Latest News
You are here: Home | World | 90% Logistik dari China Masih Lumpuh, Pelaku Industri Lokal Kian Waswas
90% Logistik dari China Masih Lumpuh, Pelaku Industri Lokal Kian Waswas

90% Logistik dari China Masih Lumpuh, Pelaku Industri Lokal Kian Waswas

Duniaindustri.com (Februari 2020) — Dampak virus corona mulai menyebar ke sisi ekonomi baik di negeri China maupun luar terutama mitra perdagangan negara tersebut. Sebut saja, Indonesia yang menjadi negara mitra dagang utama bagi China ikut terimbas lumpuhnya logistik di China.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menjelaskan sekitar 90% arus logistik dari dan ke China masih lumpuh terpapar dampak pencegahan mewabahnya virus corona di negeri ini. “Kondisi itu terutama akibat penghentian penerbangan langsung dari dan ke China,” katanya saat dihubungi tim Duniaindustri.com di Jakarta, Rabu (19/2).

Menurut dia, hal itu disebabkan kebijakan dari pemerintah yang menghentikan penerbangan langsung dari China. “Alasannya untuk menurunkan mobilitas penumpang antar Negara, tapi dampaknya kena juga ke logistik karena pengiriman barang ikut dengan penerbangan komersial,” paparnya.

Zaldy belum bisa memperkirakan sampai kapan kondisi ini akan terjadi. “Sampai penerbangan dari China dibuka kembali untuk cargo udara,” jelasnya.

Sedangkan untuk bahan baku industri, lanjut dia, biasanya dikirim via laut. “Selama ini cargo laut masih berjalan dengan normal, tapi memang di Cina, ekonominya belum mulai bergerak karena perpanjangan libur Tahun Baru Cina dan masih banyak industri yang belum aktif di sana,” ucapnya.

Di sisi lain, pelaku industri di kawasan industri juga mulai waswas dengan kondisi di China. Sekitar 50% bahan baku yang digunakan pelaku industri untuk beroperasi di Batam didatangkan dari China. Sementara, saat ini negara tersebut tengah menjadi sorotan oleh adanya Virus Corona, yang berimbas tutup dan tidak beroperasinya beberapa perusahan yang menyuplai bahan baku.

Kalangan pengusaha di kawasan industri khawatir bahan baku tak bisa diimpor dari China. Shutdown operasional pabrik dan industri di China akan berpotensi menimbulkan permasalahan bahan baku di Indonesia.

WHO telah mengumumkan wabah itu sebagai keadaan darurat global pada 30 Januari 2020. Wabah virus corona kini telah membunuh lebih banyak orang dibandingkan wabah SARS pada 2002/2003. Virus ini juga telah menyebar ke 27 negara dan wilayah. Terdapat 330 orang yang terinfeksi di luar daratan Tiongkok.

Salah satu akibat utama wabah virus itu terhadap ekonomi China adalah peningkatan biaya lebih tinggi (high cost economy) seiring isolasi kawasan Wuhai serta penurunan aktivitas perjalanan dan transportasi. Berdasarkan data pemerintah China, virus corona telah melemahkan sekitar 41,6% dalam perjalanan udara sipil, 41,5% dalam perjalanan kereta api, 25% untuk transportasi jalan. Apakah peningkatan biaya ini menandakan akhir dari ‘barang murah’ China?

Ambil sampel, Wuhan, sebuah kota berpenduduk sekitar 11 juta orang dan epicentrum wabah, merupakan pusat industri besar, pusat regional, roda penggerak penting dalam industri otomotif dan magnet bagi perusahaan asing. Kota ini juga merupakan basis pendidikan dan ilmiah terbesar ketiga di China, dengan dua universitas top 10. Mustahil jika saat ini Wuhan yang terisolasi tidak ‘berdampak sistemik’ dalam rantai pasok industri dan ekonomi China, meskipun kontribusinya relatif belum signifikan.

Namun, yang pasti, dampak dari virus corona ini tidak secara langsung melemahkan ekonomi China. Kerusakan ekonomi itu, sebagian besar, bukan karena virus itu sendiri, tapi karena faktor upaya untuk mencegah penyebarannya. Ada larangan ketat untuk keluar dari Wuhan, tempat wabah dimulai, sebuah kota dengan populasi 11 juta jiwa. Kuncian itu juga sekarang meluas ke bagian lain dari Provinsi Hubei, mencegah perjalanan terkait bisnis serta pergerakan barang dan pekerja.

Ketakutan terhadap virus juga memicu banyak orang akan memilih untuk menghindari kegiatan yang mereka pikir dapat membuat mereka berisiko terkena infeksi. Jadi restoran, bioskop, penyedia transportasi, hotel dan toko semuanya dengan cepat merasakan dampaknya.

Dan waktu krisis kesehatan, selama liburan Tahun Baru lunar, industri-industri tersebut secara khusus terekspos kerugian komersial.

Dan di luar itu, ada kekhawatiran tentang rantai pasokan internasional. China memiliki peran yang jauh lebih besar dalam jaringan ini daripada yang terjadi pada saat virus sindrom pernafasan akut (Sars) mewabah pada 17 tahun lalu.

Hyundai, dari Korea Selatan, telah menangguhkan produksi mobilnya karena masalah dengan pasokan suku cadang dari operasinya di Cina. Ini merupakan tanda peringatan dini kemungkinan gangguan besar di masa depan. China adalah pemasok penting untuk industri motor global dan sektor elektronik. Banyak ponsel dan komputer dibuat di Cina atau setidaknya memiliki komponen yang diproduksi di sana.

Pasar keuangan juga merasakan dampak krisis kesehatan. Pasar saham di seluruh dunia lebih rendah daripada dua minggu lalu. Pasar Cina turun 8% pada hari pertama perdagangan setelah liburan. Ada dampak yang sangat nyata pada harga komoditas industri, karena Cina adalah pembeli yang sangat penting.

Guncangan Industri

Terganggunya ekonomi China akibat virus corona bakal ikut merambat ke Indonesia, baik langsung maupun tidak langsung, menurut analisis tim Duniaindustri.com. Sebab, China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor Indonesia secara kumulatif Januari hingga Desember 2019 mencapai US$170,7 miliar atau turun 9,53 persen dibanding 2018. China menjadi negara terbesar produk impor ke Indonesia dengan nilai US$44,58 miliar atau 26,11% dari total impor negeri ini.

Sebaliknya, ekspor Indonesia ke China juga cukup signifikan. Menurut data Kepabeanan China, untuk periode Januari-November 2019, total nilai ekspor Indonesia ke China mencapai US$ 31,42 miliar, menempat urutan ke-15. Sementara total impor Indonesia dari China dalam periode Januari-November 2019 mencapai US$ 40,99 miliar. Itu berarti, Indonesia masih mengalami defisit perdagangan sebesar US$ 9,6 miliar dengan China.

Dari Jakarta, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya, termasuk menghentikan sementara impor hewan hidup dari China atau yang sempat transit dari negara tersebut pada 7 Februari 2020. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus atau yang kini dikenal dengan nama COVID-19.

Kebijakan pelarangan impor itu tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 10 Tahun 2020 tentang Larangan Impor Sementara Binatang Hidup dari RRT. “Larangan itu hanya sampai wabah virus corona mereda,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dalam keterangan resmi, Kamis (13/2).

Dia juga menekankan, agar kebijakan penghentian impor sementara tidak disalahtafsirkan ke semua komoditas yang berasal dari China. Adapun jenis binatang yang importasinya dihentikan terdiri dari 53 pos tarif barang, seperti kuda, keledai, bagal, dan hinnie hidup (binatang hidup jenis lembu), babi, biri-biri dan kambing, hidup. Kemudian golongan unggas hidup seperti ayam dari spesies gallus domesticus, bebek, angsa, kalkun dan ayam guinea serta binatang hidup lainnya yang menyusui.

Selain itu, larangan impor juga termasuk pada binatang hidup yang ada pada komedi putar, ayunan, galeri tembak dan permainan taman hiburan lainnya. Lalu, binatang hidup pada sirkus keliling dan travelling menagerie serta teater keliling. Jika importir tetap mendatangkan hewan tersebut setelah Permendag berlaku, mereka wajib mengekspor kembali ke negara asalnya atau memusnahkan binatang hidup tersebut tersebut saat tiba di pelabuhan. Biaya atas pelaksanaan ekspor kembali atau pemusnahan menjadi tanggung jawab importir. Bagi importir yang tidak melaksanakan kewajiban mengekspor kembali ke negara asal atau memusnahkan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari, importir akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.(*/berbagai sumber/tim redaksi 07/Safarudin/Indra)

 

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 179 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 179 database, klik di sini
  • Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2014-2020 (Top 10 Perusahaan Kosmetik & Market Analysis)
Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil)

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top