Duniaindustri.com (Agustus 2016) – Sebanyak 50% populasi muslim di Indonesia merupakan masyarakat usia produktif dengan umur di bawah 30 tahun. Jumlah tersebut yang diperkirakan setara dengan 104,5 juta jiwa itu bisa menjadi penggerak utama perekonomian negara ini, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2010, jumlah Muslim di Indonesia mencapai 209,12 juta jiwa atau sekitar 88% dari total populasi di Tanah Air. Besarnya jumlah populasi muslim yang berusia produktif bukan hanya sebagai penggerak, tapi juga bisa menjadi pasar yang potensial.
Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan akbar bertajuk 12 th World Islamic Economic Forum (WIEF) pada 1-5 Agustus 2016. Ada 18 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang hadir.
Sri Mulyani mengatakan, Indonesia merupakan pasar besar untuk menjalankan ekonomi dan bisnis berdasarkan prinsip Islam.
“WIEF ini dilaksanakan tepat dengan memasukkan Indonesia. Indonesia adalah pasar yang besar dalam menjalankan ekonomi Islam,” kata Sri Mulyani.
Mantan Direktur Bank Dunia ini mengatakan, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Tak hanya itu, kata Sri Mulyani, sebanyak 50% populasi muslim di Indonesia adalah masyarakat produktif dengan umur di bawah 30 tahun.
“Bank Dunia menyatakan kondisi ini dapat mendorong pertumbuhan berkelanjutan, kelas menengah yang besar menjadi penggerak utama roda perekonomian,” jelas Sri Mulyani.
Pada tahun ini, WIEF memiliki fokus pembahasan tentang usaha kecil dan menengah (UKM). Sektor ini penting, karena akan memberi kontribusi besar dalam menggerakkan roda perekonomian. Karena sektor ini bisa menciptakan lapangan kerja dengan cepat, dan juga tahan terhadap guncangan ekonomi yang terjadi.
“Untuk mencapai tujuan itu, saya ingin menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan sektor usaha, dan kita memberikan harapan tinggi pada kerja sama pemimpin-pemimpin negara, pembuat kebijakan dengan usaha UMKM,” papar Sri Mulyani.
Sri Mulyani memaparkan tiga hal yang bisa dilakukan untuk mendorong perkembangan UKM. Pertama, pemerintah perlu mendukung inovasi, khususnya yang berbasis teknologi seperti yang berkembang saat ini.
“Lalu kedua, menjembatani antara pemilik modal dengan pemilik usaha. Di mana startup dapat bertemu dengan investor,” imbuh Sri Mulyani. Sementara langkah ketiga, adalah pengembangan jaringan bisnis di antara para UKM dan juga berbagi pengalaman sesama UKM.(*/berbagai sumber/tim redaksi 02)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: