Duniaindustri.com — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia pada 2012 mencapai 25 juta ton. Angka tersebut setara dengan US$ 25 miliar atau Rp 225 triliun sesuai proyeksi harga sawit di pasar internasional US$ 1.000 per ton.
Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan mengatakan jumlah produksi itu naik 6,4% dibandingkan 2011 yang mencapai 23,5 juta ton. Total areal perkebuanan sawit Indonesia pada 2012 akan mencapai 8,2 juta hektare. Ekspor sawit dan produk turunannya asal Indonesia diperkirakan 17,5-18 juta ton atau setara US$ 17,5-18 miliar. Harga sawit di pasar internasional pada 2012 diperkirakan berkisar US$ 1.000-1.200 per ton.
Meskipun banyak persoalan yang akan dihadapi pelaku usaha di sektor kelapa sawit, Gapki akan terus mendorong pengembangan dan ekspansi industri sawit Indonesia. Hal itu karena industri sawit sangat berperan bagi pengembangan ekonomi nasional khususnya kontribusi bagi pendapatan negara dari ekspor, penyediaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, pengembangan wilayah pedalaman, dan penyelamatan lahan terlantar.
Kepala Bidang Pemasaran dan Luar Negeri Gapki Susanto menyatakan, produksi maupun ekspor sawit Indonesia 2011 meningkat dibandingkan 2010. Pada 2011 dari produksi sawit Indonesia sebanyak 23,5 juta ton dengan sekitar 16,6 juta ton diekspor. Sedangkan selama 2010 ekspor hanya 15,6 juta ton dari produksi sawit nasional sekitar 22 juta ton.
Bukan hanya ekspor, konsumsi dalam negeri sawit pada 2011 juga meningkat dari tahun sebelumnya yakni menjadi 6-6,2 juta ton dari 5,5 juta ton pada 2010. Tahun 2012 konsumsi sawit dalam negeri diperkirakan meningkat tipis yakni sekitar 6- 6,5 juta ton.
Indonesia menjadi negara produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia. Data Kementerian Pertanian menyebutkan, Indonesia menguasai 44,5% pasar sawit dunia dengan volume produksi mencapai 19,1 juta ton pada 2010. Indonesia mengungguli Malaysia yang menempati posisi kedua dengan pangsa 41,3% dari volume produksi 17,73 juta ton.
Ranking ketiga ditempati Thailand yang menguasai 2,7% pasar sawit dunia, disusul Nigeria dengan pangsa 2% dari total pasar sawit dunia, kemudian Kolombia dengan pangsa 1,9%. Total produksi sawit dunia mencapai 42,9 juta ton.
Menurut lembaga independen internasional, Oil World, Indonesia diperkirakan menguasai 47% pasar minyak sawit dunia di 2011. Sementara pangsa Malaysia ditaksir bakal turun menjadi 39% di tahun ini. Pangsa negara produsen sawit lainnya belum berubah.
Data Oil World juga menyebutkan, produksi sawit dunia pada 2011 diprediksi mencapai 46 juta ton dengan total area yang digunakan untuk menanam sawit di seluruh dunia mencapai 12 juta hektare. Sebagian besar lahan perkebunan kelapa sawit itu berlokasi di Indonesia dan Malaysia.
Oil World memaparkan, minyak sawit kini menjadi minyak nabati dunia paling penting. Di antara seluruh jenis produksi minyak nabati, sawit berada di posisi teratas (dengan pangsa 30%), diikuti minyak kedelai (29%), minyak biji rape (14%), minyak bunga matahari (8%), dan lainnya (19%).
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi ekspor CPO dan turunannya pada 2011 mencapai 16,5 juta ton, naik 5,7% dibandingkan 2010 sebanyak 15,6 juta ton. Proyeksi pertumbuhan ekspor itu dibuat dengan mempertimbangkan kenaikan permintaan CPO dan turunannya di dunia sebesar 5 juta ton per tahun.
Departemen Pertanian Amerika Serikat (US Department of Agriculture/USDA) memperkirakan, ekspor CPO Indonesia tahun ini bisa mencapai 19,35 juta ton. Angka itu naik dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 17,85 juta ton. Sedangkan produksi CPO Indonesia akan mencapai 25,4 juta ton pada 2011. Angka itu lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 23,6 juta ton.
Jika proyeksi itu dipadukan dengan capaian ekspor CPO Indonesia pada 2010, tidak berlebihan apabila nilai ekspor CPO Indonesia pada 2011 akan menembus US$ 20,2 miliar atau setara Rp 180 triliun.
Sepanjang 2010, nilai devisa ekspor CPO dan produk turunan sawit Indonesia mencapai US$ 16,4 miliar, naik 50% lebih dari 2009 yang berjumlah US$ 10 miliar. Jika dihitung rata-rata, dalam sebulan ekspor CPO dan produk turunannya mencapai US$ 1,36 miliar atau Rp 12,24 triliun.
Rata-rata ekspor CPO pada 2010 meningkat tajam dibandingkan 2009 sebesar US$ 833 juta per bulan. Hal itu dipengaruhi tingginya harga CPO internasional pada tahun 2010. Pada tahun lalu, produksi CPO Indonesia mencapai 21 juta ton.(Tim redaksi 04)