Latest News
You are here: Home | World | Perang Dagang Buka Peluang Relokasi Pabrik Cina ke Indonesia
Perang Dagang Buka Peluang Relokasi Pabrik Cina ke Indonesia

Perang Dagang Buka Peluang Relokasi Pabrik Cina ke Indonesia

Duniaindustri.com (Januari 2019) — Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina yang terus berlanjut ternyata menciptakan peluang bagi Indonesia. Peluang itu antara lain terlihat dari minat sejumlah pabrik di Cina yang berencana relokasi ke Indonesia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai relokasi pabrik di Cina ke Indonesia dilakukan guna menghindari tarif tinggi yang dikenakan AS. Sejumlah industri di Cina sudah menyampaikan pertimbangannya untuk memindahkan pabrik ke Indonesia.

“Termasuk di industri tekstil dan alas kaki global sedang mempertimbangkan pemindahan pabrik dari China ke Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi, kemarin.

Menurut Airlangga, investasi ini menunjukkan bahwa Indonesia masih dinilai sebagai salah satu negara tujuan utama bagi investor Cina. Ini seiring pula dengan komitmen pemerintah yang terus menciptakan iklim investasi kondusif dan memberikan kemudahan dalam proses perizinan usaha.

Rencananya, pada tahun ini, ada investor Cina yang akan menanamkan modalnya sebesar Rp 10 triliun di sektor industri tekstil. Investasi tersebut mengarah kepada pengembangan sektor menengah atau midstream, seperti bidang pemintalan, penenunan, pencelupan, dan pencetakan.

Contoh lainnya, Airlangga menambahkan, para investor dari China membangun kawasan industri baru di Sulawesi Tengah, yang selama lima tahun ini telah berinvestasi sebanyak 5 miliar dolar AS. “Total ekspor dari lokasi tersebut sudah mencapai 4 miliar dolar AS,” ujarnya.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan mengatakan, Indonesia diuntungkan dari perang dagang antara AS dan China. Pasalnya, perusahaan di kedua negara tersebut akan mencari tujuan investasi yang lebih murah dan efisien.

“Trade war itu buat kita sebenernya menguntungkan, karena akan ada relokasi-relokasi investasi,” kata Luhut.

Dia menjelaskan, saat ini sudah ada beberapa relokasi investasi yang masuk akibat munculnya perang dagang. “Dari Taiwan itu misalnya petrochemical, mereka mau relokasi di Gresik, nilainya 6,49 miliar dolar AS, kita harap segera ground breaking,” kata Luhut.

Selain itu, Luhut menyebut, ada investor Prancis dan China juga berencana investasi di wilayah Halmahera, Maluku Utara. Dia mengaku belum tahu sektor industri apa yang disasar, namun nilainya diperkirakan mencapai 10 miliar dolar AS.

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Singapura tersebut menekankan, dalam situasi perang dagang, Indonesia tidak berpihak ke satu negara, sehingga negara manapun dapat melakukan investasi.(*/tim redaksi 04 & 06/Safarudin)

 

detektif industri pencarian data spesifik

Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2014-2020 (Top 10 Perusahaan Kosmetik & Market Analysis)

Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil)