Duniaindustri.com (Agustus 2024) — Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 tercatat pada level 49,3, mengalami kontraksi pertama kalinya dalam 29 bulan terakhir. Terjadi perbedaan pandangan antara Menteri Perindustrian dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan terkait hal itu.
“Komponen tingkat output dan permintaan baru dalam PMI termoderasi, terutama akibat gejolak geopolitik global,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Nathan Kacaribu dalam keterangan tertulis, kemarin.
Meskipun demikian, komponen Indeks Kepercayaan Bisnis terhadap prospek produksi ke depan berada pada level tertinggi sejak Februari 2024. Produsen optimis bahwa volume penjualan akan meningkat dan kondisi pasar akan kembali menguat di tahun depan.
“Ini sejalan dengan proyeksi IMF untuk pertumbuhan ekonomi 2025 yang naik ke 3,3%, dari 2024 yang mencapai 3,2%,” ujar Febrio.
Terlepas dari dampak negatif gejolak geopolitik terhadap rantai pasok global, kondisi saat ini sekaligus menjadi momentum bagi pelaku industri untuk terus memperkuat daya saing dan berinovasi dalam aktivitas perdagangan global. Selain itu, inflasi harga input yang dalam tren penurunan diharapkan turut menopang kinerja ke depan.
Selaras dengan momentum tersebut, dukungan kebijakan Pemerintah terus dioptimalkan sehingga sektor manufaktur diharapkan dapat turut membantu penyerapan lapangan kerja di tengah stagnasi global.
“Secara keseluruhan, Pemerintah masih optimis dengan kinerja sektor manufaktur. Pada triwulan II lalu, penanaman modal pada industri logam dasar tumbuh double digit, sejalan dengan semangat transformasi industri. Namun, kita juga akan tetap memperhatikan beberapa subsektor di industri kita tengah menghadapi kondisi yang tidak mudah dengan situasi global saat ini. Pemerintah terus berkolaborasi dengan semua pihak untuk langkah-langkah mitigasi,” urai Febrio.
Di tengah moderasi level PMI Indonesia, beberapa negara mitra dagang utama Indonesia juga mengalami tantangan yang sama, seperti Tiongkok (49,8), Amerika Serikat (49,5), dan Jepang (49,1). Negara-negara tetangga juga menunjukkan tren perlambatan aktivitas sektor manufaktur, seperti Malaysia dan Australia masing – masing berada pada level 49,7 dan 47,5.
Sementara itu, menanggapi hasil survei PMI manufaktur Juli 2024, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, PMI manufaktur Indonesia terbukti turun sejak kebijakan relaksasi impor diberlakukan. “Kami tidak kaget dan logis saja melihat hasil survei ini, karena ini semua sudah terprediksi ketika kebijakan relaksasi impor dikeluarkan,” ujar Menperin di Jakarta, kemarin.
Agus terus menekankan pentingnya sinergi kebijakan pemerintah untuk mendukung kinerja industri manufaktur. Ia menyampaikan, jika pemerintah bisa segera mengembalikan kebijakan yang pro kepada industri dalam negeri, pihaknya yakin PMI manufaktur Indonesia akan segera naik lagi pada posisi ekspansi.
“Posisi sektor manufaktur sudah sangat sulit karena kondisi global, termasuk logistik, sangat tidak menguntungkan bagi sektor ini. Oleh sebab itu, para menteri jangan mengeluarkan kebijakan yang justru semakin membunuh industri,” tegas Menperin.
Menurut Agus, hasil survei PMI manufaktur Juli 2024 bisa membuka mata para menteri dan pemangku kepentingan akan perlunya keselarasan langkah dan pandangan dalam membangun industri dalam negeri. “Kemenperin tidak bisa sendiri dalam hal ini. Menjaga kinerja sektor manufaktur bukan saja untuk mempertahankan agar nilai tambah tetap dihasilkan di dalam negeri, namun juga melindungi tersedianya lapangan kerja bagi rakyat Indonesia,” ia mengingatkan.
Economics Director S&P Global Market Intelligence Paul Smith memaparkan, perlambatan pasar secara umum mendorong penurunan marginal pada kondisi pengoperasian selama bulan Juli, dengan permintaan baru berkurang dan produksi turun untuk pertama kali dalam dua tahun. Hal ini mempengaruhi produsen menjadi lebih waspada dengan sedikit mengurangi aktivitas pembelian dan ketenagakerjaan menurun pada kecepatan tertinggi sejak bulan September 2021. (*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 296 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 296 database, klik di sini
- Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: