Latest News
You are here: Home | Farmasi | Timpang, Pesanan Alkes Impor Tembus Rp 12,5 Triliun, Produk Lokal Hanya Rp 2,9 Triliun
Timpang, Pesanan Alkes Impor Tembus Rp 12,5 Triliun, Produk Lokal Hanya Rp 2,9 Triliun

Timpang, Pesanan Alkes Impor Tembus Rp 12,5 Triliun, Produk Lokal Hanya Rp 2,9 Triliun

Duniaindustri.com (Juni 2021) – Pemerintah menyadari bahwa pemenuhan alat kesehatan (alkes) di dalam negeri masih didominasi dari produk impor. Menurut data dari LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah), untuk tahun anggaran 2021 jumlah pemesanan alkes melalui E-Katalog yang berupa produk impor mencapai Rp12,5 triliun. Sementara pesanan alkes dalam negeri hanya Rp2,9 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan, mengatakan gap pemesanan alkes impor dan domestik tersebut menunjukkan bahwa pemerintah harus berupaya keras agar tingkat importasi bisa dikurangi. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ada sekitar 358 jenis alkes yang sudah diproduksi di dalam negeri. Kemudian 79 jenis alkes sudah mampu mensubstitusi/ menggantikan produk impor untuk kebutuhan nasional. Hal ini membuktikan bahwa produsen alkes dalam negeri sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik serta menggantikan produk impor.

“Terdapat 5.462 Alkes impor yang sudah tersubstitusi produk dalam negeri sejenis dan akan dialihkan untuk belanja produk dalam negeri di E-Katalog. Valuasi dari substitusi Alkes impor mencapai Rp6,5 triliun,” papar Luhut dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/6).

Luhut menyatakan untuk mendukung pengembangan industri alkes dalam negeri, pemerintah akan melakukan tujuh langkah strategis. Pertama keberpihakan pada produk dalam negeri melalui belanja barang atau jasa pemerintah. Kedua, peningkatan kapasitas produksi alkes dalam negeri. Ketiga, subsidi sertifikasi TKDN (tingkat komponen dalam negeri) melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Keempat, skema insentif bagi investor alkes dan farmasi. Kelima peningkatan alkes berteknologi tinggi berbasis riset. Keenam kebijakan tenggat waktu untuk pembelian produk impor. Ketujuh prioritas penayangan produk dalam negeri di E-Katalog.

“Kita harus menjadi bagian dari perubahan itu. Jangan kita menghambat perubahan itu. Kita menghadapi masalah di sana-sini, tapi kita sekarang bergerak maju, melakukan perubahan. Kita melakukan terobosan untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik,” pungkas Luhut.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, potensi sebesar Rp607,7 triliun merupakan peluang pasar produk dalam negeri yang dapat dioptimalkan. Sehingga Pemerintah mengupayakan agar 79 produk prioritas alkes dalam negeri dapat dimanfaatkan dalam belanja APBN di bidang kesehatan.

Beberapa produk di antaranya telah memiliki nilai TKDN di atas 40 persen, yang artinya produk dalam negeri tersebut wajib dibeli dan produk impor dilarang untuk dibeli. Bagi alat kesehatan produksi dalam negeri yang belum memiliki nilai TKDN , Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan fasilitasi sertifikasi TKDN secara gratis untuk sekurang-kurangnya 9.000 produk di tahun anggaran 2021.

“Kami menargetkan ada 9.000 produk yang bisa kita fasilitasi untuk mendapatkan sertifikasi TKDN . Ini bisa dimanfaatkan pelaku usaha,” kata dia.

Kemenperin mendorong peningkatan belanja produk dalam negeri melalui Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) serta Program Subtitusi Impor 35 persen pada 2022. Program ini dilaksanakan melalui penurunan impor dengan nilai terbesar yang simultan dengan peningkatan utilisasi produksi sampai dengan 85 persen pada tahun 2022.

“Program ini adalah langkah nyata pemerintah dalam mendukung perekonomian nasional dan menjadikan indonesia negara tangguh dan mandiri,” kata Agus Gumiwang.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 226 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 226 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini: