Latest News
You are here: Home | Agroindustri | 300 Ribu Ton Beras Impor Banjiri Pasar RI, Anggaran Pertanian Terus Menurun
300 Ribu Ton Beras Impor Banjiri Pasar RI, Anggaran Pertanian Terus Menurun

300 Ribu Ton Beras Impor Banjiri Pasar RI, Anggaran Pertanian Terus Menurun

Duniaindustri.com (Juli 2023) — Krisis ketahanan pangan kian mengintai Indonesia, sebagai dampak dari kebijakan pertanian yang kurang efektif, menurut pengamat ekonomi. Saat ini, Perum Bulog telah mendatangkan sekitar 300 ribu ton beras impor untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) sebagai langkah antisipasi terhadap dampak El Nino.

“Namun, data menunjukkan bahwa impor semakin bertambah karena anggaran pertanian terus menurun selama beberapa tahun terakhir dan lahan pertanian semakin sempit. Hal ini cukup memprihatinkan, karena sektor pertanian adalah penyerap tenaga kerja terbanyak dan penting untuk menjaga ketahanan pangan di negara ini. Impor jadi andalan simbol salah arah kebijakan ketahanan pangan,” ujar Achmad Nur Hidayat, Ekonom UPN Veteran Jakarta dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Indonesia telah mendatangkan 300 ribu ton beras impor sebagai bagian dari total penugasan 2 juta ton beras impor pada 2023. Langkah ini diambil untuk memenuhi cadangan beras pemerintah dan mengantisipasi dampak El Nino. Sebelumnya, sebanyak 500 ribu ton beras impor juga telah masuk ke pasar.

Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita, menegaskan bahwa Bulog juga berusaha memenuhi cadangan beras pemerintah dengan menyerap sebanyak-banyaknya produksi dalam negeri. “Namun, impor beras selalu dilakukan tiap tahun tidak ada perbaikan. Dengan dalih stok beras, impor beras selalu andalan,” papar Achmad.

Meski Bulog berkomitmen untuk terus menyerap beras petani selama produksi masih ada dan melibatkan kelompok tani serta pihak terkait lainnya. Namun impor yang terus menerus merupakan remedi ketahanan pangan yang salah.

Anggaran Pertanian Terus Menurun Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor pertanian menjadi penyerap tenaga kerja terbanyak, dengan mayoritas penduduk Indonesia bekerja di sektor ini.

Namun, anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) terus menurun selama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Setelah mengalami kenaikan signifikan pada tahun efektif pertama sebagai presiden, anggaran Kementan kemudian menurun hingga mencapai Rp14,45 triliun pada 2022.

Subsidi Pupuk Berkurang, Lahan Pertanian makin sempit dan diperparah dengan mahalnya harga pupuk, yang juga dipengaruhi oleh harga minyak dan gas dunia akibat konflik di Eropa. Subsidi pupuk dari pemerintah juga mengalami penurunan nilai dari tahun sebelumnya. Selain itu, lahan pertanian di Indonesia semakin sempit karena alih fungsi lahan untuk kebutuhan pemukiman, industri, dan infrastruktur lainnya.

Kondisi ini jangan dibiarkan karena akan menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan terhadap krisis pangan. Jika impor beras ini terus dominan dilakukan dalam pemenuhan cadangan beras di Indonesia maka keberadaan petani padi tentunya akan terus berkurang karena bertani beras tidak lagi menjadi pekerjaan yang menggiurkan. Jika SDM petani semakin berkurang dan lahan semakin menyempit maka swasembada beras tidak akan pernah bisa lagi diwujudkan.

Karena itu, Achmad menilai ada beberapa langkah agar impor tidak selalu jadi andalan untuk memenuhi cadangan pangan nasional. Diantaranya adalah: Pertama, melalui negara harus meningkatkan Anggaran Pertanian.

Achmad Nur Hidayat merekomendasikan agar pemerintah meningkatkan anggaran untuk sektor pertanian guna memperkuat ketahanan pangan. Anggaran yang memadai akan mendukung pengembangan infrastruktur pertanian, riset, teknologi, dan pelatihan petani untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Kedua, melalui peningkatan kembali subsidi Pupuk secara Efektif. Pemerintah harus melakukan evaluasi dan perbaikan pada sistem subsidi pupuk untuk memastikan bahwa pupuk dapat diakses dengan harga yang terjangkau oleh petani. Selain itu, kebijakan untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk impor dan memperkuat produksi pupuk lokal harus diutamakan.

Ketiga, melalui pengelolaan Lahan Pertanian yang Berkelanjutan dengan menghentikan Alih fungsi lahan pertanian. Pengelolaan lahan pertanian harus diutamakan untuk mempertahankan dan meningkatkan luas lahan pertanian. Selain itu, dukungan untuk teknik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan harus ditingkatkan.

Keempat, melalui dukungan dan Pelatihan bagi Petani. Pemerintah harus memberikan dukungan dan pelatihan yang lebih baik bagi petani, terutama bagi petani kecil dengan lahan terbatas. Pelatihan tentang teknik pertanian modern, penggunaan teknologi, dan manajemen usaha pertanian akan membantu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.(*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 275 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 275 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top