Duniaindustri.com (Juni 2019) – Perang dagang antara dua kekuatan adidaya ekonomi dunia, yaitu Amerika Serikat (AS) dan China, tampaknya makin memanas. Kabar terbaru menyebutkan bahwa regulator pasar China baru saja mendenda Ford senilai 162,8 juta yuan atau setara US$ 23,5 juta (sekitar Rp336,4 miliar) karena diduga melanggar undang-undang antimonopoli.
Denda itu seakan-seakan menjadi balasan China terhadap Amerika yang memasukkan raksasa teknologi China, Huawei, ke dalam daftar hitam perdagangan. Langkah China juga meningkatkan kekhawatiran di antara perusahaan-perusahaan AS bahwa mereka mungkin menjadi sasaran pembalasan berikutnya.
Administrasi Negara untuk Pengaturan Pasar (SAMR) menyatakan di situs webnya bahwa usaha patungan Ford dengan Chongqing Changan Automobile Co, Changan Ford, telah melanggar hukum dengan menetapkan harga jual kembali minimum untuk mobil-mobilnya di Chongqing sejak 2013.
Perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki 50:50 oleh Ford dan Changan Auto itu dianggap tidak memberikan bukti bahwa penetapan harga jual itu sesuai dengan undang-undang antimonopoli negara itu selama penyelidikan.
“Tindakan Changan Ford membuat para dealer di hilir tidak memiliki otonomi penetapan harga, mengecualikan dan membatasi persaingan dalam merek, serta merusak persaingan yang adil di pasar dan kepentingan hukum konsumen,” tulis SAMR, Sabtu (8/6).
Beberapa analis mengatakan pengaturan harga jual kembali minimum seperti itu tidak biasa di China. “Setiap pembuat mobil berupaya melindungi nilai jual kembali mereknya. Kadang-kadang tindakan mereka mungkin dianggap melewati batas seperti dengan basis harga,” kata CEO ZoZo Go yang berbasis di California dan mantan eksekutif General Motors, Michael Dunne.
SAMR tidak menyebutkan perang dagang dalam pengumumannya tentang denda usaha Ford. Denda ini setara dengan 4 persen dari penjualan perusahaan patungan di Chongqing tahun lalu.
Changan Ford menghormati keputusan regulator dan telah mengambil tindakan korektif dalam manajemen penjualan regionalnya bersama dengan para dilernya. “Changan Ford akan terus memastikan kegiatan bisnisnya berkontribusi pada lingkungan persaingan yang bebas dan adil,” kata Changan dalam pernyataan tertulis.
Selain Ford, sebelumnya ada produsen lain yang melanggar undang-undang anti-monopoli yakni General Motors, yang didenda US$ 29 juta pada tahun 2016, serta Audi dan Fiat Chrysler.
Dampak Perang Dagang
Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara menilai meskipun tidak terlibat langsung dalam perang dagang antarkedua negara itu, posisi Indonesia memang tidak menguntungkan. Menurutnya, produk-produk, seperti elektronik, bahan baku otomotif hingga komoditas perkebunan, paling terdampak dari turunnya permintaan ekspor.
Di sisi lain, AS dan China akan mengalihkan kelebihan produksi ke pasar lain. “Pada 2018 misalnya, impor besi baja kuartal I naik signifikan sebesar 30,3% atau senilai US$1,6 miliar. Strategi dumping baja China juga perlu dicermati seiring dengan banjirnya pengalihan impor ke Indonesia,” ujarnya.
Namun, ada juga peluang yang tidak bisa diabaikan. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan Muhri menjelaskan, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina telah memberikan dampak terhadap ekonomi Indonesia. Pengenaan biaya tarif yang dilakukan kedua negara memberi kesempatan produk Indonesia untuk ekspor lebih banyak.
Kasan menjelaskan, setelah diterapkan pengenaan bea masuk impor yang tinggi terhadap produk-produk AS oleh Cina sejak Agustus 2018, diperkirakan telah meningkatkan akses pasar produk Indonesia di pasar Cina pada bulan Agustus 2018. Paling besar terjadi pada data processing machines part yang naik 526,2 persen secara year on year (YOY).
Produk Indonesia lain yang mengalami peningkatan ekspor ke Cina adalah suku cadang dan aksesoris traktor maupun kendaraan bermotor untuk transportasi 10 orang atau lebih. Peningkatannya mencapai 436,5 persen dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Sementara produk shelf-adhesive plates, sheets, dan film turut naik hingga 430,8 persen. Kasan menjelaskan, tiga produk tersebut memiliki persentase kenaikan paling tinggi. Untuk produk lainnya, cenderung lebih kecil. Di antaranya produk food preparation yang naik 49 persen, engine parts meningkat 51,1 persen dan static converters naik 59,3 persen.(*/berbagai sumber/tim redaksi 05/Safarudin)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
- Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
Pemasok alkes berkualitas dan termurah: