Latest News
You are here: Home | Kimia | Qatar Petro Siap Tanam Investasi US$ 8 Miliar
Qatar Petro Siap Tanam Investasi US$ 8 Miliar

Qatar Petro Siap Tanam Investasi US$ 8 Miliar

Duniaindustri (Juni 2011) – Raksasa petrokimia asal Timur Tengah, Qatar Petroleum International, akan merealisasikan investasi hingga US$ 8 miliar atau Rp 72 triliun untuk membangun kilang (refinery) bersama PT Pertamina (persero). Qatar Petro International telah menyelesaikan feasibility study untuk membangun kilang di Indonesia.

Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menjelaskan, Qatar Petroleum mengharapkan adanya keringanan pajak dalam merealisasikan megaproyek kilang tersebut. “Jika pajak beres, awal tahun 2012 Qatar akan membangun refinery bekerjasama dengan Pertamina,” ujarnya.

Rencana pembangunan refinery juga akan dilakukan Kuwait Petroleum Corporation. Perusahaan minyak asal Kuwait itu telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pertamina untuk membangun kilang Balongan pada 19 Agustus 2010. Nota kesepahaman itu menyepakati dilakukannya studi kelayakan (feasibility study).

Kilang Balongan dirancang berkapasitas 300 ribu barel per hari. Hanya saja pembangunan kilang tersebut masih terganjal masalah insentif. Kuwait Petroleum meminta kepastian insentif pembangunan kilang seperti yang mereka mendapatkannya ketika berinvestasi di negara China dan Vietnam.

Menurut Hidayat, Indonesia membutuhkan paling tidak 2-3 kilang refinery hingga 2014 untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan bakar minyak di dalam negeri. Kini yang sudah pasti akan dibangun adalah satu tambahan kilang di Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

Incaran Asing
Dari penelusuran duniaindustri, perusahaan-perusahaan raksasa petrokimia global mengincar Indonesia sebagai target investasi di tahun ini. Kabar gembira ini muncul dari ketertarikan enam perusahaan petrokimia asing yang berminat membenamkan investasi di Indonesia. Jika ditambah Qatar Petroleum, jumlah raksasa petrokimia asing bertambah menjadi tujuh perusahaan.

Selain Qatar Petroleum, enam perusahaan raksasa petrokimia itu adalah Chinese Petroleum Corp (perusahaan minyak dan gas bumi Taiwan), Dow Chemicals (Amerika Serikat), Saudi Basic Industries Corporation (Sabic), Arabian American Oil Company (Aramco), Kuwait Petroleum Corporation, dan Lotte Group (Korea Selatan).

Chinese Petroleum Corp berencana membangun kompleks petrokimia dan merelokasi kilang minyak berkapasitas 100.000-200.000 barel per hari ke Kalimantan dengan perkiraan investasi senilai US$ 2,8 miliar. Selain itu, perusahaan tersebut berencana membangun unit pemrosesan nafta berkapasitas 730.000 ton etilena per tahun.

Sedangkan Kuwait Petroleum Corporation (KPC) menggandeng PT Pertamina (persero) untuk menggarap proyek kilang Balongan senilai US$ 8-9 miliar dengan kapasitas produksi minyak mentah mencapai 300 ribu barel per hari.

Aramco berniat menjalin kerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemicals Tbk untuk menggarap megaproyek pembangunan kilang nafta (naphta craker) di Banten, Indonesia. Dow Chemicals juga merencanakan ekspansi di Indonesia senilai US$ 500 juta di sektor petrokimia.

Lotte Group, kelompok bisnis terkemuka di Korea Selatan, juga siap menanamkan investasi sebesar US$ 5 miliar untuk membangun pabrik petrokimia dan plastik di Banten atau Tuban. Saudi Basic Industries Corporation sedang mempertimbangkan investasi petrokimia di Indonesia.(Tim redaksi 01)