Duniaindustri.com (Februari 2016) – PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), emiten perkebunan kelapa sawit yang mayoritas sahamnya dimiliki Grup Astra, berencana menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue) senilai Rp 4 triliun untuk membayar utang. Perseroan akan menerbitkan 450 juta saham baru.
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen Astra Agro menyatakan PT Astra International Tbk telah mengindikasikan niatnya untuk melaksanakan HMETD miliknya menjadi saham yang mewakili 79,68% dari saham baru dan bertindak sebagai pembeli siaga untuk sisa saham baru yang tidak diambil bagian dalam penambahan modal dengan memberikan HMETD.
Jika pemegang saham minoritas tidak melaksanakan HMETD miliknya dan tidak mengambil porsinya atas saham baru, maka pemegang saham tersebut akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya (dilusi) dari 20,32% menjadi 15,8%.
Manajemen Astra Agro akan menggunakan seluruh dana yang diterimanya dari penambahan modal dengan memberikan HMETD setelah dikurangi dengan seluruh komisi-komisi, biaya-biaya, ongkos-ongkos dan pengeluaran-pengeluaran lainnya, untuk pelunasan kewajiban utang.
Hingga akhir 2015, jumlah liabilitas atau kewajiban total Astra Agro mencapai Rp9,81 triliun, naik 45,98 persen dari Rp6,72 triliun pada tahun 2014.
Guna melancarkan rencana tersebut, perseroan bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari Senin, tanggal 11 April 2016 dalam rangka persetujuan peningkatan modal dengan memberikan HMETD.
Rumor yang berkembang di antara pelaku pasar menyebutkan harga rights issue Astra Agro bisa mencapai Rp 8.800 per lembar. Hal itu bisa mempengaruhi harga saham perseroan di pasar saham.
Laba bersih Astra Agro pada 2015 anjlok 75,3% menjadi Rp619 miliar dari Rp2,5 triliun pada periode yang sama 2014. Pelemahan laba bersih itu disebabkan penurunan pendapatan sebesar 19,93% menjadi Rp13,06 triliun dari Rp16,31 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, terdapat kerugian kurs yang sangat besar pada 2015 yaitu mencapai Rp580,37 miliar. Jumlah itu naik dari rugi kurs Rp126,68 miliar pada 2014.
Lahan Terbesar
Sebanyak lima grup perusahaan sawit menjadi penguasa area kebun sawit di Indonesia dengan menguasai 14% dari total area kelapa sawit di Indonesia. Lima grup perkebunan itu masing-masing grup terintegrasi secara vertikal dengan fasilitas produksi antara dan hilir.
Menurut penelusuran duniaindustri.com, di antara lima grup perusahaan perkebunan terbesar tersebut, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) merupakan grup yang paling tidak terintegrasi. PT Astra Agro Lestari Tbk hampir sepenuhnya merupakan produsen minyak sawit hulu murni dan baru mulai berkonsentrasi pada perkebunan dan penggilingan belakangan ini.
Area terbesar dimiliki oleh Golden Agri-Resources Ltd, yang memiliki 0,46 juta hektar area tertanam pada akhir tahun 2013. PT Astra Agro Lestari Tbk memiliki 0,27 juta hektar, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) memiliki 0,23 juta hektar dan area terbesar berikutnya dimiliki oleh Wilmar International, yang juga memiliki 0,23 juta hektar (angka ini mencakup beberapa area yang terletak di Malaysia). Anak perusahaan Sime Darby Berhad di Indonesia, PT Minamas Plantation, memiliki 0,2 juta hektar lahan kelapa sawit.
Sementara di Malaysia, hampir 20% dari total area perkebunan sawit dimiliki oleh empat grup perkebunan terbesar: Felda Global Ventures Holdings Bhd, Sime Darby Bhd, Kuala Lumpur Kepong Bhd dan IOI Corporation Bhd. Grup-grup tersebut terintegrasi secara vertikal, dengan 0,86 juta area menghasilkan (khusus untuk Kuala Lumpur Kepong Bhd, angka ini termasuk area miliknya di Indonesia yang tidak dibedakan dalam dokumen publik).
Pada 2011, data Kementerian Pertanian RI yang diperoleh tim redaksi duniaindustri memperlihatkan, Sinarmas Group masih mendominasi produksi CPO sebanyak 15.000 ton per hari dengan total luas lahan kebun sawit di Indonesia mencapai 320 ribu hektare. Perusahaan terbesar kedua adalah Wilmar International Group yang memproduksi 7.500 ton per hari dengan luas lahan 210 ribu hektare.
Disusul kemudian PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV yang memproduksi 6.675 ton per hari, kemudian PT Astra Agro Lestari Tbk yang memproduksi 6.000 ton per hari dengan luas lahan 192 ribu hektare.
Jika dilihat dari luas lahan kebun sawit yang dimiliki, Salim Group yang merupakan induk usaha dari PT Salim Plantations, Indofood Group, dan IndoAgri menguasai lahan sawit terbesar di Indonesia sebesar 1.155.745 hektare. Disusul kemudian oleh Sinarmas Group dan Wilmar. Namun, lahan yang dimiliki Salim Group belum ditanami seluruhnya, hanya 95.310 hektare.(*)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: