Latest News
You are here: Home | Umum | Baja dan Tekstil Tumbuh Tertinggi di Kuartal I
Baja dan Tekstil Tumbuh Tertinggi di Kuartal I

Baja dan Tekstil Tumbuh Tertinggi di Kuartal I

Duniaindustri.com – Bagaimana perkembangan pertumbuhan industri manufaktur nasional di kuartal I 2011, data Badan Pusat Statistik (BPS) perlu dicermati secara seksama. Menurut BPS, di tiga bulan pertama 2011, industri logam dasar besi dan baja serta tekstil barang kulit dan alas kaki tumbuh paling tinggi dibandingkan subsektor industri yang lain.

Industri baja tumbuh paling tinggi mencapai 18,22% di kuartal I 2011, diikuti tekstil yang pertumbuhannya naik 10,39%. Padahal, di 2010 pertumbuhan industri baja hanya 2,56%, dan tekstil hanya 1,74%.

Sedangkan industri otomotif turun menjadi 8,84% di kuartal I 2011, padahal di 2010 otomotif mampu mencetak pertumbuhan 10,35%. Selain otomotif, industri pupuk kimia dan barang dari karet juga turun pertumbuhannya pada kuartal I 2011 menjadi -0,07%. Padahal pada 2010, industri pupuk kimia dan barang dari karet membukukan pertumbuhan 4,67%.

Pertumbuhan industri makanan, minuman, dan tembakau pada kuartal I 2011 mencapai 4,01%, naik hampir dua kali lipat dibandingkan 2010 yang hanya 2,73%. Industri kertas dan barang cetakan juga meraih pertumbuhan cukup tinggi, menjadi 4,24% pada kuartal I 2011, dibandingkan 2010 sebesar 1,64%.

Secara total, pertumbuhan industri manufaktur nasional pada kuartal I 2011 mencapai 5,75%, meningkat dibandingkan 2010 sebesar 5,09%. Namun, pertumbuhan industri manufaktur nasional masih di bawah laju pertumbuhan ekonomi nasional yang pada kuartal I mencapai 6,46%.

Menteri MS Hidayat menjelaskan, di kuartal I 2011 industri barang kayu dan hasil hutan masih mencatatkan pertumbuhan -0,4%, jauh lebih baik dibandingkan 2010 -3,5%.

Dipicu kenaikan harga
Pertumbuhan tinggi di sektor baja dan tekstil pada kuartal I 2011 dipicu kenaikan harga. Kenaikan harga dua sektor industri itu membuat produksi baja dan tekstil di Indonesia menggeliat.

Harga baja dunia sepanjang kuartal I 2011 telah naik di kisaran 15-23% sehingga mendorong peningkatan harga baja di pasar lokal. Sedangkan di tekstil, harga kapas yang naik hingga lebih dari dua kali lipat memicu peningkatan harga tekstil secara keseluruhan, mulai serat, benang, kain, hingga garmen.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menjelaskan, kenaikan harga kapas serta peningkatan permintaan tekstil dunia pasca-krisis global mulai menggairahkan industri tekstil nasional.

Dia mencontohkan, permintaan garmen di China tumbuh 3-5% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Dengan populasi jumlah penduduk China yang mencapai sekitar 1,3 miliar orang, pertumbuhan demand garmen dalam waktu lima tahun terakhir diperkirakan 1 kilogram per orang. “Itu berarti demand garmen China naik 1,3 miliar kilogram. Angka yang besar untuk dunia,” paparnya.(Tim redaksi 02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top