Duniaindustri (Juni 2012) — Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mencatat saat ini jumlah perusahaan pulp dan kertas di Indonesia sebanyak 14 industri pulp dan 79 industri kertas dengan kapasitas terpasang masing-masing 7,9 juta ton pulp per tahun dan 12,17 juta ton kertas per tahun yang mampu menghasilkan hampir seluruh jenis kertas, mulai dari kertas koran, kraft liner/medium, kertas kantong semen, kertas pembungkus, kertas tisu dan kertas sigaret. Dari 93 perusahaan itu, jumlah pekerja langsung dan tidak langsung yang diserap sebanyak 3,5 juta orang.
“Industri pulp dan kertas juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap penyerapan tenaga kerja dengan total sekitar 250 ribu karyawan, sementara di sektor penyediaan bahan bakunya, yaitu sektor kehutanan menyerap satu juta karyawan,” ujar Ketua Umum APKI Misbahul Huda.
Karena itu, industri pulp dan kertas membutuhkan dukungan pemerintah untuk mengatasi boikot dan kampanye negatif dari berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), baik dalam negeri maupun luar negeri juga sangat diharapkan.
“Karena di balik semua itu terdapat unsur terselubung yang ada kaitannya dengan persaingan dagang. Jadi, kami sangat membutuhkan dukungan pemerintah dalam hal ini,” kata Misbahul.
Duniaindustri.com mencatat industri pulp dan kertas Indonesia menempati peringkat kesembilan dunia dilihat dari kapasitas produksi. Hingga 2011, kapasitas produksi industri pulp dan kertas Indonesia menguasai 3,6% dari kapasitas produksi global.
Sinar Mas Group dan Raja Garuda Mas menjadi dua perusahaan raksasa kertas di Indonesia. Sinar Mas Group/Asia Pulp & Paper, melalui anak usaha PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk serta PT Lontar Papyrus, menguasai kapasitas pulp 40% dan kertas 31,8% nasional atau setara 2,68 juta ton. Sementara Raja Garuda Mas/Asia Pacific Resources International melalui anak usaha PT Riau Andalan Pulp & Paper menguasai 33,3% pulp dan kertas 7,8% nasional atau setara 2,21 juta ton. Kedua perusahaan itu menguasai 73,3% kapasitas pulp dan 39,6% kertas nasional.
Raja Garuda Mas didirikan oleh konglomerat Sukanto Tanoto, yang namanya masuk daftar orang terkaya di Indonesia pada 2011 menurut Forbes dengan taksiran kekayaan US$ 2,8 miliar. Bos Raja Garuda Mas International ini dilahirkan di Belawan, Sumatera Utara, 25 Desember 1949. Bernama asli Tan Kang Hoo, ia menjadi pengusaha yang sukses di lebih 10 negara. Usahanya, banyak bergerak di bidang agrikultur, mulai dari bubur kertas hingga kelapa sawit. Semuanya kelas dunia.
Sukanto Tanoto merintis usaha dengan mendirikan perusahaan kayu, CV Karya Pelita, pada 1972. Kemudian usaha ini berubah menjadi perusahaan kayu lapis dan mengubah nama menjadi PT Raja Garuda Mas.
Sukanto juga membuat PT Inti Indorayon Utama, perusahaan yang mengelola hutan tanaman industri dan pabrik bubur kertas. Indorayon sempat ditentang masyarakat dan aktivis lingkungan hidup karena ditengarai mencemari Danau Toba. Indorayon pun ditutup. Sukanto lantas membuka perusahaan pulp di Riau, yaitu PT Riau Pulp. Pabrik kertas terpadu ini merupakan pabrik terbesar di dunia.
Sementara Sinar Mas Group dibentuk oleh Eka Tjipta Widjaja yang lahir di Coan Ciu, Fujian, Republik Rakyat Cina dengan nama Oei Ek Tjhong, 3 Oktober 1923. Eka Tjipta Widjaja adalah pengusaha dan pendiri serta pengendali Grup Sinar Mas yang merupakan orang ke 3 terkaya di Indonesia pada 2011 menurut Forbes dengan taksiran kekayaan US$ 8 miliar.
Eka Tjipta dilahirkan dari keluarga miskin di Fujian, Republik Rakyat Cina. Pada tahun 1931. ia melakukan migrasi ke Makassar, Sulawesi Selatan. Ia juga merupakan pendiri dari Yayasan Eka Tjipta Foundation.
Berdasarkan data Asosiasi Pulp dan Kertas indonesia (APKI), saat ini total kapasitas terpasang produksi industri kertas Indonesia mencapai 12,9 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, produksi riil industri kertas Indonesia mencapai 11,5 juta ton pada 2010.
Sementara kapasitas terpasang industri pulp nasional mencapai 7,9 juta ton per tahun. Produksi riil industri pulp Indonesia mencapai 6,3 juta ton pada 2010. Volume ekspor kertas Indonesia pada 2010 meningkat 7,6% menjadi 4,2 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,9 juta ton. Sementara ekspor pulp tumbuh 18% menjadi 2,6 juta ton pada 2010 dari tahun sebelumnya sebesar 2,2 juta ton.(Tim redaksi 02)