Duniaindustri.com (Maret 2016) – Aberdeen Asset Management Asia Ltd, perusahaan asset management yang berbasis di Singapura, menambah jumlah kepemilikan sahamnya di PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP), emiten produsen semen dengan pangsa pasar terbesar kedua di negeri ini.
Aberdeen telah melakukan pembelian satu juta saham Indocement Tunggal Perkasa pada 24 Februari 2016, sehingga porsi sahamnya menjadi 307,6 juta saham. Jumlah tersebut setara dengan 8,35% dari saham INTP. “Aberdeen Asset Management Asia Limited sekarang memiliki total share 307,60 juta pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk atau setara dengan 8,35% dari saham beredar,” ujar Phattrawdee Ngamnoolake, perwakilan Aberdeen dalam keterangan tertulis.
Pada 23 Februari 2016, Aberdeen juga melakukan pembelian saham INTP sebanyak 1.012.300 saham dan membuat peningkatan kepemilikan saham menjadi 306,60 juta saham atau setara dengan 8,32%. INTP saat ini memang sedang menggarap beberapa proyek-proyek infrasturktur strategis.
Indocement pada tahun ini akan menambah kapasitas produksinya hingga 25 juta ton semen per tahunnya. Pasalnya, pabrik semen yang dinamakan P14 yang terletak di kawasan pabrik Citeureup, Bogor akan rampung pengerjaannya pada tahun tengah tahun ini.
Pigo Pramusakti, Sekretaris Perusahaan INTP, mengatakan bahwa investasi untuk pembangunan pabrik baru ini senilai Rp 5,5 triliun dan pengerjaannya sudah berlangsung sejak tahun 2013 lalu. Nantinya, pabrik P14 tersebut akan memberikan kontribusi produksi semen sebanyak 4,4 juta ton per tahun.”Pabrik p14 kita sudah hampir selesai, ya tengah tahun ini mudah-mudahan. Karena itu brownfield dan terletak di komplek pabrik Indocement sendiri, jadi tidak perlu bangun infrastruktur, sarana dan prasarana baru jadi lebih kecil biayanya,”ungkapnya.
Periset UOB Kay Hian Marwan Halim menilai, tahun ini volume penjulan semen diperkirakan akan tumbuh 6% yang ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi, yakni 5,3%, paket kebijakan pemerintah, pembangunan infrastruktur, serta pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia.”Kami memperkirakan harga rata-rata penjualan semen akan stabil di kisaran Rp1 juta per ton,” urainya.
Lima Pabrik Baru
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan lima pabrik baru beroperasi semester II 2015. Dengan demikian, industri semen nasional berpotensi memperoleh tambahan kapasitas produksi sekitar 11 juta ton pada semester II 2015.
Namun, di sisi lain tambahan produksi itu berpeluang membuat pasar nasional kelebihan pasokan (oversupply) menyusul pelemahan permintaan hingga Juli tahun ini.
Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), mengatakan pada semester II 2015 terdapat lima produsen yang siap mengoperasikan pabrik barunya di sejumlah wilayah di Indonesia. Pabrik baru tersebut antara lain Semen Bosowa dengan kapasitas produksi sebanyak 3 juta ton per tahun, PT Semen Holcim Indonesia Tbk (SMCB) dengan kapasitas produksi sekitar 1,7 juta ton per tahun, Semen Merah Putih 3 juta ton per tahun, Semen Jawa 1,7 juta ton per tahun, dan Anhui Conch Cement sebanyak 1,7 juta ton per tahun.
“Dengan demikian, maka pada semester II tahun ini industri semen akan memperoleh tambahan kapasitas sekitar 11 juta ton,” kata Widodo.
Tambahan kapasitas baru tersebut akan meningkatkan total kapasitas pabrik semen dalam negeri tahun ini menjadi 75 juta ton, melebihi jumlah permintaan semen nasional yang diperkirakan sebesar 62,9 juta ton atau mungkin melemah menjadi 58 juta – 60 juta ton seiring dengan pelemahan daya beli masyarakat saat ini.
“Kondisi oversupply sangat merisaukan para produsen semen. Sehingga kami berharap proyek infrastruktur yang diprogramkan pemerintah bisa segara terealisasi pada semester II ini sehingga bisa sedikit menyerap pasokan yang berlebih,” kata Widodo.
Menurut dia, jika proyek infrastruktur tidak segera berjalan, sementara pabrik baru mulai beroperasi, maka jumlah pasokan semen yang diproduksi di dalam negeri akan semakin besar dan terjadi oversupply hingga 2020. Jika tahun ini kapasitas produksi dalam negeri sekitar 75 juta ton, tahun depan jumlahnya diperkirakan kembali meningkat menjadi 92,8 juta ton dengan beroperasinya beberapa pabrik baru seperti pabrik PT Semen Padang, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Sementara permintaan semen nasional pada 2016 diperkirakan hanya sekitar 69 juta ton dengan asumsi permintaan semen tumbuh 8% dengan catatan pembangunan infrastruktur berjalan normal.(*/tim redaksi 03)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: