Latest News
You are here: Home | Otomotif | Saratoga Akhiri Rencana Akuisisi 51% Saham Express
Saratoga Akhiri Rencana Akuisisi 51% Saham Express

Saratoga Akhiri Rencana Akuisisi 51% Saham Express

Duniaindustri.com (Oktober 2015) – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), perusahaan investasi yang dibidani Sandiaga S Uno, mengakhiri perjanjian jual beli bersyarat terkait rencana akuisisi 51% saham PT Express Transindo utama Tbk (TAXI) milik PT Rajawali Corpora. Pengakhiran rencana akuisisi itu dilakukan karena kondisi pasar yang tidak kondusif.

“Dengan ini kami, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menyampaikan perseroan bersama dengan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dan Golden Valley Advisors Inc di satu pihak dan PT Rajawali Corpora di pihak lain, telah menandatangani perjanjian pengakhiran pada 7 oktober 2015. Para pihak setuju untuk mengakhiri perjanjian jual beli bersyarat (conditional sale and purchase agreement) tanggal 6 Juli 2015 terkait rencana pembelian 1,09 miliar lembar saham Express,” kata Ira Dompas, Sekretaris Perusahaan Saratoga dalam keterbukaan informasi.

Menurut dia, pengakhiran tersebut dilakukan disebabkan kondisi pasar yang tidak kondusif. “Adapun pengakhiran tersebut berlaku efektif sejak 7 Oktober 2015,” kata Ira.

Sebelumnya, Saratoga Investama Sedaya, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan Golden Valley Advisors Inc siap mengakuisisi 1.09 miliar saham atau 51% saham Express Transindo dari tangan Rajawali Corpora. Transaksi pembelian saham tersebut akan segera dilakukan setelah ketiga pihak tersebut menyetujui dan menandatangani perjanjian jual beli bersyarat pada 6 Juli 2015.

“Penyelesaian transaksi akuisisi diharapkan dapat selesai dalam waktu 90 hari, tergantung pada terpenuhinya beberapa syarat pendahuluan oleh para pihak,” kata Andi Esfandiari, Direktur Saratoga dalam keterangan tertulis.

Akuisisi yang akan dilakukan merupakan pengambilalihan secara langsung dari Rajawali yang saat ini menjadi pemegang saham mayoritas Express dengan kepemilikan saham 51,0025%. Setelah transaksi tersebut selesai, maka para pembeli akan melakukan penawaran tender wajib, dimana harga terendah akan ditawarkan kepada pemegang saham publik dengan mengacu pada peraturan Bapepam-LK No.IX H.1.

Saratoga saat ini merupakan perusahaan investasi aktif yang memiliki portofolio investasi di sektor infrastruktur, sumber daya alam, dan konsumer. Akuisisi saham tersebut dilakukan dalam rangka mendiversifikasi portofolio investasi Saratoga.

“Dari investasi ini, ada beberapa peluang kontribusi yang bisa perseroan lakukan kepada Express antara lain dari sisi brand strength, perbaikan teknologi, dan improvisasi dari beberapa produk perseroan,” ujar Andi dalam paparan publik.

Selain itu, bisnis Express nantinya juga diharapkan bisa bersinergi dengan lini bisnis Mitra Pinasthika yang saat ini berfokus pada bisnis konsumer otomotif.

Dari sisi kinerja, Express Transindo membukukan pendapatan Rp 247,09 miliar sepanjang kuartal I 2015, atau naik dari posisi Rp 182,01 miliar di kuartal I 2014. Namun laba bersih Express turun menjadi Rp 20,32 miliar, dari Rp 29,21 miliar di kuartal I 2014. Beban bunga tumbuh 82 persen secara tahunan menjadi Rp 1 triliun karena penerbitan obligasi untuk ekspansi armada pada 2014.

Manajemen Express sebelumnya mengakui tengah menghadapi berbagai tantangan pada tahun ini. Terutama karena perlambatan ekonomi, naiknya harga BBM, serta meningkatnya inflasi.

Express Transindo kini tengah berfokus untuk meningkatkan kualitas sektor IT perseroan. Pada kuartal I, manajemen sudah menghabiskan sekitar Rp 100 miliar dana belanja modal untuk bidang IT, dari total sebesar Rp 430 miliar. Hal itu diharap bisa mendongkrak pendapatan agar sesuai target.(*/berbagai sumber)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo