Latest News
You are here: Home | Elektronik | Penjualan Terkoreksi hingga 20%, Produsen Elektronik Perang Harga Jual
Penjualan Terkoreksi hingga 20%, Produsen Elektronik Perang Harga Jual

Penjualan Terkoreksi hingga 20%, Produsen Elektronik Perang Harga Jual

Duniaindustri.com (November 2015) – Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) memproyeksikan penjualan elektronik di Indonesia tahun ini terkoreksi hingga 20% menjadi Rp 32 triliun dibandingkan tahun lalu Rp 40 triliun seiring penurunan permintaan dan daya beli masyarakat. Akibat penurunan permintaan, para produsen terlibat perang harga sebagai salah satu strategi mempertahankan volume produksi.

Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Ali Soebroto menilai, saat ini terjadi perang harga di pasar elektronik, seiring anjloknya penjualan. Ini biasanya dilakukan oleh merek-merek baru yang belum memiliki pasar di Indonesia.

“Namun, hal tersebut juga riskan dilakukan, karena membutuhkan modal yang sangat besar dan bisa membuat perusahaan terkait gulung tikar. Pemerintah juga harus hati-hati dengan industri yang tinggal gudangnya saja dan harus dilihat cermat, apakah industrinya masih jalan,” ujarnya kepada pers.

Ali menambahkan, yang terpenting saat ini bagi industri elektronik adalah bertahan hingga mencapai titik keseimbangan baru. “Produsen elektronik meminta pemerintah merilis stimulus untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah percepatan pencairan anggaran belanja,” tutur Ali.

Menurut dia, penurunan daya beli masyarakat seiring perlambatan ekonomi nasional sudah sangat merisaukan produsen elektronik. “Momentum akhir tahun diperkirakan tidak dapat mendongkrak pasar elektronik. Sebab, sebagian besar masyarakat masih menahan diri untuk membeli barang elektronik,” katanya.

Dampak penurunan daya beli dan penjualan, menurut Ali, berdampak besar terhadap produsen elektronik. Pasalnya, produsen harus berhadapan dengan kelebihan produksi, yang mengancam keberlangsungan pabrik.

“Produsen sangat tergantung pada volume, sehingga begitu pasar turun, pabrikan mengalami over produksi. Untuk menyelesaikan itu, dibutuhkan biaya besar, kalau perusahaan kecil, tentu sudah kolaps,” papar dia.

10 Perusahaan Terbesar
Sekitar sepuluh perusahaan elektronik terbesar di Indonesia berkompetisi memperebutkan pasar elektronik di Indonesia. Sepuluh perusahaan elektronik terbesar itu adalah, PT LG Electronics Indonesia, PT Samsung Electronics Indonesia, PT Panasonic Gobel Indonesia, PT Toshiba Visual Media Network Indonesia, PT Sharp Electronics Indonesia, PT Hartono Istana Teknologi (Polytron), PT Sanyo Sales Indonesia, PT Maspion Group, PT Istana Argo Kencana (Sanken), PT Midea Electronics Indonesia.

Tim redaksi duniaindustri.com mengolah data berbagai sumber untuk mengetahui nilai penjualan 10 perusahaan elektronik terbesar tersebut. Dari 10 perusahaan elektronik tersebut, 4 berasal dari Jepang, 2 berasal dari Korea Selatan, 3 berasal dari Indonesia, dan 1 dari China.

Data dari berbagai sumber menyatakan, PT Sharp Electronics Indonesia, produsen elektronik asal Jepang, meraup penjualan tahun fiskal 2010-2011 sebesar Rp 5,5 triliun. PT LG Electronics Indonesia mencatatkan penjualan sebesar Rp 5,2 triliun sepanjang 2010. Sementara PT Samsung Electronics Indonesia memperkirakan omzet penjualan sekitar Rp 5 triliun di 2006.

PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) menargetkan penjualan melonjak sebesar 32% menjadi Rp 5,28 triliun di 2011 dibandingkan 2010. “Kenaikan penjualan itu kalau dari nilainya tahun 2010 sekitar Rp 4 triliun, sedangkan target penjualan tahun 2012 sebesar Rp 10 triliun,” ujar Ichiro Suganuma, Presiden Direktur Panasonic Gobel Indonesia, belum lama ini.

PT Toshiba Visual Media Network Indonesia meraih penjualan di Indonesia rata-rata mencapai US$ 280 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun per tahun. Dari jumlah itu, US$ 250 juta (sekitar Rp 2,25 triliun) merupakan hasil ekspor ke mancanegara dan US$ 30 juta (sekitar Rp 270 miliar) hasil penjualan di pasar dalam negeri.

PT Sanyo Sales Indonesia menargetkan penjualan sebesar Rp 2 triliun pada 2010 di pasar Indonesia. “Pertumbuhan pasar Indonesia cukup potensial bagi Sanyo,” kata Presiden Direktur PT Sanyo Sales Indonesia (SSI) Toshihide Miyamoto.

PT Hartono Istana Teknologi, produsen elektronik bermerek Polytron, menargetkan penjualan hingga Rp 2,5 triliun pada 2011 atau naik 25% dari penjualan 2010 sebesar Rp 2 triliun.

Sedangkan PT Maspion Group meraup penjualan produk elektronik rumah tangga seperti kipas angin untuk pasar domestik sebesar Rp 1,51 triliun, dan penjualan ekspor sebesar Rp 435,68 miliar.

PT Istana Argo Kencana, produsen elektronik merek Sanken, mampu meraih penjualan di atas Rp 250 miliar. PT Midea Electronics Indonesia, produsen elektronik asal China, menargetkan penjualan pada 2011 senilai Rp 200 miliar.(*/berbagai sumber/tim redaksi 02)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube