Duniaindustri.com (September 2016) – Council of Palm Oil Producer Countries (CPOPC) atau Dewan Negara Produsen Sawit, dengan inisiator Indonesia dan Malaysia, akan mulai beroperasi pada 1 Januari 2017. Selain kedua negara produsen terbesar itu, Brazil, Nigeria, Pantai Gading, dan Thailand juga akan ikut bergabung dalam CPOPC.
“Jadi kita membentuk organisasi untuk mendorong minyak sawit atau crude palm oil (CPO),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Menperin menyampaikan hal tersebut usai melakukan kunjungan ke Malaysia pada Rabu (31/8), untuk membahas pengoperasian Dewan Negara Produsen Sawit.
Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto yang mendampingi Airlangga mengatakan, kedua negara produsen sawit terbesar dunia tersebut memformulasikan pengoperasian Dewan Negara Produsen Sawit yang rencananya memiliki sekretariat di Jakarta.
Setelah Dewan Negara Produsen Sawit berjalan, Panggah menambahkan, beberapa negara pengembang minyak sawit akan ikut bergabung, antara lain Brazil, Nigeria, Pantai Gading dan Thailand.
Panggah menjelaskan, Dewan Negara Produsen Sawit akan membuat standarisasi operasional industri sawit mulai dari hulu atau kebun, hingga ke hilir atau proses pengolahan.
Selain itu, lanjut Panggah, Dewan Negara Produsen Sawit juga akan membina petani sawit dari kedua negara untuk meningkatkan kapasitas keahlian, melatih soal manajemen stok dan membentuk palm oil green economic zone.
“Kemenperin nanti akan fokus untuk pembentukan palm oil economic zone ini. Menyangkut kriteria dan prinsipnya,” ujar Panggah.
Tiga kawasan industri sawit di Indonesia dan Malaysia akan dipilih untuk tahap awal realisasi proyek palm oil economic zone tersebut.
Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menetapkan tiga kawasan, yakni kawasan industri di Dumai, Sei Mangke, dan Kalimantan Timur.(*/berbagai sumber/tim redaksi 05)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: