Duniaindustri (September 2011) — Pemerintah menambah daftar komoditas yang dikenai bea keluar untuk ekspor 14 produk turunan sawit (produk hilir). Sebelumnya produk turunan sawit termasuk crude palm oil (CPO) yang dikenai pajak ekspor hanya berjumlah 15 produk. Dengan demikian, 29 produk turunan sawit dikenai bea keluar ekspor.
Ketentuan baru itu diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 26/M-DAG/PER/9/2011 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Turunan Crude Palm Oil Yang Dikenakan Bea Keluar. Peraturan itu berlaku sejak 14 September 2011.
Ke-14 produk turunan sawit itu adalah bungkil kelapa sawit, palm fatty acid distillate, hydrogenated palm oil (bulk), hydrogenated palm kernel oil (bulk), hydrogenated palm olein (bulk), hydrogenated palm kernel olein (bulk), hydrogenated palm kernel stearin (bulk), hydrogenated palm stearin (bulk), hydrogenated RBD palm olein, hydrogenated RBD palm oil, hydrogenated RBD palm kernel oil, hydrogenated RBD palm kernel olein, hydrogenated RBD palm kernel stearin, hydrogenated RBD palm stearin.
Tarif bea keluar untuk 14 produk turunan sawit itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.011/2011 tentang Penetapan Barang Ekspor Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar. Tarif bea keluar ditetapkan berdasarkan harga referensi atau harga rata-rata sawit di Bursa Rotterdam, satu bulan sebelum penetapan harga patokan ekspor.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menjelaskan, pemerintah menargetkan ekspor minyak sawit mentah beserta turunannya pada 2011 meningkat 16% dari 2010. “Ekspor CPO dan turunannya ditargetkan tumbuh 16% dengan adanya rencana investasi sebesar US$1,2 miliar tahun 2011,” katanya.
Sedangkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi ekspor CPO dan turunannya pada 2011 mencapai 16,5 juta ton, naik 5,7% dibandingkan 2010 sebanyak 15,6 juta ton. Proyeksi pertumbuhan ekspor itu dibuat dengan mempertimbangkan kenaikan permintaan CPO dan turunannya di dunia sebesar 5 juta ton per tahun.
Pada 2010, produksi CPO Indonesia mencapai 21 juta ton. Tahun ini Gapki memperkirakan, produksi CPO nasional akan mencapai sekitar 22 juta ton-22,5 juta ton.
Departemen Pertanian Amerika Serikat (US Department of Agriculture/USDA) memperkirakan, produksi CPO Indonesia akan mencapai 25,4 juta ton pada 2011. Angka itu lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 23,6 juta ton. Selain produksi, USDA juga memperkirakan, ekspor CPO Indonesia tahun ini bisa mencapai 19,35 juta ton. Angka itu naik dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 17,85 juta ton.(Tim redaksi/04)