Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Investor Malaysia Cari Kebun Sawit 200 Ribu Hektare
Investor Malaysia Cari Kebun Sawit 200 Ribu Hektare

Investor Malaysia Cari Kebun Sawit 200 Ribu Hektare

Duniaindustri.com (Oktober 2013) – Investor asal Malaysia sedang mencari kebun sawit seluas 200 ribu hektare di Kalimantan. Sekjen Association of Plantation Investors of Malaysia in Indonesia (APIMI), Nor Hazlan Abdul Mutalib, menerangkan tiga perusahaan asal Malaysia telah menyampaikan ketertarikannya berinvestasi perkebunan sawit di Indonesia.

“Luas lahannya untuk setiap satu perusahaan sekitar 20 ribu hektare secara bertahap,” kata Nor Hazlan.

Saat ini tiga perusahaan Malaysia itu sedang tahap pencarian lahan di daerah Kalimantan. Lebih lanjut, kata Nor Hazlan, tidak hanya berinvestasi di kebun, perusahaan Malaysia juga tertarik membangun industri hilir di Indonesia seperti yang telah dilakukan Sime Darby dan KL Kepong. “November ini pabrik refinery milik Sime Darby siap produksi,” tandas Nor Hazlan.

Saat ini jumlah perusahaan perkebunan asal Malaysia yang berada di Indonesia sekitar 18 perusahaan. Dari jumlah tersebut, luas lahan yang dimiliki mencapai kurang lebih 1 juta hektare. Sekitar 80%-nya sudah ditanami oleh sawit.

Selain investor Malaysia, investor asal Amerika Serikat (AS) mencari lahan untuk perkebunan sawit seluas 250 ribu hektare di Indonesia. Investor AS yang namanya terdaftar di bursa efek AS itu menyiapkan investasi US$ 1,25 miliar atau setara US$ 5.000/hektare.

Sumber duniaindustri.com yang mengetahui rencana transaksi itu menyatakan, nama perusahaan AS tersebut cukup tenar di negeri Paman Sam dan ‘mejeng’ di bursa efek AS. “Dia bilang 250 ribu hektare kebun sawit masih ada di Indonesia mengingat Indonesia menjadi produsen sawit terbesar di dunia,” ceritanya.

Dia tidak mau menyebut nama perusahaan AS tersebut karena tidak mau menghebohkan. Lokasi yang diincar perusahaan pun belum mau dibocorkan karena khawatir harga lahan akan naik terlebih dahulu.

Saat ini PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) menjadi penguasa lahan sawit terbesar di Indonesia. Smart menguasai lahan sawit seluas 480 ribu hektare. Total lahan sawit di Indonesia pada 2012 diperkirakan mencapai 8,2 juta hektare.

Seorang eksekutif SMART yang enggan diungkap jatidirinya menyebutkan dengan luas lahan itu, Sinarmas Agro menjadi produsen sawit terbesar di Indonesia. “Sinarmas Group juga memiliki 1 juta hektare lahan sawit di Papua yang belum digarap,” ujarnya kepada duniaindustri.com.

Peringkat kedua yang menjadi penguasa lahan sawit di Indonesia adalah Wimar International dengan 350 ribu hektare, selanjutnya PT Minamas Plantation, anak usaha Sime Darby Plantation Sdn Bhd (produsen sawit terbesar di dunia) yang menguasai area perkebunan sawit sebesar 280 ribu hektare di 8 provinsi di Indonesia.

Sedangkan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menguasai lahan sawit mencapai 265.000 hektare yang tersebar di Aceh, Jambi, Riau, Kalimantan dan Sulawesi. Perusahaan perkebunan milik Grup Astra ini akan menambah lahan perkebunan baru di wilayah Indonesia Timur sekitar 10.000 hektare.

Saat ini Indonesia sudah melampaui Malaysia menjadi produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia. Indonesia menguasai 44,5% produksi CPO dunia, sedangkan Malaysia 41,3%.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia pada 2012 mencapai 25 juta ton. Angka tersebut setara dengan US$ 25 miliar atau Rp 225 triliun sesuai proyeksi harga sawit di pasar internasional US$ 1.000 per ton.

Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan mengatakan jumlah produksi itu naik 6,4% dibandingkan 2011 yang mencapai 23,5 juta ton. Total areal perkebuanan sawit Indonesia pada 2012 akan mencapai 8,2 juta hektare. Ekspor sawit dan produk turunannya asal Indonesia diperkirakan 17,5-18 juta ton atau setara US$ 17,5-18 miliar. Harga sawit di pasar internasional pada 2012 diperkirakan berkisar US$ 1.000-1.200 per ton.(Tim redaksi 02)

Rekomendasi

Tingginya minat asing untuk mencari kebun sawit di Indonesia menandakan investasi di sektor tersebut masih prospektif. Indonesia merupakan produsen dan eksportir terbesar CPO di dunia dengan pangsa pasar sebesar 45%. Data Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan, luas areal lahan kelapa sawit di Indonesia pada 2011 mencapai 8.908.000 hektare, sementara di 2012 angka sementara mencapai 9.271.000 hektare. Perusahaan Malaysia baik secara langsung maupun melalui anak usaha atau perusahaan associated diperkirakan menguasai 22%-25% kebun sawit di Indonesia. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) pada tahun 2010 pernah mencatat dari total luas kebun kelapa sawit Indonesia seluas 7,79 juta hektare yang dibagi menjadi tiga berdasarkan kepemilikannya, yaitu perkebunan negara, swasta, dan rakyat. Dari jumlah itu, untuk perkebunan swasta sekitar 22%-25% dikuasai pemodal dari Malaysia. Perkebunan sawit negara seluas 676 hektare (8,47%), perkebunan swasta seluas 3,5 juta hektare (43,88%), dan perkebunan rakyat 3,8 juta hektare (47,65%). Sejauh ini, Malaysia sudah menguasai 2,1 juta hektare atau sekitar 25% dari total kebun sawit di Indonesia seluas 7,79 juta hektare.