Duniaindustri.com (Juni 2021) – Realisasi belanja negara hingga akhir Mei 2021 tumbuh 12,1% secara yoy, mencapai Rp945,7 triliun dari Rp843,9 triliun pada periode sama tahun lalu, menurut menteri keuangan. Namun, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2021 yang dilaporkan Bank Indonesia (BI) justru tumbuh melambat, yakni tumbuh 8,1 persen (yoy) pada Mei 2021 dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,5% (yoy).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan belanja negara hingga akhir Mei 2021 merupakan 34,3% dari target APBN yaitu Rp2.750 triliun. “Sampai Mei, belanja negara kita tumbuh meyakinkan 12,1 persen,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita secara virtual, Senin (21/6).
Realisasi belanja negara meliputi belanja pemerintah pusat yang mencapai Rp647,6 triliun atau 33,14% dari target Rp1.954,5 triliun dan jumlah ini meningkat 20,53% dibanding Mei 2020 yang hanya Rp537,3 triliun. Kemudian juga berasal dari transfer ke daerah dan dana desa ( TKDD ) mencapai Rp298 triliun atau 37,47% dari target Rp795,5 triliun dan realisasi ini terkontraksi -2,8% dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp306,6 triliun.
Belanja pemerintah pusat sendiri meliputi belanja kementerian/lembaga (K/L) mencapai Rp359,8 triliun atau 34,9% dari target Rp1.032 triliun dan realisasinya meningkat 33,07% dibanding periode sama tahun lalu Rp270,4 triliun.
Kemudian juga belanja non-K/L mencapai Rp287,9 triliun atau 31,2% dari target Rp922,6 triliun dan realisasinya meningkat 7,82% dibanding Mei 2020 yang hanya sebesar Rp267 triliun.
Untuk realisasi belanja barang K/L tumbuh 91,4 persen yakni dari Rp69,2 triliun pada Mei 2020 menjadi Rp132,4 triliun dipengaruhi oleh akselerasi program PEN.
“Kita lihat mayoritas adalah untuk masyarakat, vaksin dan kemudian bantuan untuk pelaku usaha mikro,” ujar Sri Mulyani.
Untuk realisasi belanja modal tumbuh signifikan mencapai 120,3% yakni dari Rp26,9 triliun pada Mei 2020 menjadi Rp59,3 triliun dipengaruhi oleh pembayaran dan percepatan proyek infrastruktur dasar lanjutan 2020 dan pengadaan peralatan.
Untuk realisasi belanja subsidi dan belanja lain-lain mengalami peningkatan utamanya terhadap penyaluran berbagai jenis subsidi dan program Kartu Prakerja.
Secara rinci, realisasi subsidi meningkat 15,7% yakni dari Rp48,9 triliun menjadi Rp56,6 triliun dan untuk belanja lain-lain meningkat 218% dari Rp3,4 triliun menjadi Rp10,8 triliun.
Sementara itu, realisasi TKDD Rp298 triliun meliputi transfer ke daerah yang mencapai Rp275,7 triliun atau 38,1% dari target Rp723,5 triliun dan terkontraksi 0,7% dibanding Mei 2020 Rp277,7 triliun.
Sedangkan dana desa mencapai Rp22,3 triliun atau 31% dari target Rp72 triliun dan jumlah ini terkontraksi hingga 22,6% dibanding realisasi tahun lalu dalam periode yang sama yakni mencapai Rp28,9 triliun.
Likuiditas Tumbuh Melambat
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2021 tetap tumbuh terjaga. Posisi M2 pada Mei 2021 sebesar Rp6.994,9 triliun atau tumbuh 8,1 persen (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi BI,Erwin Haryono, mengatakan pertumbuhan jumlah uang beredar ini memang melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,5 persen (yoy). Perlambatan terjadi pada mayoritas komponen uang beredar sempit (M1) dan uang kuasi. Pertumbuhan M1 pada Mei 2021 sebesar 12,6 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan April 2021 sebesar 17,4 persen (yoy).
“Pertumbuhan uang kuasi juga melambat, dari sebesar 9,7 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 6,8 persen (yoy) pada Mei 2021,” kata Erwin dalam keterangan resminya, Selasa (22/6).
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan M2 pada Mei 2021 terutama dipengaruhi oleh perlambatan aktiva luar negeri bersih. Faktor aktiva luar negeri bersih tumbuh 6,4 persen (yoy), melambat dibandingkan 10,7 persen (yoy) pada April 2021. Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh 61,4 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 45 persen (yoy).
“Selain itu, pertumbuhan kredit tercatat -1,3 persen (yoy), meskipun terus menunjukkan perbaikan dibandingkan pertumbuhan Maret dan April 2021 masing-masing sebesar -3,7 persen (yoy) dan -2,4 persen (yoy),” pungkasnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 226 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 226 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: