Duniaindustri.com (April 2014) – Bisnis e-commerce di Indonesia pada tahun ini diperkirakan tumbuh sekitar 71% menjadi Rp 50 triliun dibanding tahun lalu. Kenaikan tajam ini akan bertahan minimal dalam lima tahun ke depan, didorong kenaikan penggunaan internet serta peningkatan daya beli konsumen kelas menengah di Indonesia.
Lembaga riset Boston Consulting Group, di 2015 nilai transaksi e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 100 triliun. Hal ini, menurut Boston Consulting, dikarenakan tiga faktor yang mendorong, yaitu pengguna Internet yang diperkirakan mencapai 149 juta pada dua tahun mendatang, popularitas sosial media, dan penetrasi telepon seluler yang bisa menjadi peranti akses Internet. Karena itu, Boston Consulting memprediksi, ledakan e-commerce akan terjadi 2020 dimana jumlah kelas menengah di Indonesia akan mencapai 141 juta orang atau naik dua kali lipat dibandingkan 2011.
Kementerian Komunikasi dan Informasi mengungkap angka yang lebih optimis, di 2012 transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp 126 triliun. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 63 triliun.
Irni Palar, country manager Mastercard Indonesia, mengatakan, bisnis e-commerce di Indonesia menggairahkan, kendati perkembangannya masih harus disikapi dengan hati-hati. Masih banyak persyaratan yang harus dipenuhi pelaku bisnis ini agar usahanya berjalan dengan baik.
Irni mengatakan, pihaknya melakukan survei atas perilaku belanja online di Indonesia. Dalam survei yang bertajuk Mastercard Online Shopping Behaviour itu didapati bahwa 96% pembeli online Indonesia puas dengan belanja online. Mastercard juga mencatat, pertumbuhan pengakses belanja online tumbuh 2,5% pada tahun ini. Hasil survei itu menunjukkan, 94% orang Indonesia mengakses situs e-commerce melalui smartphone. Tapi, menurut Irni, yang perlu dicatat adalah bahwa para pembeli online sangat mementingkan kenyamanan.
“Sebanyak 92,6% responden minta agar pembayaran berjalan aman, 92,2% menuntut transaksi cepat, dan 92% minta fasilitas pembayaran yang aman,” jelas Irni di Jakarta, pekan lalu.
Menurut Irni, untuk sukses bisnis e-commerce harus didukung seluruh pelaku usaha dan juga bank agar bisa memberikan pelayanan terbaik untuk konsumen. Faktor utama yang harus diperhatikan adalah soal kenyamanan dan keamanan.
Soal Kenyamanan
Sementara itu, Daniel Tumiwa, ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (ideA) mengatakan, tahun lalu, gejalanya konsumen online Indonesia masih mempersoalkan harga. Tapi saat ini mereka mempersoalkan kenyamanan. “Ciri ini sebenarnya sudah lama, tapi mulai terlihat saat ini. Yakni mereka mau membayar untuk kenyamanan,” kata Daniel.
Menurut dia, ini tanda yang baik bagi industri e-commerce. Jika konsumen sudah puas dan nyaman saat membeli produk lewat dunia maya, tidak akan kembali ke cara belanja yang lama secara offline. Melihat tanda-tanda yang baik itu, bisnis ini akan mengalami tipping point di Indonesia akhir tahun ini.
Dividen Meningkat
Pertumbuhan pesat bisnis e-commerce di Indonesia mendukung perkembangan start up lokal. Salah satu perusahaan startup digital yang potensial dan terus tumbuh secara dinamis adalah Desain Bagus Group. Kelompok bisnis ini menaungi desainbagus.com (multiplatform digital agency), duniaindustri.com (pioner komunitas industri di Indonesia), nuleutik.com (online shop khusus segmen anak), karyaweb.com (hosting and server company), rajabagus.com (perusahaan afiliasi), dan autokilap.com (lini usaha baru salon mobil).
Sejak 2011, Desain Bagus Group tumbuh pesat di tengah booming-nya bisnis e-commerce di Indonesia. Desainbagus.com menawarkan konsep terintegrasi dari mulai web development, web design, online application hingga brand management yang menyodorkan berbagai keunggulan seperti low cost, desain unik dan berkualitas, serta costumer friendly.
Tidak heran dalam waktu singkat, desainbagus.com dipercaya ratusan costumer baru mulai dari perusahaan skala besar, menengah, hingga industri kecil. Dengan sumber daya muda dan berdaya juang tinggi, desainbagus.com berambisi ikut memajukan bisnis e-commerce di Indonesia. Hingga akhir 2013, total jumlah website dan aplikasi online yang telah dikembangkan Desain Bagus Group mencapai 200, naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.
Begitu juga dengan kinerja finansial Desain Bagus Group. Pertumbuhan permintaan mendorong kenaikan pendapatan dan profitabililitas, sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan karyawan. Nilai tambah itu berupa pembagian dividen dari laba bersih perusahaan yang dibagikan pada Juli 2013. Bahkan, pada akhir Maret 2014, Desain Bagus Group mampu memberikan dividen kedua bagi pemegang saham yang meningkat dibanding dividen pada 2013, sekitar 30% dari laba bersih perusahaan.
“Dengan strategi yang tepat dan terarah, Desain Bagus Group akan terus berekspansi dan menumbuhkan kreativitas untuk menciptakan kinerja yang efisien dan berkesinambungan,” kata CEO Desain Bagus Group Caturama Aritsyah. Untuk mengembangkan bisnis ke depan, Desain Bagus Group membuka peluang untuk kerjasama menguntungkan dengan mitra strategis.(*tim redaksi)