Latest News
You are here: Home | Umum | Banjir Guncang Jakarta, 300 Pabrik Berhenti Produksi
Banjir Guncang Jakarta, 300 Pabrik Berhenti Produksi

Banjir Guncang Jakarta, 300 Pabrik Berhenti Produksi

Duniaindustri (Januari 2013) – Banjir besar yang mengguncang Jakarta sejak Kamis (17/1) merusak infrastruktur Ibukota Indonesia itu dan menyebabkan sedikitnya 300 pabrik di Kawasan Industri Pulogadung lumpuh serta berhenti produksi. Kerugian yang timbul akibat lumpuhnya industri, perdagangan, distribusi, dan jalur transportasi itu diperkirakan lebih dari miliaran rupiah per hari.

Berbagai kantor pemerintahan dan swasta terpaksa diliburkan karena ketinggian air yang menyulitkan operasional. Sementara jalur transportasi yang terputus menghentikan arus distribusi logistik. Ratusan mobil masyarakat juga terendam karena musibah banjir besar yang tercatat sebagai yang terbesar kedua setelah 2007.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi DKI Jakarta melaporkan akibat banjir yang melanda ibukota mengakibatkan kawasan industri Pulogadung lumpuh sehingga sekitar 300 pabrik harus berhenti berproduksi. “Baru saja kami dapat laporan bahwa kawasan industri Pulogadung terendam banjir dengan ketinggian sekitar 20 centimeter hingga satu meter. Efektifnya, sekitar 300 pabrik berhenti total untuk produksi,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang.

Kerugian akibat lumpuhnya kegiatan di kawasan industri di Jakarta Timur itu ditaksir mencapai Rp1,5 miliar per hari. Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi langsung dari pengusaha karena jalur komunikasi dan listrik mati.

“Kerugiannya sekitar Rp1,5 miliar per hari akibat 300 pabrik yang otomatis berhenti beroperasi itu,” katanya.

Banjir yang melanda Ibukota akibat hujan terus-menerus sejak beberapa hari dan puncaknya Kamis siang telah mengakibatkan sejumlah akses jalan terhambat.

Banjir yang melanda ibukota juga menyebabkan aktivitas produksi terhambat karena karyawan dan buruh yang tidak bisa datang ke tempat kerja. Ditambah lagi tersendatnya kegiatan transaksi keuangan dan bisnis untuk melayani kegiatan dunia usaha.

Pengusaha berharap pemerintah bisa segera mengatasi masalah banjir yang melanda ibukota. Banjir dinilai tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga menghambat kinerja ekonomi.

Masalah banjir, menurut Sarman, juga tidak lepas dari adanya upaya pembenahan infrastruktur. Perbaikan infrastruktur yang menyeluruh, dalam kaitannya ke depan, diharapkan bisa menopang perekonomian Jakarta.

“Tantangan dunia usaha saat ini sangat besar di Jakarta dan akan susah dicapai jika Pemprov tidak responsif terhadap apa yang jadi tantangan pengusaha,” ungkapnya.

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar menambahkan, kerugian pengusaha nasional akibat bencana banjir diperkirakan mencapai Rp500 miliar per hari. Menurutnya, bencana banjir khususnya di kawasan industri yang melumpuhkan kegiatan perdagangan memberikan dampak yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesia.

“Sebanyak 30%-40% kegiatan perdagangan dan industri manufaktur Indonesia berpusat di Jabodetabek dan Karawang,” ujarnya.

Sanny yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia ini merinci besarnya kerugian yang ditanggung tersebut akibat dari terganggunya pengoperasian kegiatan produksi di sektor industri, dan kerusakan sarana dan prasarana produksi.

Kemudian, terhambatnya arus distribusi bahan baku dan barang jadi, serta terjadinya pembatalan transaksi bisnis sampai timbulnya claim/tuntutan dari pihak pembeli/buyer di luar negeri, juga mengakibatkan kerugian yang besar bagi dunia usaha.(Tim redaksi 02/berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top