Duniaindustri.com — Sekitar 2.600 perusahaan eksportir masih memarkir (mengendapkan) devisa ekspor di luar negeri dan belum merespons surat dari Bank Indonesia terkait peraturan bank Indonesia (PBI) devisa hasil ekspor (DHE).
“Kami telah mengidentifikasi 2.600 eksportir yang DHE-nya belum masuk (ke Indonesia),” ujar Kepala Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter BI Hendi Sulistiowati.
Hendi menambahkan, baru sekitar 200 eksportir yang merespons, yakni dalam bentuk mengirim devisanya. Hendi mengatakan, sekarang yang penting untuk meresponsnya yakni, memberikan tanggal pemberitahuan ekspor barang (PEB), sandi kantor pabeannya, nomor pendaftaran PEB, dan nilai dari PEB-nya berapa.”Adapun kendalanya, alamat eksportir sering salah,” ujar Hendi.
Pada 2011, pemerintah dan Badan Pusat Statistik (BPS) menaksir total ekspor Indonesia akan menembus US$ 200 miliar atau Rp 1.700 triliun, naik 26,7% dari 2010 senilai US$ 157,73 miliar atau Rp 1.340 triliun.
Data BPS memperlihatkan, dalam enam bulan pertama tahun ini nilai ekspor Indonesia terus menunjukkan kecenderungan meningkat. Nilai ekspor Indonesia selama Juni 2011 tercatat US$18,41 miliar atau naik 0,71% dari bulan sebelumnya.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia selama Januari-Juni 2011 juga meningkat 36,02% menjadi US$ 98,64 miliar dibanding periode yang sama 2010. Ekspor nonmigas tercatat sebanyak US$ 76,06 miliar atau naik 33,2% di semester I 2011 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pada semester I 2011, ekspor nonmigas Indonesia paling banyak ditujukan ke Jepang dengan nilai US$ 8,97 miliar dan berkontribusi 11,35% terhadap seluruh ekspor nonmigas nasional. Disusul China dengan nilai US$ 8,95 miliar dan pangsa 11,32%, serta AS dengan nilai US$ 7,90 miliar dengan porsi 9,99%.
Pangsa ekspor nonmigas ke negara-negara anggota ASEAN juga tercatat cukup tinggi selama kurun waktu itu yakni 21,17%, dengan rincian Singapura (7,12%) dan Malaysia (6,28%) sebagai penyumbang terbesar.
BPS menilai nilai ekspor Indonesia di semester II 2011 akan lebih tinggi dibanding semester I tahun ini. Kalau semua normal, tidak ada turbulensi atau sesuatu yang istimewa, nilai ekspor semester II biasanya lebih tinggi dari semester I. Melihat gerakan empirik ekspor semester I, ekspor tahun ini bisa mendekati atau menembus US$ 200 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa juga menilai, total ekspor Indonesia bisa mencapai US$ 200 miliar pada 2011 di tengah membaiknya surplus neraca perdagangan Indonesia. “Ekspor kita syukuri meningkat, dan itu menunjukkan peluang kita untuk mencapai angka US$ 180-190 miliar atau bahkan US$ 200 miliar pada 2011 bisa tercapai walau impor meningkat,” kata Hatta.
Dia menambahkan, surplus neraca perdagangan Indonesia hingga semester I 2011 yang mencapai US$ 15,05 miliar juga memperlihatkan pergerakan nilai ekspor Indonesia ke arah positif.
Hatta mengatakan, saat ini impor tidak perlu dikhawatirkan karena kebanyakan merupakan bahan baku penolong maupun barang modal yang dibutuhkan untuk peningkatan produktivitas industri dalam negeri. “Impor tidak perlu dikhawatirkan karena kalau kita bedah komponen barang modal tinggi sekali dan itu akan meningkatkan produktivititas kita karena mesin-mesin akan bekerja,” ujarnya.
Duniaindustri.com mencatat Indonesia memiliki sejumlah komoditas yang mendunia. Keunggulan itu sudah diakui secara global sehingga tidak heran banyak investor asing yang melirik negeri ini. Berdasarkan penelusuran tim redaksi duniaindustri.com tercatat 18 komoditas RI memiliki peringkat dunia.
Ke-18 komoditas tersebut merupakan sumber daya alam dan sumber daya industri Indonesia yang menempati peringkat strategis di dunia. Di 2011, Indonesia telah resmi menyandang predikat produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia. Negeri ini juga menjadi produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia.
Indonesia juga dikenal sebagai eksportir terbesar batubara di dunia, produsen dan eksportir timah terbesar di dunia, dan lainnya. Indonesia menempatkan diri sebagai produsen terbesar minyak sawit (palm oil) dunia. Menurut laporan lembaga independen internasional, Oil World, Indonesia menghasilkan 47% produksi minyak sawit dunia di 2011.
