Latest News
You are here: Home | Semen | Tren Efisiensi Bahan Baku, Produsen Semen BUMN Manfaatkan Limbah PLTU
Tren Efisiensi Bahan Baku, Produsen Semen BUMN Manfaatkan Limbah PLTU

Tren Efisiensi Bahan Baku, Produsen Semen BUMN Manfaatkan Limbah PLTU

Duniaindustri.com (Maret 2018) – Produsen semen BUMN mulai memanfaatkan limbah berupa fly ash dan bottom ash (FABA) dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batubara yang dioperasikan PT PLN (Persero) untuk menggantikan batu kapur. Pemanfaatan limbah itu akan meningkatkan efisiensi bahan baku sehingga mendorong kinerja keuangan ke depan.

Selama ini FABA dikenal sebagai limbah beracun dan berbahaya, padahal bisa menggantikan sepertiga bahan baku semen. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk meneken nota kesepahaman atau MoU dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tbk dan PT Pupuk Indonesia (Persero). Nantinya, limbah hasil pembuangan PLN dan Pupuk Indonesia akan ditampung untuk bahan baku pabrik semen.

Kedua perusahaan semen ini akan memanfaatkan abu limbah yang dihasilkan dari pembakaran batu bara (fly ash, bottom ash/FABA) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLN. Limbah gipsum yang dihasilkan Pupuk Indonesia pun akan dimanfaatkan juga untuk peningkatan produk semen dan turunnya.

“Harapan kami, BUMN mampu untuk mendukung program pemerintah guna mempercepat laju pertumbuhan infrastruktur nasional secara Iebih efektif dan efisien,” ujar Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso.

Selama ini FABA dikenal sebagai limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) yang dihasilkan dari konsumsi batu bara. Namun, sebenarnya FABA dapat menggantikan sepertiga bagian dari semen jenis portland dengan peningkatan kualitas dan ketahanan.

“Jadi, produk samping dari PLTU itu adalah gipsum, fly ash dan bottom ash. Dari tiga itu, yang terbanyak bottom ash, kalau fly ash hanya 20 persen,” ujar Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali dalam kesempatan yang sama.

Volume FABA yang dihasilkan oleh PLTU yang ada di dalam negeri mencapai 10,8 juta ton setiap tahunnya. Rinciannya, PLN menghasilkan 5,2 juta ton sementara produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) mencapai 5,6 juta ton.

Ali menjelaskan bottom ash bisa digunakan oleh pabrik semen pada proses produksi awal. Sedangkan fly ash, bisa dicampurkan pada produk akhir semen. “Perusahaan semen kan harus ambil kapur dari gunung. Nah, kalau pakai dari bottom ash-nya akan mengurangi kapur dari gunung. Kalau itu bisa dimanfaatkan dengan bagus, tadi 5,2 juta ton (FABA) pasti akan support lingkungan,” ujarnya.

Penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) dilakukan oleh Direktur Utama Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso, Direktur Utama Semen Baturaja, Rahmad Pribadi, Direktur Human Capital Management PLN, Muhamad Ali, Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, Direktur Operasional Patra Jasa, Benny Ishanda, Direktur Utama PT Semen Indonesia Logistik/SILOG Arham S. Torik dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Logistik/PILOG Ahmadi Hasan disaksikan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah dan Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro, di Synergy Lounge Lantai 3 Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (15/3).

Hendi Prio Santoso mengatakan, kerjasama Semen Indonesia dengan PT PLN adalah pemanfaatan FABA, dengan PT Pupuk Indonesia adalah pemanfaatan Gypsum, FABA dan Gypsum merupakan hasil samping dari kedua perusahaan tersebut yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan semen. “Sedangkan kerjasama dengan PT Semen Baturaja adalah join operational and services,” ujarnya.

Kerjasama juga dilakukkan Semen Indonesia dengan PT Patra Jasa, terkait dengan pemasaran produk semen. Sementara itu anak usaha Perseroan yakni Semen Indonesia Logistik (SILOG) juga melakukan kerjasama dengan Pupuk Indonesia Logistik (PILOG).

Sementara Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengatakan penandatanganan nota kesepahaman dilaksanakan dalam rangka untuk mewujudkan sinergi di bidang usaha energi, logistik, kawasan dan pariwisata, dimana BUMN sebagai agent of development memiliki posisi penting dan strategis dalam pembangunan nasional, antara lain melalui perannya sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional, motor penggerak pembangunan serta berperan dalam program-program ekonomi kerakyatan. “BUMN sebagai agen pembangunan berperan besar dalam menyukseskan berbagai program pemerintah. Khususnya di bidang ekonomi kerakyatan,” katanya.

Ditegaskan dia, penurunan dimaksud antara lain, penurunan harga semen di Papua dimana harga sebelumnya adalah Rp 2 juta menjadi Rp 500 ribu persak, pemberdayaan petani melalui pembuatan Kartu Tani yang memberikan subsidi langsung kepada 2,7 juta petani pemilik kartu, maupun di sektor ketenagalistrikan, dimana rasio elektrifikasi mengalami peningkatan pesat dari 84 persen menjadi 93 persen di tahun 2014 dan lebih dari 70 ribu desa telah mendapatkan pasokan listrik.(*/tim redaksi 02)

Riset Peta Persaingan Industri Semen

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube