Duniaindustri.com (September 2015) – Sebanyak 118 bank di Indonesia meraup laba bersih setelah pajak sebesar Rp 50,48 triliun pada semester I 2015, turun 12,9% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 58,43 triliun, menurut data statistik perbankan yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara laba bank BUMN masih tercatat tumbuh positif, meski melambat secara tahunan.
Duniaindustri.com menilai penurunan laba bersih 118 bank pada semester I 2015 ikut dipengaruhi perlambatan ekonomi nasional, depresiasi rupiah, serta kejatuhan harga komoditas dunia. Akumulasi ketiga faktor tersebut membuat penyerapan kredit sedikit melambat dan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih Rp 9,9 triliun pada semester I 2015, naik tipis 3,5% dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar Rp 9,6 triliun. Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin tidak menampik adanya pengaruh pelemahan ekonomi nasional terhadap pertumbuhan laba perseroan.
“Kinerja keuangan kami cukup seimbang, jadi kalau satu kesandung, ada temannya yang bisa mengangkat,” ujar Budi.
Pertumbuhan laba bersih itu didorong terutama oleh kenaikan pendapatan bunga bersih 13,8% menjadi Rp 21,2 triliun dari tahun lalu Rp 19,9 triliun dan pertumbuhan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 10,4% menjadi Rp 8 triliun dari tahun lalu Rp 7,2 triliun.
Hingga Juni 2015, laju pertumbuhan kredit Bank Mandiri meningkat 17,8% menjadi Rp 552,8 triliun dibandingkan per Juni 2014 sebesar Rp 485,8 triliun dan rasio kredit bermasalah masih terkendali di level 1,01%.
Perolehan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 17,8% menjadi Rp 654,9 triliun per Juni 2015 dari Rp 555,4 triliun per Juni 2014. Dari capaian itu, total dana murah (giro dan tabungan) mencapai Rp 403,9 triliun atau naik 16,9% dari periode sebelumnya Rp 345,6 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BBRI) membukukan pertumbuhan laba bersih yang tipis, hanya naik 1,16% pada semester I 2015. Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih perseroan naik dari Rp 11,72 triliun semester I 2014, menjadi Rp 11,86 triliun di semester I 2015.
“Di tengah perlambatan ekonomi, kami berhasil mencatat laba Rp 11,8 triliun,” ujar Direktur Utana BRI Asmawi.
Pertumbuhan laba semester I 2015 BRI jauh di bawah persentase pertumbuhan pada semester I 2014, yag naik 17,11%. Kenaikan itu ditopang peningkatan pendapatan non bunga BRI sebesar 46,9% menjadi Rp 5,6 triliun.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: