(Duniaindustri.com) – Geliat PT Astra International Tbk (ASII) sebagai raksasa otomotif terbesar di Indonesia mulai masuk ke sektor lain yakni jalan tol dan pelabuhan. Astra menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp16,7 triliun pada 2012, naik dari diperkirakan sebelumnya Rp15 triliun.
“Belanja modal tahun ini tumbuh 35% menjadi Rp16,7 triliun. Kami telah mengakuisisi jalan tol akhir tahun lalu sehingga butuh belanja modal juga untuk tahap penyelesaian,” ujar Direktur Utama PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto.
Perseroan telah mengakuisisi jalan tol Mojokerto-Kertosono pada akhir tahun 2011. Astra juga tertarik untuk mengembangkan pelabuhan khusus untuk melayani kebutuhan sektor pertambangan dan kelapa sawit.
Belanja modal tersebut merupakan belanja modal konsolidasi, belum termasuk untuk Astra Honda Motor dan Astra Daihatsu Motor sekitar Rp5 triliun.
Dana belanja modal untuk sektor agribisnis Astra sekitar Rp2 triliun, alat berat dan pertambangan sekitar Rp5,5 triliun, otomotif sekitar Rp2,5 triliun-Rp3 triliun,dan infrastruktur sekitar Rp5,8 triliun. Dana belanja modal itu akan berasal dari kas internal.
Anak usaha perseroan Astra International, yaitu Astratel, sedang menjajaki masuk proyek pelabuhan. Direktur Astra International Angky Tisnadisastra menjelaskan, perseroan melihat pelabuhan sebagai sektor yang prospektif.
Ke depan, Angky menambahkan, Astra masih fokus untuk jalan tol dan pembangkit listrik. Perseroan juga memiliki kepemilikan saham di Palyja.
Astra International mencatat laba bersih Rp 17,8 triliun di 2011, melonjak 24% dari laba tahun sebelumnya Rp 14,4 triliun. Kinerja tersebut disumbang oleh enam lini bisnis inti, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, serta teknologi informasi.
Keterangan pers yang diperoleh dari PT Astra International Tbk menyebutkan pendapatan bersih Astra tahun lalu naik 26% dibandingkan 2010, dari Rp 129 triliun menjadi Rp 162,6 triliun.
Hingga 31 Desember 2011 perseroan dan entitas anak usaha memiliki 112 ribu pekerja, naik dibanding 2010 sebanyak 93.544 pekerja. Biaya karyawan PT Astra International Tbk hingga 31 Desember 2011 kurang lebih Rp 9 triliun, naik 21% dibanding 2010 Rp 7,4 triliun.
Laba bersih divisi otomotif meningkat 13% menjadi Rp 8,3 triliun di 2011. Penjualan mobil Grup Astra, yaitu Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, dan Peugeot, melonjak 13% menjadi 483.000 unit, dengan pangsa pasar sebesar 54%, merosot dibandingkan tahun 2010 sebesar 56%. Penurunan pangsa pasar ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan komponen otomotif akibat tsunami Jepang dan banjir di Thailand. Untuk motor, penjualan anak usaha PT Astra Honda Motor (AHM) tumbuh 25% menjadi 4,3 juta unit.
Duniaindustri.com menghitung pasar mobil di Indonesia pada 2011 mencapai 894.180 unit atau sekitar Rp 134,12 triliun dengan rata-rata harga mobil per unit Rp 150 juta. Angka penjualan mobil di negeri ini pada 2011 naik 17% dibanding tahun sebelumnya 764.710 unit. Sedangkan pasar motor di Indonesia pada 2011 mencapai 8.043.535 unit atau ditaksir Rp 80,43 triliun dengan harga rata-rata per unit Rp 10 juta. Angka penjualan motor di Indonesia pada 2011 naik 8,7% dibanding 2010.
Di komponen otomotif, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), anak usaha yang 95,7% sahamnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk, mencatat laba bersih sebesar Rp 1 triliun, turun 12% dari tahun sebelumnya karena kenaikan biaya bahan baku.
Di sektor perbankan, PT Bank Permata Tbk, anak usaha yang 44,5% sahamnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk, meraup laba bersih Rp 1,2 triliun, naik 15%.
Di Divisi Alat Berat dan Pertambangan, PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk, sepanjang tahun 2011 membukukan peningkatan laba bersih sebesar 52% menjadi Rp 5,9 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut didukung oleh kenaikan penjualan alat berat Komatsu sebesar 57% menjadi 8.467 unit.
Di sektor agribisnis, PT Astra Agro Lestari Tbk, anak usaha yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk, mencatat laba bersih sebesar Rp 2,4 triliun atau naik 19% karena adanya peningkatan produksi minyak sawit sebesar 14% menjadi 1,3 juta ton, dan peningkatan harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) di tahun 2011 sebesar 8%.
Di Divisi Infrastruktur dan Logistik, PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang 79,3% sahamnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk, mengoperasikan jalur Tangerang – Merak sepanjang 72,5 km, mencatat peningkatan volume trafik sebesar 11% menjadi 32,6 juta kendaraan. PT PAM Lyonnaise Jaya, perusahaan penyedia air bersih di wilayah Jakarta Barat, sepanjang tahun 2011 berhasil meningkatkan penjualan air bersih sebesar 4% menjadi 153,2 juta m3.
Di Divisi Teknologi Informasi, PT Astra Graphia Tbk (ASGR), anak usaha yang 76,9% sahamnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk, membukukan laba bersih sebesar Rp 139 miliar, naik 18% dibandingkan tahun sebelumnya.(Tim redaksi 01)