management Indonesia (EMI). PT Angkasa Pura I akan mengakuisisi PT Survey Udara Penas. PT Pembangunan Perumahan akan mengakuisisi PT Industri Sandang. Dan, PT Wijaya Karya Tbk akan mengakuisisi PT Sarana Karya.
Pada 2011, dari 141 BUMN Indonesia terdapat 118 BUMN yang membukukan laba sekitar Rp 123,5 triliun, sementara 23 BUMN masih rugi dengan nilai Rp 3,2 triliun.
Wakil Menteri BUMN Mahmuddin Yasin menjelaskan 61 BUMN membukukan laba sekitar Rp114,8 triliun, terdiri atas 16 BUMN terbuka (Tbk) dengan laba sekitar Rp64,5 triliun dan 45 BUMN non terbuka dengan laba Rp50,2 triliun.
Dari laba 45 BUMN non terbuka, penyumbang terbesar adalah PT Pertamina Persero dan PT PLN Persero dengan total laba mencapai Rp32,743 triliun.(Tim redaksi 02)