Duniaindustri.com — PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) melakukan penggabungan usaha atau merger dengan PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI). Merger ini dilakukan dengan melakukan share swap antara kedua operator CDMA itu.
Kedua perusahaan itu telah menandatangani penjualan bersyarat jual beli (conditional sale and purcase agreement) pada 13 Maret 2012. Tahapan merger diawali dengan Bakrie Telecom mengakuisisi 35% saham Sampoerna Telekomunikasi Indonesia.
“Selanjutnya dalam tiga tahun Bakrie Telekomunikasi akan mengambil 100 persen saham Sampoerna Telekomunikasi Indonesia dan sebagai imbalannya Sampoerna Strategic akan menjadi pemegang saham Bakrie Telecom yang cukup berarti,” kata Presiden Direktur Bakrie Telecom Anindya Bakrie. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia saat ini dimiliki oleh Sampoerna Strategic dan Polaris.
Sampoerna masuk ke Bakrie Telecom lewat private placement. Bakrie Telecom akan merilis saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Anindya mengatakan kedua perusahaan akan mengintegrasikan operasi bisnis di bawah satu manajemen Bakrie Telecom. Tujuannya untuk penetrasi layanan selular dan memanfaatkan pertumbuhan bisnis telekomunikasi.
“Pihak yang bertanggung jawab ialah Bakrie Telecom. Maka, kami yang mengendalikan dan menjalankan operasional,” jelasnya.
Dia memperhitungkan frekuensi 7,5 Mhz milik Sampoerna Telekomunikasi Indonesia dalam band 450 Mhz akan menambah kapasitas yang cukup bagi Bakrie Telecom yang mengoperasikan Esia.
Untuk memuluskan merger ini, Bakrie Telecom akan melakukan dua aksi koporasi. Pertama, Bakrie Telecom akan merilis saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) maksimal 10 % dari total saham senilai Rp 900 miliar. Jumlah saham Bakrie Telecom saat ini tercatat 28,48 miliar saham. Dengan demikian porsi HMETD sebanyak 2,85 miliar saham.
Kedua, Bakrie Telecom berusaha meraih pinjaman bank sebesar Rp 500 miliar. Saat ini, perseroan telah mengerucutkan sumber pinjaman dari bank luar negeri. “Pinjaman dari bank asing, kemungkinan dengan nilai sebesar itu akan disindikasikan dengan beberapa bank,” ungkap Deputi Presiden Direktur dan CEO Bakrie Telecom Jastiro Abi. Dengan demikian total target perolehan dana Bakrie Telecom sebesar Rp 1,4 triliun.
Sampoerna Telekomunikasi Indonesia mengakui pilihan bermitra dengan grup Bakrie karena kesamaan visi. Presiden Komisaris Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, Michael Sampoerna, mengatakan selama ini pihaknya mencari beberapa calon mitra strategis.
“Kita memilih Bakrie Telecom karena sama-sama sebagai operator CDMA dan memiliki visi yang sama. Kerjasama ini juga mengantisipasi pertumbuhan bisnis telekomunikasi yang tumbuh 10-20% per tahun,” ujarnya.(Tim redaksi 04)