Duniaindustri.com (Mei 2019) – Neraca perdagangan tampaknya menjadi problem utama dalam perekonomian nasional dalam satu bulan terakhir. Bagaimana tidak, neraca perdagangan April 2019 tercatat defisit US$ 2,5 miliar. Angka tersebut merupakan rekor terburuk sepanjang sejarah di Indonesia.
Berdasarkan data Trading Economics, Indonesia belum pernah mencapai defisit neraca perdagangan setinggi itu. Defisit neraca dagang April 2019 juga melampaui rekor sebelumnya yang dicetak pada Juli 2013 dengan defisit US$ 2,33 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut berdasarkan data yang dia bawa sejak 2008, defisit April 2019 merupakan yang tertinggi. Dia mengaku tidak membawa data sejak 1960. “Saya tidak bawa datanya. Tadi saya bilang data yang saya bawa ini sampai 2008. Sejak kapan (tertinggi)? Sejak saya belum lahir,” kata Suhariyanto saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (15/5).
Menurut dia, defisit neraca dagang pada April 2019 disumbang oleh defisit migas US$ 1,49 miliar. Neraca nonmigas yang biasanya surplus, juga tercatat defisit US$ 1 miliar. “Kita berharap ke depan, neraca perdagangan membaik,” ujarnya.
Pada Januari 2019, neraca dagang sempat defisit US$ 1,06 miliar meski kembali surplus dalam dua berikutnya masing-masing US$ 330 juta (Februari) dan US$ 670 juta (Maret). Dengan defisit terburuk yang terjadi bulan lalu, secara akumulatif neraca perdagangan Indonesia mencatat defisit US$ 2,56 miliar.
Dengan defisit neraca dagang yang begitu lebar, maka defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan menjadi sangat sulit untuk diredam. Sebagai informasi, CAD pada kuartal-I 2019 adalah senilai US$ 7 atau setara dengan 2,6% dari PDB, sudah jauh lebih lebar dari defisit periode yang sama tahun lalu (kuartal-I 2018) yang hanya senilai US$ 5,19 miliar atau 2,01% dari PDB. Buruknya kinerja neraca dagang Indonesia akan memicu koreksi nilai tukar rupiah yang terus melemah sepanjang dua pekan terakhir.
Sebelumnya, pada periode Januari-November 2018, defisit perdagangan yang secara akumulasi mencapai US$ 7,5 miliar dinilai mengukir sejarah baru yang kelam bagi negeri ini. Hal ini menandakan bahwa pemerintah masih gemar impor daripada ekspor.
Pengamat ekonomi Faisal Basri mengungkapkan kinerja buruk neraca perdagangan sampai November 2018 menjadi sejarah baru bagi Indonesia. “Tidak pernah terjadi defisit perdagangan US$ 7,5 miliar. Ini sejarah baru,” kata Faisal dalam acara outlook persaingan usaha di Jakarta, Rabu (19/12).
Faisal mengatakan, defisit neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif dari Januari-November 2018 ini menandakan bahwa pemerintah masih gemar impor daripada ekspor. Defisit neraca perdagangan yang terjadi sepanjang sebelas bulan di tahun ini juga menjadi hal serius yang perlu dibenahi oleh pemerintah. “Kita semakin terbata-bata di internasional dan domestik. Ini serius, 8 dalam 11 bulan kita defisit perdagangan,” ujar dia.(*/tim redaksi 05/Safarudin)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
- Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
Pemasok alkes berkualitas dan termurah: