Latest News
You are here: Home | World | Batavia Air Pailit
Batavia Air Pailit

Batavia Air Pailit

Duniaindustri.com – Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) memutuskan untuk memailitkan perusahaan maskapai penerbangan swasta nasional Batavia Air yang dikendalikan oleh PT Metra Batavia. Vonis pailit dijatuhkan setelah utang yang jatuh tempo tidak kunjung dibayar.

“Alasan pailit yaitu adanya utang terbukti. Utang itu telah jatuh tempo dan dapat ditagih dan tidak dibayar oleh PT Metro Batavia, operator maskapai Batavia Air, dan terbukti adanya kreditur lain dalam perkara itu,” kata Humas PN Jakpus, Bagus Irawan, kepada wartawan.

Bagus menjelaskan, putusan majelis hakim ini sesuai ketentuan pasal 2 ayat 11 UU Kepailitan. “Jatuh tempo utang pada 13 Desember 2011 sebesar US$ 4,68 juta,” jelasnya.

Bagus juga menjelaskan, mengapa putusan pailit tetap dijatuhkan padahal gugatan sudah dicabut penggugat, sebab pihak Batavia menolaknya. “Mungkin dia sudah menghitung secara finance, jumlah modal, utang dan sudah kolaps dan tidak mungkin (untuk tidak pailit). Saya sempat lihat kantor Batavia yang sempat pindah-pindah, mungkin itu kali,” ujar Bagus.

Seperti diketahui, Batavia terlilit utang dalam perjanjian sewa pesawat yang dibuat Desember 2009 dan berlaku hingga Desember 2015. Namun pada Desember 2012, Batavia Air belum juga membayar sewa dari tahun pertama.

Gugatan pailit International Lease Finance Corporation (ILFC) itu terjadi setelah maskapai penerbangan nasional tersebut batal diakuisisi maskapai penerbangan asal Malaysia, AirAsia. ILFC mengajukan permohonan pailit terkait dengan pesawat Airbus A330 yang dioperasikan maskapai swasta nasional tersebut untuk angkutan haji. Namun, Batavia Air tidak mendapatkan tender pengangkutan haji sehingga pesawat tidak maksimal dioperasikan.

Selain ILFC, Batavia Air juga dilaporkan memiliki tagihan utang yang sama kepada Sierra Leasing Limited. Akibat tak membayar utang ini, Batavia Air pun dipailitkan.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti dalam jumpa pers mengatakan sebagian rute-rute Batavia Air akan dialihkan kepada Mandala Airlines. “Ternyata mereka (Batavia Air) sudah ada kerjasama untuk mengantisipasi dengan Mandala Airlines. Jadi Mandala bersedia untuk rute yang bisa dilayani akan dilayani oleh Mandala. Yang lain sudah diajak. Tapi saya mengiimbau airlines lain, bisa coba untuk menampung, minimal dengan harga yang paling minimum. Saya sudah contact dengan airlines yang lain. Itu imbauan,” tutur Herry.

Namun Herry belum menjelaskan berapa banyak rute Batavia Air yang akan dicaplok oleh Mandala Airlines.
Batavia Air berawal dari usaha agen travel dan tumbuh menjadi usaha charter angkutan udara. Batavia Air berdiri di 2001. Kemudian di 2002, Batavia Air memperoleh Sertifikasi sebagai Operator Penerbangan.

Batavia Air yang dimiliki oleh keluarga Yudiawan Tansari, pengusaha asal Pontianak, Kalimantan Barat ini mengoperasikan lebih dari 170 penerbangan setiap harinya dan melayani 42 kota tujuan di seluruh Indonesia. Batavia Air memiliki 36 armada pesawat yang terdiri dari Boeing 737-300, Boeing 737-400, Airbus A-319, Airbus A-320, dan Airbus A330.

Batal Diakuisisi

Pailit yang dialami Batavia Air sungguh tragis, mengingat AirAsia Berhad pernah berencana mengakuisisi maskapai tersebut namun gagal. Maskapai Malaysia, AirAsia Berhad (AirAsia), melalui anak usahanya AirAsia Investment Ltd berminat mengakuisisi saham PT Metro Batavia (operator Batavia Air) senilai US$ 80 juta. Akuisisi itu akan memuluskan rencana anak usaha AirAsia di Indonesia untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar 20% saham di Indonesia pada 2013.

AirAsia Investment Ltd melangsungkan penandatanganan kesepakatan perjanjian jual beli saham Batavia Air hari ini di Jakarta. “Nilai akuisisinya US$80 juta,” kata CEO Group AirAsia Berhad Tan Sri Dr Tony Fernandes.
Akuisisi itu seluruhnya dibiayai dana internal perseroan. “Transaksi dalam tunai,” ujarnya.

AirAsia Investment Ltd menyepakati perjanjian jual beli saham bersyarat bersama mitranya PT Fersindo Nusperkasa (Fersindo) untuk mengakuisisi PT Metro Batavia (operator Batavia Air). Merujuk pada peraturan kepemilikan maskapai penerbangan sipil di Indonesia, AirAsia akan memiliki saham di Metro Batavia sebesar 49% dan Fersindo, mitranya di Indonesia, sebagai pemegang saham mayoritas yaitu sebesar 51%. Fersindo juga merupakan pemegang saham mayoritas PT Indonesia AirAsia dengan porsi kepemilikan 51%.

Akuisisi 100% saham Metro Batavia oleh AirAsia dan Fersindo akan dilakukan dalam dua tahap, melalui akuisisi saham mayoritas 76,95%, dilanjutkan dengan akuisisi sisa saham sebesar 23,05% yang dimiliki pemegang sham saat ini. Metro Batavia juga pemegang saham Aero Flyer Institute (AFI) dan nilai pertimbangan pembelian 100% saham AFI adalah US$ 1 juta. Akuisisi tersebut ditargetkan selesai pada kuartal II 2013.(Tim redaksi 02/berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top