Latest News
You are here: Home | World | Investor Perlu Waspada 2015 Penuh Gejolak di Pasar Finansial
Investor Perlu Waspada 2015 Penuh Gejolak di Pasar Finansial

Investor Perlu Waspada 2015 Penuh Gejolak di Pasar Finansial

Duniaindustri.com (Desember 2014) – Perubahan yang cepat dalam kebijakan bank sentral global memicu kekhawatiran bahwa pada 2015 nanti akan menjadi tahun penuh gejolak, bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), meyakini bahwa kenaikan suku bunga akan menimbukan masalah terhadap pasar perumahan.

“Tahun depan akan sangat bergejolak karena semua bank sentral utama dunia akan mengambil langkah-langkah yang tidak mereka ketahui mengapa mereka melakukannya,” kata Peter Sullivan, kepala ekuitas Eropa di HSBC, kepada CNBC.

Saat ini, Federal Reserve AS dan BoE sedang mengkaji untuk menaikkan suku bunga acuan dari posisinya yang terendah, pada 2015 atau awal 2016. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan kebijakan moneter zona euro dan Jepang, yang cenderung akan mempertahankan suku bunga agar tetap rendah untuk beberapa tahun ke depan.

Suku bunga – yang menjadi acuan semua bentuk surat utang – mengalami pemangkasan setelah kekacauan keuangan global pada 2008 dengan harapan akan mendorong pengucuran pinjaman. Kendati demikian, pertumbuhan yang lebih baik dan turunnya angka pengangguran di Inggris dan AS, menimbulkan ekspektasi tinggi bahwa akan terjadi perubahan kebijakan dalam waktu dekat.

Lembaga rating Moody’s memperingatkan tentang potensi “normalisasi yang kacau,” dalam prospek 2015, dan menambahkan bahwa kenaikan suku bunga bisa mengganggu pertumbuhan dan merusak kualitas utang negara. Moody’s menyebutkan mungkin juga terjadi kejutan mendadak terhadap harga aset dan arus modal, akibat dari anjloknya kepercayaan pada kecenderungan evolusi suku bunga AS.

Analis Credit Suisse juga mengekspektasikan adanya pergeseran besar pada arus modal dan penetapan harga aset pada 2015, sambil memperingatkan akan adanya “kebangkitan” volatilitas. Lembaga keuangan itu memperkirakan akan ada lebih banyak badai di pasar pada 2015, dan memprediksikan penurunan indeks S&P 500 menjadi 2.100 pada akhir tahun, lebih rendah dari pertengahan tahun ini sebesar 2.220.

Sementara itu, Sullivan dari HSBC, mendesak investor untuk membeli saham-saham berimbal hasil tinggi agar bisa keluar dari periode turbulensi. Sullivan menyarankan untuk berinvestasi di saham-saham sektor telekomunikasi, utilitas, dan asuransi sebagai cara terbaik untuk bermanuver di tahun 2015.

Bukan hanya investor dan analis yang perlu mengkhawatirkan kenaikan suku bunga pada 2015, karena dampaknya akan dirasakan oleh pemilik rumah yang membeli dengan kredit bank. Dalam risetnya tentang dampak kenaikan bunga terhadap pasar perumahan di negara itu, BoE mengungkapkan tentang besarnya beban utang masyarakat Inggris, dimana jumlah pembayaran kembali utang melebihi pendapatan kotor dengan rasio sekitar 40 persen.

“Jumlah rumah tangga Inggris yang masuk dalam kategori rentan (kenaikan suku bunga) akan meningkat dari sekitar 360.000 menjadi 480.000 rumah tangga,” ungkap BoE dalam laporannya yang dirilis Senin (8/12). Ditambahkan bahwa beban rumah tangga tersebut akan lebih parah jika pendapatan mereak tidak naik sebanyak kenaikan suku bunga.

“Suku bunga yang lebih tinggi akan menaingkatkan tekanan keuangan dalam keluarga dengan utang yang tinggi,” BoE menambahkan. “Rata-rata rumah tangga muda, yang cenderung lebih banyak menjadi peminjam, akan semakin memburuk. Sementara itu, rumah tangga yang lebih tua, yang cenderung menjadi penabung akan mendapatkan keuntungan.”(*/berbagai sumber)