Sementara itu, Malaysia yang menyumbang 39% produksi minyak sawit global berada di posisi kedua. Negara lain yang juga banyak memproduksi minyak kelapa sawit adalah Nigeria, Thailand, Kolombia, Ekuador, Papua Nugini, Pantai Gading, dan Brasil.
Data Oil World menyebutkan, produksi kelapa sawit dunia pada 2010 mencapai 46 juta ton dengan total area yang digunakan untuk menanam sawit di seluruh dunia mencapai 12 juta hektare. Sebagian besar lahan perkebunan kelapa sawit itu berlokasi di Indonesia dan Malaysia.
Untuk komoditas kakao, Indonesia menargetkan mampu memproduksi dua juta ton kakao pada 2020 mendatang. Saat ini, produksi kakao nasional tercatat sebesar 600 ribu ton yang memasok sekitar 15% terhadap total dunia yang sebanyak empat juta ton.
Pemerintah mencanangkan Indonesia sebagai penghasil kakao terbesar dunia pada 2014. Saat ini, predikat tersebut masih dipegang oleh dua negara Afrika, yaitu Ghana dan Pantai Gading.
International Cocoa Organization (ICCO) menyebutkan, pada 2011 pemasok utama kakao dunia adalah Pantai Gading (38,3%), Ghana (20,2%) dan Indonesia (13,6%). Pemasok lainnya adalah Kamerun (5,1%), Brasil (4,4%), Nigeria (4,9%) dan Ekuador (3,1%).
Untuk batubara, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) menyebutkan, Indonesia merupakan pengekspor batubara terbesar kedua setelah Australia. Berdasarkan data IEA, di tahun 2009 Indonesia mengekspor batubara sebesar 261,4 juta ton, sementara Australia mengekspor batubara 288,5 juta ton.
Selain Australia dan Indonesia terdapat sejumlah negara lain yang juga menempati posisi dalam top coal exporters list, yaitu Rusia (130,9 juta ton), Kolombia (75,7 juta ton), Afrika Selatan (73,8 juta ton), Amerika Serikat (60,4 juta ton), China (38,4 juta ton), dan Kanada (31,9 juta ton).
Menurut World Energy Council dalam Survey of Energy Resources-2010, cadangan batubara terbukti dunia terbesar terdapat di Amerika Serikat, Rusia, China, Australia, dan India. Amerika Serikat menempati tempat teratas dengan total cadangan batubara 237.295 juta ton (22,6% cadangan dunia), Rusia menempati tempat kedua dengan 157.010 juta ton (14,4% cadangan dunia), menyusul Cina dengan cadangan sebesar 114.500 juta ton (12,6% cadangan dunia), kemudian Australia dengan cadangan terbukti 76.500 juta ton (8,9% cadangan dunia), dan posisi ke-5 diisi oleh India dengan 60.600 juta ton (7% cadangan dunia), sementara Indonesia hanya menempati urutan ke-14 dengan jumlah total cadangan terbukti 5.529 juta ton (0,6% dari total cadangan batubara dunia).
Menurut data Statistical Review of World Energy di tahun 2009, Cina merupakan negara produsen batubara terbesar dengan 3,05 miliar ton (45,6% produksi dunia), sedangkan Indonesia menempati posisi ke-7 dengan jumlah produksi 252,5 juta ton (3,6% produksi dunia). (Tim redaksi 02)
Keunggulan komoditas Indonesia di dunia:
1. Produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia
2. Produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia
3. Eksportir batubara terbesar kedua di dunia
4. Produsen dan eksportir timah terbesar di dunia
5. Produsen dan eksportir nikel terbesar keempat di dunia
6. Produsen dan eksportir tembaga terbesar ke-11 di dunia
7. Produsen dan eksportir bauksit terbesar ketujuh di dunia
8. Produsen dan eksportir biji besi terbesar kelima di dunia
9. Produsen emas terbesar ke-12 di dunia
10. Produsen gas terbesar ketujuh di dunia
11. Produsen dan eksportir tekstil terbesar ke-7 di dunia, dan terbesar ke-11 untuk garmen
12. Produsen dan eksportir minyak zaitun (bahan baku parfum) terbesar di dunia
13. Produsen dan eksportir kopi terbesar ketujuh di dunia
14. Produsen dan eksportir alas kaki terbesar kelima di dunia
15. Produsen dan eksportir karet terbesar kelima di dunia
16. Produsen dan eksportir kertas dan pulp terbesar kesembilan di dunia
17. Produsen dan eksportir biji kakao terbesar ketiga di dunia
18. Produsen dan eksportir rotan terbesar ketiga di dunia
Sumber: berbagai sumber diolah duniaindustri.com
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: