Duniaindustri.com – Maskapai Malaysia, AirAsia Berhad (AirAsia), melalui anak usahanya AirAsia Investment Ltd dan mitranya, PT Fersindo Nusaperkasa, membatalkan akuisisi seluruh saham PT Metro Batavia (operator Batavia Air) senilai US$ 80 juta. AirAsia hanya akan menjalin kerjasama strategis dengan Batavia Air seperti code share.
CEO Grup AirAsia Tony Fernandes mengatakan dari awal pihaknya tahu bahwa ini tidak akan menjadi transaksi yang mudah. “Akan tetapi, kami mendapat pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga terutama dalam hal mengembangkan usaha kami di Indonesia,” ucapnya.
Dia menambahkan, AirAsia tidak akan menyerah untuk melebarkan sayap kami di negara yang sangat potensial ini serta mengusahakan rencana initial public offering (IPO) dari AirAsia Indonesia dapat terlaksana secepatnya dan tetap melanjutkan kerja sama dengan Batavia Air.
Tony menambahkan keputusan yang telah dibuat oleh AirAsia sehubungan dengan Batavia Air adalah berdasarkan evaluasi secara menyeluruh dari berbagai pihak. “Waktunya mungkin kurang tepat karena dapat menimbulkan banyak risiko serta dapat mempengaruhi para pemegang saham kami,” ucapnya.
Pembatalan transaksi akuisisi saham PT Metro Batavia (operator Batavia Air) senilai US$ 80 juta bisa mempengaruhi rencana anak usaha AirAsia di Indonesia untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar 20% saham di Indonesia pada 2013.
Padahal, beberapa waktu lalu, AirAsia Investment Ltd melangsungkan penandatanganan kesepakatan perjanjian jual beli saham Batavia Air di Jakarta. “Nilai akuisisinya US$80 juta,” kata CEO Group AirAsia Berhad Tan Sri Dr Tony Fernandes. Akuisisi itu seluruhnya dibiayai dana internal perseroan. “Transaksi dalam tunai,” ujarnya.
AirAsia Investment Ltd menyepakati perjanjian jual beli saham bersyarat bersama mitranya PT Fersindo Nusperkasa (Fersindo) untuk mengakuisisi PT Metro Batavia (operator Batavia Air). Merujuk pada peraturan kepemilikan maskapai penerbangan sipil di Indonesia, AirAsia akan memiliki saham di Metro Batavia sebesar 49% dan Fersindo, mitranya di Indonesia, sebagai pemegang saham mayoritas yaitu sebesar 51%. Fersindo juga merupakan pemegang saham mayoritas PT Indonesia AirAsia dengan porsi kepemilikan 51%.
Akuisisi 100% saham Metro Batavia oleh AirAsia dan Fersindo akan dilakukan dalam dua tahap, melalui akuisisi saham mayoritas 76,95%, dilanjutkan dengan akuisisi sisa saham sebesar 23,05% yang dimiliki pemegang sham saat ini. Metro Batavia juga pemegang saham Aero Flyer Institute (AFI) dan nilai pertimbangan pembelian 100% saham AFI adalah US$ 1 juta. Akuisisi tersebut ditargetkan selesai pada kuartal II 2013.
Rencana IPO
PT Indonesia Air Asia, anak usaha AirAsia Berhad, akan melepas 20% kepemilikan sahamnya di bursa Indonesia. President Commisioner Air Asia Indonesia Pin Harris mengaku perusahaan saat ini sedang berkonsentrasi untuk pelepasan saham perdana tersebut.
“Rencananya IPO dilakukan pada 2013, dana yang ditargetkan sebesar US$ 200 juta,” katanya.
Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha yakni membeli pesawat untuk mendukung pengembangan perusahaan. Selain itu, dana hasil IPO tersebut juga akan digunakan untuk belanja modal perusahaan.
Perusahaan bakal menggandeng Credit Suisse Securities dan juga CIMB Securities sebagai penjamin emisi dalam pelepasan saham perdana ini. “Dua itu untuk global offering,” katanya.(Tim redaksi 03/berbagai sumber)