Latest News
You are here: Home | Baja | Toba Sejahtera dan Antam Berebut Inalum
Toba Sejahtera dan Antam Berebut Inalum

Toba Sejahtera dan Antam Berebut Inalum

Duniaindustri (Maret 2012) – Persaingan memperebutkan saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) akan memanas. PT Toba Sejahtera, perusahaan perusahaan pertambangan batubara milik Jenderal Purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan, telah menyiapkan dana US$ 700 juta untuk mengakuisisi 58,88% saham Inalum.

Presiden Komisaris Toba Sejahtera Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sumber dana berasal dari Deutsche Bank dan BNP Paribas. Toba Sejahtera akan melakukan akuisisi bersama konsorsium 11 pemerintah daerah Sumatera Utara. “Dana akuisisi dari kami, perusahaan daerah mendapat golden share,” katanya.

Seiring dengan itu, PT Toba Sejahtera berencana melakukan Initial Public Offering (IPO) di April 2012 dengan target dana US$ 400 juta. Perusahaan tambang batubara, minyak, pembangkit listrik dan perkebunan ini menargetkan dana IPO US$ 400 juta. Perseroan telah menunjuk Citibank Securities, Mandiri Sekuritas, Morgan Stanley dan CSLA sebagai penjamin emisi.

Toba Sejahtera memiliki anak usaha di pertambangan batu bara, di antaranya PT Kutai Energi, PT Pancara Surya Abdi, dan PT Kimco Armindo. Perseroan juga memiliki tiga anak usaha lain, PT Adimitra Baratama Nusantara, PT Indomining dan PT Trisensa Mineral Utama, dan memiliki area konsesi 7.087 hektare.

Tidak mau kalah, PT Aneka Tambang Tbk menyiapkan US$ 800 juta untuk mengakuisisi saham Inalum. Antam berniat untuk memasok bahan baku di Inalum dari proyeknya saat ini yaitu chemical grade alumina (CGA) di Tayan.

Pemerintah Indonesia akan membuka kesempatan kerja sama baik dengan perusahaan asing maupun swasta nasional untuk mengakuisisi Inalum. Pemerintah daerah juga didorong terlibat sehingga dapat berkontribusi bagi pendapatan daerah.
“Asing dan swasta boleh saja, namun kami mengutamakan perusahaan BUMN yang akan menjalankan usahanya,” ujar Menteri Koordinator Perkonomian Hatta Radjasa.

Pemerintah melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta pusat investasi pemerintah (PIP) menyiapkan dana sebesar US$ 700 juta atau setara Rp 6,3 triliun (kurs Rp 9.000/US$) untuk mengakuisisi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Hatta menyatakan proses akuisisi 58,9% saham Inalum milik konsorsium perusahaan Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Aluminium Co Ltd (NAA) akan dituntaskan pasca-berakhirnya kontrak kerja sama pada 2013. “Sumber dana menjadi prioritas sebelum mengagendakan pola kemitraan dan proses tender,” ujarnya.

Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN), seperti PT PLN, PT Aneka Tambang Tbk, PT Timah Tbk, menyatakan minat untuk masuk dalam konsorsium yang mengakuisisi PT Inalum.

Inalum merupakan perusahaan peleburan aluminium berlokasi di Kuala Tanjung Asahan-Sumatera Utara, didirikan pada 6 Januari 1976. Inalum yang memproduksi 5 juta ton aluminium batangan (ingot) dan 225.000 ton aluminium per tahun diakui termasuk dalam 10 produsen terbesar aluminium ingot di dunia berdasarkan survey AME atas 143 produsen aluminium di berbagai negara.

PT Inalum meraih laba bersih US$ 101 juta di 2009. Dalam enam tahun berturut-turut, PT Inalum berhasil meraih laba rata-rata di atas US$ 100 juta.(Tim redaksi 02)