Duniaindustri.com (Oktober 2015) – Pelemahan ekonomi Indonesia yang terjadi saat ini ikut menghantam industri logistik nasional. Rendahnya tingkat konsumsi masyarakat dituding jadi penyebab utama lesunya bisnis pengiriman dan distribusi barang di industri logistik.
Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia Yukki Nugrahwan mengatakan, akibat perlambatan ekonomi tersebut, tercatat sudah ribuan karyawan di sektor logistik dan pendukung terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
“Cukup besar, kita lihat bisa sekitar 5.000 sampai 6.000 karyawan di seluruh Indonesia yang sudah terkena PHK, itu belum termasuk kemitraan angkutan darat, misalnya sopir dan kenek yang adalah tenaga operasional karena angkutan barang turun cukup signifikan,” kata Yukki.
Yukki menuturkan, mengendurnya kinerja sektor industri akibat pelemahan ekonomi saat ini, serta merta berdampak pula terhadap intensitas distribusi barang. Jika hal ini tidak segera dibenahi, sektor industri utama tidak segera bangkit dari keterpurukan, sektor logistik dan distribusi bakal terperosok lebih dalam.
“Satu-satunya cara yang bisa dilakukan pemerintah adalah beri insentif untuk industri, tingkatkan belanja perintah melalui APBD dan APBN, gairahkan perekonomian, sektor logistik pasti akan terangkat,” tuturnya.
Yukki meminta pemerintah segera memperbaiki serapan anggaran melalui belanja yang optimal. Dengan serapan anggaran yang baik akan memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan ekonomi, salah satunya sektor jasa.
Pada September lalu, industri logistik nasional mulai menaikkan tarif layanan berkisar 10%-20% sebagai dampak dari kenaikan beban operasional. Duniaindustri.com menilai kenaikan tarif ongkos logistik ini dipengaruhi perlambatan ekonomi nasional yang memicu efisiensi di seluruh sektor industri. Selain itu, beban ongkos distribusi juga diperkirakan meningkat seiring kenaikan upah minimum regional dan depresiasi nilai kurs rupiah yang sempat menembus Rp 14.300/US$.
PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) sebagai salah satu pemimpin pasar di industri logistik dan pengiriman, mulai menaikkan tarif layanan per 15 September 2015 untuk 49 cabang di luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Karawang.
“Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada seluruh pelanggan setia JNE, maka mulai 15 September 2015 akan dilakukan penyesuaian terhadap tarif layanan di 49 cabang di luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Karawang. Penyesuaian tergantung pada daerah dan jenis layanan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,” kata manajemen JNE dalam keterangan tertulis di website perusahaan.
JNE sebagai perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa pengiriman dan pendistribusian selama 25 tahun tetap konsisten berinovasi dan menambah serta mempertahankan kualitas layanannya dengan peningkatan seluruh sektor internal, baik dari segi SDM juga infrastruktur mau pun teknologi demi memenuhi kebutuhan akan distribusi barang seluruh pelanggan setianya. Pencapaian hingga saat ini tidak lepas dari kepercayaan para pelanggan yang dengan setia memilih dan menggunakan produk layanan JNE.
Menurut manajemen JNE, pemberlakuan tarif baru ini juga merupakan bentuk peningkatan operasional JNE dimana terdapat pertumbuhan jumlah pengiriman yang diiringi dengan semakin ketatnya penjagaan serta pengamanan barang. Salah satu contoh peningkatan tarif layanan bisa terlihat dari paket YES untuk pengiriman JNE dari Bogor ke Jakarta naik menjadi Rp 18.000 dari sebelumnya Rp 15.000.
PT Tiki JNE didirikan pada 26 November 1990 oleh H Soeprapto Suparno. Perusahaan ini dirintis sebagai sebuah divisi dari PT Citra van Titipan Kilat (TiKi) untuk mengurusi jaringan kurir internasional. Bermula dengan delapan orang dan modal Rp 100 juta, JNE memulai kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan, impor kiriman barang, dokumen serta pengantarannya dari luar negeri ke Indonesia.
Pada 1991, JNE memperluas jaringan internasional dengan bergabung sebagai anggota asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara Asia (ACCA) yang bermakas di Hong Kong yang kemudian memberi kesempatan kepada JNE untuk mengembangkan wilayah antaran sampai ke seluruh dunia.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: