Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Rp 3,25 Triliun Investasi Dua Produsen Sawit
Rp 3,25 Triliun Investasi Dua Produsen Sawit

Rp 3,25 Triliun Investasi Dua Produsen Sawit

Duniaindustri (Juni 2012) — PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Jaya Agra Wattie Tbk, dua produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), bakal menanamkan investasi dengan total Rp 3,25 triliun untuk penanaman lahan baru maupun pembangunan pabrik pengolahan.

Jaya Agra menyiapkan dana sebesar Rp1,8 triliun untuk melakukan ekspansi usaha berupa penanaman baru maupun pembangunan pabrik. Direktur Keuangan Jaya Agra Bambang S Ibrahim mengatakan, dana untuk investasi berasal dari sisa dana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), penerbitan obligasi maupun pinjaman perbankan.

Sisa dana hasil IPO per akhir Desember 2011 sebesar Rp462,8 miliar. Sisa dana tersebut dialokasikan untuk anak usaha perseroan maupun perusahaan, baik untuk penanaman komoditas pertanian, pembangunan pabrik maupun peralatan operasional. Dana belanja modal tersebut sekitar 58% atau Rp284,2 miliar dialokasikan untuk penanaman karet dan sawit, serta 6%-7% atau Rp29,4 miliar-Rp34,3 miliar untuk akuisisi lahan baru dan sisanya akan dipakai untuk pembangunan pabrik dan lainnya.

Perseroan pada tahun ini akan melakukan ekspansi kebun dengan target penanaman baru karet seluas 4.500 hektare (ha) dan kelapa sawit 3.500 ha. Adapun, target akuisisi lahan kare maupun CPO perseroan pada tahun ini sekira 15.000 ha, yang berlokasi di Kalimantan.

Perseroan juga akan membangun empat pabrik, yakni pabrik kelapa sawit di Kalimantan Selatan dengan kapasitas 45 ton per jam senilai Rp135 miliar, yang ditargetkan rampung pada akhir tahun depan, pabrik karet remah dengan kapasitas tiga ton per jam senilai Rp45 miliar-Rp46 miliar yang diperkirakan bisa beroperasi pada kuartal II tahun ini, pabrik karet lembaran di Jawa Barat dan Timur dengan kapasitas masing-masing 150 kilogram (kg) per jam senilai Rp8 miliar per pabrik.
Adapun untuk pabrik di Jawa Barat akan dibangun pada kuartal III-2012 dan direncanakan rampung pada kuartal I-2013, sedangkan pabrik di Jawa Timur akan selesai pada kuartal IV tahun ini.

Perseroan pada tahun ini menargetkan pendapatan sebesar Rp834 miliar, dengan laba bersih Rp187 miliar. Sementara pada tahun lalu, perseroan berhasil membukukan pendapatan senilai Rp647,06 miliar dengan laba bersih senilai Rp181,23 miliar. naiknya pendapatan perseroan didorong naiknya harga jual rata-rata dan kenaikan volume penjualan karet maupun CPO.

Harga jual rata-rata karet pada tahun lalu naik 40% menjadi Rp41.200 per kg dibanding tahun sebelumnya Rp29.400 per kg, sedangkan volume penjualan naik 17% menjadi 9.886 ton dan harga jual rata-rata CPO meningkat 7% menjadi Rp7.400 per kg dengan volume penjualan meningkat 37% menjadi 27.166 ton.

RNI Ekspansi

PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berencana meningkatkan kapasitas produksi sawit untuk mendukung pasokan ke pabrik CPO milik anak usahanya. Melalui anak perusahaannya, yaitu PT Mitra Ogan dan PT Laskar, RNI berencana menambah jumlah lahan sawit hingga lebih dari 100.000 hektar.

Dirut PT RNI Ismed Hasan Putro mengatakan PT Mitra Ogan membutuhkan tambahan investasi senilai Rp 200 miliar dan PT Laskar memerlukan dana senilai Rp 1,25 triliun. Untuk dananya akan diperoleh dari sumber internal perusahaan dan pinjaman perbankan. Selain itu, akan menggunakan dana cadangan BUMN Perkebunan senilai Rp 3,5 triliun.

Selain membuka perkebunan inti, perusahaan yang memiliki 15 anak usaha ini, berencana membuka perkebunan plasma sawit yang dimiliki warga tetapi dikelola oleh perusahaan. Hal ini karena setiap perkebunan sawit, oleh pemerintah diwajibkan menyediakan sebanyak 20% dari lahan perkebunan untuk perkebunan plasma.

Menurut Ismed, PT RNI (Mitra Ogan) juga berencana membangun power plant (pembangkit listrik mandiri) dengan energi terbarukan dari bahan baku cangkang sawit untuk mendukung pasokan listrik secara mandiri pabrik CPO dan perumahan di lingkungan pabrik.

Kapasitas pembangkit listriknya bisa mencapai 10 MW, sementara kebutuhan pabrik tidak lebih dari 5 MW, sisanya bisa dijual kepada pihak PLN.

Duniaindustri.com mencatata Indonesia sudah melampaui Malaysia menjadi produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia. Indonesia menguasai 44,5% produksi CPO dunia, sedangkan Malaysia 41,3%. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia pada 2012 mencapai 25 juta ton. Angka tersebut setara dengan US$ 25 miliar atau Rp 225 triliun sesuai proyeksi harga sawit di pasar internasional US$ 1.000 per ton.

Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan mengatakan jumlah produksi itu naik 6,4% dibandingkan 2011 yang mencapai 23,5 juta ton. Total areal perkebuanan sawit Indonesia pada 2012 akan mencapai 8,2 juta hektare. Ekspor sawit dan produk turunannya asal Indonesia diperkirakan 17,5-18 juta ton atau setara US$ 17,5-18 miliar. Harga sawit di pasar internasional pada 2012 diperkirakan berkisar US$ 1.000-1.200 per ton.(Tim redaksi 02)