Duniaindustri.com (Agustus 2021) – Pandemi Covid-19 memaksa Indonesia untuk mengimpor produk farmasi terutama vaksin dengan angka yang fantastis. Tengok saja, pada Juli 2021, negeri ini mengimpor vaksin sebesar US$ 150 juta dari 3 negara yakni China, Jepang, dan Spanyol.
Importasi vaksin Covid-19 yang terus dilakukan pemerintah ternyata menjadi penyumbang utama kenaikan impor untuk produk non migas. Meski secara total impor pada Juli 2021 turun 12,22 persen month to month (mtom) menjadi USD15,11 miliar, namun untuk impor produk farmasi justru bertambah paling tinggi. Hal ini terjadi seiring dengan masifnya program vaksinasi yang dilakukan pemerintah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, membenarkan bahwa impor produk yang masuk dalam golongan HS 30 (produk farmasi) meningkat paling tinggi yaitu bertambah US$ 185,9 juta. Dari jumlah itu impor vaksin mencapai US$ 150 juta atau paling besar dibandingkan impor produk farmasi lainnya
“Peningkatan terbesar (impor) karena impor vaksin, yaitu pada Juli 2021 sebesar US$ 150 juta. Jika dilihat berdasarkan negaranya impor produk HS 30 adalah berasal dari China, Jepang, dan Spanyol,” kata Margo dalam keterangannya, Rabu (18/8).
Sementara itu untuk kelompok barang non migas yang mengalami penurunan impor terbesar selama bulan Juli 2021 adalah kelompok barang HS 84. Produk dari golongan ini terdiri dari mesin dan peralatan mekanis.
“Penurunan impor terbesar dari kelompok ini jika dilihat dari negara asalnya adalah dari Tiongkok, Korsel dan Thailand,” katanya.
Kinerja Ekspor
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada bulan Juli 2021 surplus sebesar US$ 2,59 miliar. Sementara untuk kinerja ekspor secara kumulatif sejak Januari – Juli 2021 terjadi surplus sebesar USD14,42 miliar. Nilai surplus ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai surplus di bulan-bulan sebelumnya.
Margo Yuwono mengatakan kinerja ekspor pada bulan Juli 2021 sebesar USD17,70 miliar. Jika dibandingkan bulan Juni 2021 (month to month/mtom) mengalami penurunan sebesar 4,53 persen dimana pada bulan lalu nilai ekspor sebesar USD18,54 miliar. Sementara jika dibandingkan periode Juli 2020 (year on year / yoy) mengalami kenaikan sebesar 29,32 persen dimana saat itu nilai ekspornya sebesar USD13,69 miliar.
Untuk kinerja impor pada periode tersebut sebesar USD15,11 miliar. Angka ini turun sebesar 12,22 persen (mtom) sebesar USD17,22 miliar. Sedangkan secara tahunan mengalami kenaikan 44,44 persen sebesar USD10,46 miliar.
“Penyumbang surplus terbesar dari produk non migas yaitu lemak, minyak hewan nabati, bahan bakar mineral serta besi dan baja,” kata Margo.
Lebih lanjut catatan kinerja ekspor sejak Januari – Juli 2021 mencapai USD120,57 miliar atau terjadi kenaikan sebesar 33,94 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar USD90,02 miliar. Sementara untuk nilai impor kumulatif pada periode tersebut sebesar USD106,15 miliar atau mengalami penurunan 30,46 persen yang mencapai USD81,37 miliar.
“Selama Januari – Juli lalu cukup menjanjikan karena ekspornya tumbuhnya cukup tinggi di atas 30 persen,” lanjut Margo.
Ditambahkan bahwa surplus perdagangan pada Juli 2021 ini memperpanjang catatan positif neraca perdagangan nasional. Sebab selama 15 bulan beruntun catatan perdagangan nasional selalu positif. Hal ini menandakan bahwa perekonomian Indonesia tetap tangguh meskipun di tengah badai pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
“Dari tahun 2020 selama 15 bulan beruntun kalau di tarik ke belakang surplus perdagangan kita tertinggi terjadi pada Oktober 2020 sebesar USD3,59 miliar. Ini mengindikasikan bahwa ekonomi Indonesia membaik karena neraca perdagangan selama ini selalu surplus,” pungkas Margono. (*/berbagai sumber/tim redaksi 08/safarudin/indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 233 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 233 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: