Duniaindustri.com (Oktober 2021) – Grup Djarum, konglomerasi bisnis yang menempatkan dua bersaudara Hartono di puncak orang terkaya negeri ini, makin agresif mencaplok perusahaan lain yang potensial di saat pandemi mulai melandai. Tim Duniaindustri.com menilai prospek ekonomi yang mulai cerah saat pandemi melandai menjadi salah satu pendorong untuk mengejar pertumbuhan lebih tinggi dengan akuisisi perusahaan potensial.
Pasca pandemi yang telah berjalan kurang lebih dua tahun terakhir, menurut tim Duniaindustri.com, tibalah saatnya untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis dengan upaya ekstra seperti akuisisi. Momentum pembalikan arah ekonomi dapat menjadi momen emas guna membujuk perusahaan potensial dengan kondisi yang memungkinkan.
Setelah dua tahun mengarungi pandemi, tentu kinerja keuangan setiap perusahaan akan berbeda dan mulai tergiur dengan bujukan akuisisi. Hal ini yang disinyalir menjadi salah satu alasan maraknya aksi akuisisi di penghujung pandemi.
Terlebih lagi untuk Grup Djarum. Sebagai catatan, mengutip data Forbes Real Time Billionaires per 1 Oktober 2021, Robert Budi Hartono menduduki posisi pertama orang terkaya di Indonesia dan posisi ke-91 orang terkaya di dunia. Total kekayaannya saat ini diperkirakan mencapai 20,1 miliar dolar AS atau Rp287 triliun. Sementara sang kakak, Michael Bambang Hartono adalah orang terkaya kedua di Tanah Air dan posisi ke-99 manusia paling tajir di dunia. Total kekayaan Michael diperkirakan mencapai 19,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp275 triliun.
Dengan kekuatan modal yang luar biasa, tentu dukungan Grup Djarum terhadap entitas bisnisnya makin kuat. Terbukti lini bisnis Grup Djarum mampu mengeksekusi dua akuisisi bernilai sekitar Rp 18,5 triliun.
Pertama, Grup Djarum melalui PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo atau PRTL), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), resmi mengakuisisi 94,03 persen saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) senilai Rp16,72 triliun. Tujuan akuisisi itu untuk pengembangan dan perluasan jaringan usaha agar dapat memperkuat posisi Protelindo sebagai pemilik dan operator tower independen dalam rangka melayani operator telekomunikasi Indonesia.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, manajemen emiten berkode PRTL itu melayangkan surat yang ditujukan kepada Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) M Hoesen.
“Sebagai akibat dari pelaksanaan pengambilalihan, PRTL akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai dengan Peraturan OJK No. 9/2018,” ungkap Wakil Direktur Utama Protelindo Adam Gifari dalam keterbukaan informasi Protelindo.
Adam menjelaskan nilai tersebut berasal dari pembelian 1,06 miliar saham dengan harga Rp15.640,51 per saham. Akuisisi dilakukan untuk mengembangkan usaha Protelindo ke depan. “Serta perluasan jaringan usaha agar dapat memperkuat posisi PRTL sebagai pemilik dan operator tower independen dalam rangka melayani operator telekomunikasi Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Sarana Menara Nusantara Aming Santoso dalam keterangan tertulis mengatakan, Solusi Tunas Pratama adalah perusahaan menara independen terbesar ketiga di Indonesia. Jumlah menara yang dimiliki mencapai 6.780 unit dengan 12.500 penyewaan, serta mempunyai 9.000 kilometer jaringan fiber optic. Setelah akuisisi ini, Protelindo akan memiliki 28.300 unit menara dengan 53.000 penyewaan, serta jaringan fiber optic sepanjang 67.800 kilometer.
Protelindo mengakuisisi 94,03% saham SUPR dari 14 penjual yang berbentuk korporasi. Ke-14 penjualan tersebut antara lain PT Kharisma Indah Ekaprima, Cahaya Anugerah Nusantara Holdings Limited, Pioneering Networks Investments, Fajarindo Nusantara Holdings, Perdana Indonesia Holdings, Uniperkasa Indonesia Investments, dan Nusantara Connectivity Ventures. Ada juga Puncak Pratama Holdings Limited, Clearwater Insight Investments, Tumbuh Abadi Holdings Limited, Sentral Nusantara Holdings Limited, Great Archipelago Capital, Evergreen Digital Capital, dan Towering Heights Investments Limited.(*/berbagai sumber/tim redaksi 07/Safarudin/Indra)
Kedua, Grup Djarum melalui PT Global Digital Niaga (Blibli.com) menjadi pengendali baru PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC), setelah mengakuisisi 51% saham emiten yang mengoperasikan supermarket Ranch Market, Farmers Market, the Gourmet by Ranch Market dan Day2Day by Farmers Market tersebut. Blibli membeli 51% saham Supra Boga dari tujuh entitas pemegang saham, yakni PT Wijaya Sumber Sejahtera, PT Prima Rasa Inti, PT Gunaprima Karyaperkasa, PT Ekaputri Mandiri, Kusumodjojo, Suhamo Kusumodjojo, dan Harman Siswanto.
“Tujuan rencana pengambilalihan adalah untuk pengembangan usaha dan perluasan ekosistem perseroan sebagai salah satu perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia,” tulis manajemen dalam keterangan resminya, Kamis (16/9/2021).
Perkiraan jumlah saham yang akan diambil alih sebanyak 797.888.628 saham yang mewakili 51% dari total modal ditempatkan dan modal disetor Supra Boga yang dimiliki oleh para penjual, di mana transaksi tersebut akan mengakibatkan perubahan pengendalian atas Supra Boga Lestari. Perjanjian Pengikatan Pembelian Saham (PPPS) antara Global Digital Niaga dengan para penjual telah berlangsung pada 15 September 2021.
“Jika akuisisi telah rampung, Blibli juga akan melaksanakan penawaran tender atas sisa saham dalam RANC yang wajib dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam POJK 9/2018,” tulis manajemen.
Sementara itu, belum ada nilai kesepakatan dana yang diungkapkan dalam pernyataan itu. Adapun, 51% saham bernilai sekitar Rp 1,83 triliun, berdasarkan harga terakhir saham RANC yang diperdagangkan Rp 2.300 per saham pada penutupan perdagangan bursa hari Jumat (17/9).
Di sisi lain, santer berembus isu bahwa Blibli.com akan melakukan initial public offering (IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun 2022 mendatang. Menurut isu yang berkembang, Blibli.com akan mengambil langkah IPO dengan bekerja sama bersama Credit Suisse Group AG dan Morgan Stanley untuk menjajaki kemungkinan penjualan saham pertama kali. Blibli adalah produk pertama PT Global Digital Niaga yang merupakan anak perusahaan Djarum di bidang digital. Blibli bekerja sama dengan penyedia jasa teknologi, mitra logistik, perbankan serta mitra dagang dengan standar tertentu untuk menciptakan sistem back-end yang bisa memenuhi kebutuhan pengguna Blibli. Aksi korporasi ini juga didukung oleh GDP Venture, cabang modal ventura Grup Djarum.
Perusahaan e-commerce ini berdiri pada tahun 2011 dengan ekosistem teknologi dan bisnis menyeluruh yang mencakup B2C, B2B, B2B2C, dan B2G. Blibli sebagai mal online menawarkan berbagai macam produk yang terbagi dalam 20 kategori, mulai dari kebutuhan primer, elektronik, hingga keperluan gaya hidup lainnya, dan didukung oleh lebih dari 100.000 mitra usaha. Dalam memastikan distribusi barang yang cepat ke seluruh Indonesia, Blibli memiliki 20 gudang barang dan 32 hub yang berlokasi di kota-kota besar di Indonesia serta didukung armada pengiriman yang dimiliki, BES, dan juga bekerjasama dengan 27 mitra logistik.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 239 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 239 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: