Duniaindustri.com (Februari 2016) – Ketika gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) marak terjadi pada awal 2016, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), perusahaan bank BUMN yang berkonsentrasi di mikro kredit, justru berencana merekrut 3.000 karyawan baru.
Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, perseroan tidak akan melakukan PHK terhadap karyawan, justru akan menambah ribuan karyawan baru. “Tahun ini, kami tidak ada PHK. Yang ada malah menambah tenaga kerja. Kita akan merekrut lebih dari 3 ribu karyawan untuk untuk mengurusi KUR (Kredit Usaha Rakyat). Kalau ada yang mau jadi mantri KUR, silakan melamar,” kata Asmawi.
Pada 2015, lanjut Asmawi, BRI telah merekrut 1.000 pekerja yang bertugas sebagai penyalur KUR. Para pekerja anyar itu merupakan anak dari pedagang pasar.
Ternyata, kata Asmawi, penyaluran dana KUR membuka lapangan pekerjaan baru. Lantaran, tiap nasabah KUR perlu ditangani oleh dua karyawan.
Tahun lalu, jumlah nasabah KUR dari BRI mencapai 900 nasabah dalam empat bulan. Artinya, perlu petugas khusus KUR sebanyak 1,8 juta orang. Program KUR ini, memiliki double effect terhadap pekerja di sektor informal,” jelas Asmawi.
Sukses BRI menjadi penyalur KUR bakal dilanjutkan tahun ini. Di mana, pemerintah menargetkan dana KUR sebesar Rp 1.000 triliun sampai Rp 1.200 triliun bisa ditebar. dengan bunga yang diturunkan dari 12% menjadi 9%.
Adanya target besar ini, porsi BRI di distribusi KUR pada 2016, pastilah naik. Kalau 2015, BRI berhasil menyalurkan KUR Rp 16,2 triliun atau 75,72% dari target Rp 21,4 triliun. Dengan jumlah debitur kepada 920.999 debitur.
Tahun depan, BRI ditargetkan bisa menyalurkan dana KUR Rp 67,5 triliun. Yang terbagi atas KUR mikro Rp 61 triliun, KUR ritel Rp 6 triliun, dan KUR TKI Rp 500 miliar.
Dengan naiknya porsi KUR yang musti ditebar, mau tak mau, BRI harus merekrut pekera baru yang khusus menyalurkan program mulia ini.(*/berbagai sumber/tim redaksi 04)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: