Duniaindustri.com (September 2023) — Biaya kesehatan secara global meningkat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi, di mana pemerintah Indonesia sendiri terus melakukan transformasi agar masyarakat lebih peduli terhadap kondisi kesehatan mereka karena biaya pengobatan yang terus naik setiap tahun. Dari sisi pasar, industri farmasi konsisten naik seiring dengan kebutuhan kesehatan domestik. Adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang penggunanya sudah mencapai lebih dari 248 juta orang memiliki dampak positif bagi sektor tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Head of Research FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo dalam paparannya pada acara Investment Talk: Revitalisasi Sektor Kesehatan Melalui Pasar Modal di Era Society 5.0 beberapa waktu yang lalu di Jakarta. Adanya UU Omnibus Law Kesehatan memberikan dampak positif karena adanya aturan pengurangan impor alat dan obat kesehatan, sehingga memberi keuntungan terhadap industri kesehatan dalam negeri.
“Jika ingin berinvestasi, pilihlah sektor yang tidak terlalu ramai namun punya prospek masa depan yang bagus seperti sektor kesehatan. Emiten-emitennya bisa dari Industri Farmasi, Industri Alat Kesehatan serta Rumah Sakit.”
Wisnu memaparkan, sebagai contoh salah satu saham emiten farmasi, PT Phapros Tbk (PEHA) sebagai salah satu emiten yang konsisten dari sisi pendapatan. Phapros telah mengalami siklus bisnis yang menantang dan juga siklus optimisme selama beberapa dekade terakhir, yang artinya telah melewati fase sebelum pandemi, saat pandemi dan pascapandemi namun konsisten dengan penjualannya.
“Saham PEHA ini menarik untuk jangka menengah dan panjang, bisa dijadikan alternatif bagi investor untuk bisa punya passive income dibandingkan saham lain yang tidak punya pendapatan yang konsisten. Selain itu, pemerintah punya komitmen untuk meningkatkan alokasi anggaran di industri kesehatan di atas 30 persen. Kalau mau investasi, PEHA berpotensi mendapatkan capital gain. Berdasarkan data historis, PEHA juga setiap tahunnya rutin memberikan dividen kepada pemegang saham hingga pernah menyentuh angka 70 persen dari laba bersih perusahaan,” sarannya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia David Sutyanto mengatakan bahwa sektor kesehatan menyumbang posisi ketiga yang bertumbuh di Indonesia. Dengan inflasi yang cenderung rendah, daya beli masyarakat masih bisa meningkat lagi.
“Kesehatan menjadi sektor yang prioritas, di mana rata-rata pengeluaran kesehatan per kapita untuk pencegahan cenderung naik, dan peningkatan ini berdampak positif untuk emiten-emiten yang ada di industri ini.”
Pengeluaran masyarakat untuk upaya preventif, ungkap David juga cenderung naik. Dan ini berdampak positif bagi emiten-emiten di sektor tersebut.
“Selain itu, green investment akan menjadi topik investasi yang menarik. Saat ini pilihan investor ketika akan berinvestasi adalah apakah emiten tersebut berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan atau tidak. Indikator yang digunakan adalah ESG (Environmental, Social, and Governance).”
Seperti diketahui, PT Phapros Tbk menjadikan green business sebagai salah satu kebijakan dan standar dalam menjalankan proses bisnisnya. Emiten farmasi ini mengoptimalkan teknologi untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai unsur ekonomi hijau. Phapros berhasil meningkatkan efisiensi perusahaan sebesar 12,9% per tahun. Salah satunya adalah mengonversi energi BBM solar ke CNG (Compressed Natural Gas) yang didukung dengan penggunaan mesin pendingin (chiller) berbasis hidrokarbon dan panel solar.
Selain itu, Phapros juga berkomitmen menurunkan konsumsi penggunaan air dengan pengolahan air limbah yang bisa digunakan kembali untuk kebutuhan laundry, pengurangan dan pemanfaatan sampah, limbah B3, penurunan beban pencemaran air dan udara.
Sebagai bukti komitmen Phapros atas green business dan sustainability, Phapros berhasil memperoleh PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 8 kali sejak 2012 – 2020.(*/tim redaksi 09/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 278 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 278 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: