Latest News
You are here: Home | Farmasi | Substitusi Impor Bahan Baku, Tiga Raksasa Farmasi India Bangun Pabrik di Jawa Barat
Substitusi Impor Bahan Baku, Tiga Raksasa Farmasi India Bangun Pabrik di Jawa Barat

Substitusi Impor Bahan Baku, Tiga Raksasa Farmasi India Bangun Pabrik di Jawa Barat

Duniaindustri.com (Desember 2016) – Tiga perusahaan raksasa farmasi asal India, yakni V worldwide, Concept Pharmaceuticals, dan Teva, berencana membangun pabrik di Indonesia, yang salah satunya memilih lokasi di Jawa Barat. Salah satu dari ketiga perusahaan India itu diketahui akan menanam investasi sekitar US$ 35 juta atau Rp 455 miliar (Kurs Rp 13.000/US$).

Pemerintah mendorong agar investasi tiga perusahaan farmasi dari India itu dapat mengurangi impor bahan baku hingga 50%. Saat ini Indonesia masih memenuhi 90% kebutuhan bahan baku industri farmasinya dari impor dengan biaya yang harus dikeluarkan sebesar US$ 10 miliar per tahun.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit menjelaskan nilai impor bahan baku obat per tahun kurang lebih US$ 10 miliar atau Rp 130 triliun. “Kalau kita subsitusi 50% saja, sudah bagus. Kalau kita bisa berikan output sekitar US$ 5 miliar per tahun, kan butuh investasi,” katanya.

Di sisi lain, India saat ini menjadi salah satu negara penyedia bahan baku farmasi ke Indonesia. Bila rencana investasi ini erealisasi maka basis produksi tiga perusahaan farmasi India tersebut akan berpindah ke Indonesia. Imbasnya, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan impor bahan baku karena sudah diproduksi di dalam negeri.

“Kita banyak impor bahan baku dari India dan China,” kata Sigit.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan akan ada tiga perusahaan farmasi asal India yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia. Ketiga industri tersebut yaitu V worldwide, Concept Pharmaceuticals dan Teva. Salah satu dari ketiga perusahaan tersebut akan memulai investasi dalam waktu dekat senilai US$ 35 juta atau Rp 455 miliar (Kurs 13.000/US$) di Jawa Barat.

Pada Oktober 2016, dua perusahaan pemimpin pasar farmasi di Indonesia, yakni PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), serius menggarap pabrik bahan baku obat. Kedua perusahaan tersebut telah membentuk perusahaan patungan untuk memuluskan rencana pengembangan bahan baku obat.

Kimia Farma bekerja sama dengan perusahaan farmasi asal Korea Selatan Sungwun Pharmacopia membangun pabrik bahan baku obat pertama di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan industri obat dalam negeri. Pembangunan pabrik bahan baku obat tersebut berlokasi di Kawasan Industri Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Dirut Kimia Farma Rusdi Rosman menyebutkan pabrik bahan baku obat dengan nilai investasi Rp132 miliar tersebut dibangun secara bertahap di atas lahan seluas enam hektare dengan tahap awal pembangunan 5.000 meter persegi. Tahap selanjutnya, lanjut dia, akan dikembangkan pada tahun-tahun berikutnya untuk memenuhi kebutuhan produksi bahan baku obat.

Kerja sama Kimia Farma dengan Sungwun Pharmacopia Co Ltd dilakukan karena memiliki teknologi untuk memproduksi bahan baku obat. Teknologi tersebut, kata Rusdi, belum terdapat di Indonesia. Pabrik tersebut dibangun sesuai dengan standar Good Manufacturing Practice (GMP) dan diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2017.

Adapun untuk komersialisasi hasil produksi Bahan Baku Obat Aktif (API) ini direncanakan pada awal tahun 2018. Jenis bahan baku obat yang akan diproduksi berjumlah delapan item yaitu Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Pantoprazole, Esomeprazole, Rabeprazole, Clopidogrel dan Sarpogrelate dengan total kapasitas produksi 30 ton per tahun.

Produksi delapan bahan baku obat tersebut untuk memenuhi 100 persen kebutuhan seluruh industri farmasi di Indonesia dan selebihnya untuk pasar ekspor. Pabrik Kimia Farma juga akan memproduksi tujuh jenis bahan baku yang dapat digunakan untuk kosmetika dan suplemen makanan (High Function Chemical, HFC) dengan seluruh hasil produk akan diekspor ke Korea, Jepang dan Amerika.

“Kebutuhan bahan baku obat ada 2.200 lebih, kita buat 15 (jenis), tahun berikutnya akan ada 20 (jenis) lagi,” kata Rusdi. Pengembangan pabrik bahan baku obat Kimia Farma akan dilakukan pada tahun-tahun berikutnya dengan menambah total 40 jenis bahan baku obat yang akan diproduksi.

Sementara Kalbe membentuk dua perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan Genexine, perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), bernama PT Kalbio Global Medika dan PT Kalbe Genexine Biologics untuk membangun pabrik bahan baku berbasis bioteknologi yang bernilai tambah tinggi dan berdaya saing ekspor.

Pabrik yang berada di kawasan industri Delta Silikon 3 Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, itu menelan investasi Rp 400 miliar.

Sekretaris Perusahaan dan Direktur Keuangan Kalbe Vidjongtius mengatakan, pembangunan pabrik di Cikarang dilakukan sejak pertengahan 2015 dan ditargetkan rampung serta mulai beroperasi pada 2017.

“Yang kami bangun adalah bahan obat biofarmasi dengan dasar biologi, bukan bahan baku obat yang berdasarkan turunan kimia,” ujar Vidjongtius. Menurut dia, pembangunan pabrik dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, hasil produksi pabrik tersebut digunakan untuk kebutuhan Kalbe. Dia enggan menyebutkan kapasitas pabrik tahap pertama.

Pabrik ini, kata dia, nantinya menyediakan bahan baku dari sel hidup. seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Potensi pasar produk berbahan baku biofarmasi sangat tinggi.(*/berbagai sumber/tim redaksi 03)

Riset Peta Persaingan Industri Semen

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube