Duniaindustri.com – Perusahaan China, terutama BUMN Negeri Tirai Bambu itu, makin agresif berinvestasi di Indonesia karena potensi sumber daya alam negeri ini yang melimpah dan prospek pasar yang tinggi pertumbuhannya. Sepanjang dua tahun terakhir, tercatat enam BUMN China berminat investasi hingga US$ 4,46 miliar atau Rp 40,14 triliun di Indonesia.
Keenam perusahaan BUMN China itu adalah State Development and Investment Corporation of China (SDIC), Tianjin Julong Group, China Triumph International Engineering Co Ltd (CTIEC), Hangzhou Cement, Hangzhou Steel, dan Guo Feng Iron and Steel. Enam BUMN itu mengincar sektor industri baja, semen, dan perkebunan kelapa sawit.
State Development and Investment Corporation of China (SDIC), BUMN China yang bergerak di bidang investasi, menggandeng Pemerintah Provinsi Papua Barat dalam kerja sama patungan pembangunan pabrik semen senilai US$ 300 juta. Tianjin Julong Group membentuk joint venture dengan dua mitra lokal, PT Graha Inti Jaya serta PT Putra Bangun Bersama, untuk membangun perkebunan kelapa sawit senilai US$ 200 juta.
Sedangkan China Triumph International Engineering Co Ltd (CTIEC), perusahaan permesinan China, menggandeng PT Semen Grobogan Semarang untuk pembangunan pabrik semen berkapasitas 6.000 ton per tahun senilai US$ 260 juta.
Hangzhou Cement akan merelokasi pabrik semen berkapasitas 2 juta ton dari Zhejiang, Tiongkok, ke Kabupaten Lebak, Banten, dengan nilai investasi US$ 700 juta. Hang-zhou Steel akan merelokasi pabrik baja berkapasitas 2 juta ton dari Zhejiang, Tiongkok, ke Kabupaten Cilegon, Banten, senilai US$ 2 miliar.
Sedangkan Guo Feng Iron and Steel akan merelokasi pabrik baja dari Thang San, Tiongkok, ke Kalimantan atau Banten, dengan kapasitas produksi tiga juta ton senilai US$ 1 miliar.
Hangzhou Cement dan Hangzhou Steel berencana menggandeng mitra lokal, yakni PT Banten Global Development. Sedangkan Guo Feng Iron and Steel akan membentuk perusahaan patungan dengan produsen baja terbesar kedua di Indonesia, PT Gunung Garuda.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pemerintah Indonesia justru melobi perusahaan-perusahaan China untuk datang dan berinvestasi di Indonesia. Adapun sektor-sektor yang diminati China untuk berinvestasi di Indonesia antara lain manufaktur dan infrastruktur.
“Minat investasi mereka terutama di manufaktur dan infrastruktur, misalnya semen dan sebagainya. Nilainya bisa mencapai US$ 10 miliar,” ungkapnya.(Tim redaksi 03)