Duniaindustri.com (November 2021) – Seiring geliat pemulihan ekonomi nasional yang didorong melandainya pandemi Covid-19, kalangan industri manufaktur tampak lebih optimistis untuk menambah investasi di negeri ini. Hal ini tercermin dari realisasi investasi sektor industri sepanjang Januari-September 2021 yang mencapai Rp236,8 triliun atau memberikan kontribusi sebesar 35,9% pada total investasi nasional.
“Meski dihadapkan pada berbagai tantangan global, khususnya dampak pandemi Covid-19, sektor industri manufaktur di Indonesia tetap memainkan peranan pentingnya, terutama sebagai penopang atau motor penggerak utama bagi perekonomian nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, akhir pekan lalu.
Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), selama sembilan bulan tahun ini, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor industri menembus Rp63 triliun dan penaman modal asing (PMI) di sektor industri berkontribusi Rp173,8 triliun. Artinya, para investor luar negeri meyakini Indonesia sebagai negara tujuan yang tepat dalam membangun basis produksi mereka.
Sementara itu, pada Januari-September tahun 2021, total nilai investasi nasional tercatat Rp659,4 triliun atau naik 7,8% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp611,6 triliun. Realisasi investasi nasional selama sembilan bulan ini telah mencapai 73,3% dari target Rp900 triliun pada tahun 2021.
Menperin mengemukakan, kepercayaan diri para pelaku industri dalam menanamkan modalnya di tanah air, karena didukung beberapa program dan kebijakan strategis yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Misalnya, penerbitan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
“Penerbitan UU Cipta Kerja tersebut, merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif di Indonesia. Dalam implementasinya, UU Cipta Kerja telah banyak memberikan kemudahan bagi para investor di sektor industri, baik itu kemudahan dalam mendapatkan perizinan usaha maupun menerima fasilitas insentif fiskal dan nonfiskal,” paparnya.
Menperin menjelaskan, aktivitas investasi di sektor industri selama ini terbukti mampu memberikan dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional, mulai dari penerimaan devisa hingga penyerapan tenaga kerja. “Selain itu, melalui peningkatan investasi, kami optimistis bahwa industri nasional dapat berdaya saing global karena adanya pendalaman struktur manufaktur di dalam negeri,” ujarnya.
Bahkan, investasi juga mendorong tumbuhnya industri substitusi impor. Hal ini sejalan dengan tekad Kementerian Perindustrian yang ingin menekan impor sebesar 35% pada tahun 2022. “Kami terus bekerja keras dalam membangun sektor industri manufaktur yang berdaulat, mandiri, berdaya saing, dan inklusif,” tegas Agus.
Menperin AGK menambahkan, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya menjadi kontributor paling besar terhadap capaian PMA pada triwulan III tahun 2021, dengan nilai USD1,5 miliar atau berkontribusi 20,9%. Sementara itu, secara kumulatif, total realisasi investasi (PMA dan PMDN) sektor tersebut menembus Rp25,1 triliun.
“Investasi ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk mengakselerasi kebijakan hilirisasi di sektor industri. Tujuannya untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri sehingga bisa memacu perekonomian nasional. Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kita tidak ingin lagi ekspor bahan mentah, tetapi ekspor barang jadi yang punya nilai tambah ekonomi yang tinggi,” imbuhnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 241 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 241 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: