Duniaindustri.com — Sebanyak 85% konsumen di Indonesia membeli mobil dan motor (otomotif) secara kredit. Hanya 15% konsumen yang membeli otomotif secara tunai. Kondisi itu menyuburkan pasar pembiayaan otomotif di Indonesia.
Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), 90% penjualan motor di Indonesia dibiayai oleh kredit melalui perusahaan pembiayaan, sedangkan 80% penjualan mobil dibiayai melalui skema perusahaan pembiayaan.
Pembiayaan produk otomotif mendominasi 90% aktivitas perusahaan pembiayaan di Indonesia. Pada akhir 2008, pembiayaan kredit otomotif mencapai Rp 83,2 triliun, naik 23% dari Rp 67,6 triliun pada 2007. Pada 2009, nilai pembiayaan kredit otomotif hanya tumbuh sekitar 10% karena penjualan mobil dan motor pada saat itu turun akibat krisis global. Sedangkan pada 2010, pembiayaan produk otomotif diprediksi mencapai Rp 109,3 triliun.
Suburnya pembiayaan pembelian otomotif dengan kredit ini mendorong pendapatan bunga perusahaan pembiayaan. Hal itu terlihat dari penetapan suku bunga pembiayaan pembelian mobil yang mencapai 16% per tahun pada 2009. Suku bunga kredit pembelian mobil baru pernah mencapai 20% pada akhir 2008.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Wiwie Kurnia sebelumnya mengatakan, industri pembiayaan tumbuh subur dan memiliki 1.000 titik di seluruh Indonesia dengan 100.000 karyawan. Keunggulan industri ini terlihat dari penyaluran kredit konsumen dengan perbankan melalui skema chanelling maupun joint financing, serta kerjasama dengan dealer atau showroom.
Begitu menguntungkannya sektor industri ini sehingga setiap agen tunggal pemegang merek (ATPM) baik mobil maupun motor memiliki perusahaan pembiayaan. Bahkan, Astra Group (pemimpin pasar otomotif di Indonesia) memiliki dua perusahaan pembiayaan, yakni PT Federal International Finance (FIF) dan PT Astra Sedaya Finance (ASF). Sedangkan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing memiliki perusahaan pembiayaan yakni PT Busan Otofinance.(*)