Latest News
You are here: Home | World | Investasi Tanah Mengalahkan Emas di Pasar Negara Berkembang
Investasi Tanah Mengalahkan Emas di Pasar Negara Berkembang

Investasi Tanah Mengalahkan Emas di Pasar Negara Berkembang

Duniaindustri.com (Oktober 2015) – Negara-negara berkembang menawarkan beberapa potensi nyata dalam jangka menengah dan panjang. Tanah merupakan investasi yang lebih aman daripada logam mulia seperti emas dan perak; dan ketika pasar saham kurang stabil, tanah menjadi wujud yang aman untuk melindungi kekayaan Anda.

Bagi para investor dan pengembang yang ingin membeli tanah, portal properti global Lamudi.co.id telah merangkum daftar negara-negara berkembang yang memiliki tanah dengan harga yang efisien. Co-founder Lamudi.co.id, Mr Kian Moini berkomentar, “Meskipun tingkat risiko lebih tinggi di pasar negara berkembang, imbalannya substansial. Tanah, terutama di pasar negara berkembang, adalah bagian penting dari portofolio investasi yang seimbang.”

Daftar negara-negara berkembang yang menawarkan investasi tanah secara prospektif antara lain:

Indonesia
Gugusan kepulauan ini menggabungkan ribuan pulau yang memiliki potensi tinggi untuk Asia Selatan. Dengan kelimpahan sumber daya alam, tenaga kerja muda terdidik dan pasar domestik yang berkembang pesat, menjadi dasar untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Indonesia tercatat oleh Lamudi sebagai tempat yang paling mahal kedua di Asia untuk membeli tanah setelah Myanmar, ada banyak daerah yang kurang diperhatikan namun memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Dengan bantuan dari agen lokal, Anda dapat mengidentifikasi beberapa real estate yang akan terus meningkat nilainya dalam jangka panjang. Diharapkan bahwa perekonomian Indonesia akan lebih besar dari Jerman pada tahun 2030 sehingga ada potensi yang signifikan yang belum dimanfaatkan. Harga rata-rata tanah: Rp. 3.514.240 ($259) per meter persegi.

Nigeria
Hal penting yang ditanyakan adalah apakah aman untuk berinvestasi di Nigeria. Masalah keamanan dan ketidakstabilan politik telah menjadi bagian dari landskap di negara itu selama beberapa dekade, namun ada banyak peluang di negara yang sedang berkembang pesat ini yang menjadi pertimbangan.

Nigeria adalah negara penerima investasi langsung terbesar di Afrika, dan saat ini sektor non-perminyakan tengah berkembang lebih cepat dibandingkan sektor perminyakan. Negara yang memiliki 183 juta penduduk memiliki cukup sumber daya yang belum dimanfaatkan untuk menarik perhatian investor. Harga rata-rata tanah: Rp. 2.035.280 ($150) per meter persegi.

Myanmar
Saat Jepang mulai berinvestasi, status ekonomi Myanmar berkembang pesat. Negara tersebut sangat bijaksana dalam dalam strategi investasi sejak “dekade yang hilang” pada tahun 1990. Jepang mencoba untuk mengurangi aset mereka yang berisiko di Cina dengan cepat memperluas Myanmar. Negara ini telah keluar dari cangkangnya, setelah bertahun-tahun mengalami isolasi ekonomi di bawah junta militer.

Partai yang berkuasa telah mengangkat sanksi terhadap investasi asing. Perusahaan multinasional besar seperti Walmart dan Coca Cola mulai berinvestasi di negara yang dikenal akan susu dan uang ini. Perkembangan ekonomi yang pesat telah menetes ke sektor real estate. Harga tanah telah meningkat tajam, namun peluang yang baik dapat ditemukan dengan uji kelayakan yang luas. Harga rata-rata tanah: Rp. 8.208.240 ($605) per meter persegi.

Pakistan
Sementara Pakistan secara teknis bukan merupakan pasar berkembang tetapi pasar perbatasan, namun negara tersebut berada di ambang kelulusan untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam waktu dekat. Apa yang menarik mata investor, adalah potensi hasil yang signifikan, bahkan lebih besar daripada di pasar negara berkembang. Ini adalah di mana Brasil dan Cina pada tahun 1990 dan lihatlah mereka sekarang.

Meskipun populasi Pakistan lebih besar dibandingkan Rusia, pasar sahamnya kurang lebih hanya sebesar Yunani. Real estate adalah cara yang lebih aman untuk diversifikasi portofolio Anda di negara-negara perbatasan, karena risikonya dianggap lebih rendah daripada bermain di bursa saham yang stabil. Harga rata-rata tanah: Rp. 3.600.670 ($258) per meter persegi.

Mauritius
Meskipun ukurannya mungil, Mauritius telah menarik perhatian investor di seluruh dunia. Mereka melihat pulau kecil ini di tengah-tengah Samudra Hindia dan melihat peluang. Hal ini sekarang dilihat sebagai pintu gerbang ke Afrika dan menawarkan tarif pajak korporasi yang kompetitif.
Mengutip penyataan Mark Twain yang terkenal: “surga mengikuti Mauritius”; dijunjung tinggi oleh para penulis dan pelaku bisnis, dan sekarang Mauritius dianggap sebagai pusat ekonomi yang penting di kawasan itu, yang menghubungkan India dan Afrika. Bursa telah kembali lebih dari 50 persen dalam lima tahun terakhir. Tanah adalah pendekatan lembut untuk memasuki pasar pertumbuhan yang tinggi ini. Harga rata-rata tanah: Rp. 1,546.810 ($114) per meter persegi.

Bangladesh
12 dari 21 kota-kota besar dunia sekarang berada di Asia, dan Dhaka, ibukota Bangladesh dianggap memiliki perkembangan yang paling cepat. Pembelanjaan infrastruktur utama telah dilakukan oleh pihak yang berkuasa progresif. Istilah pajak menguntungkan telah diperkenalkan untuk mendorong investasi asing dan membentuk kawasan industri.

Harga tanah telah merangkak naik dalam beberapa waktu terakhir, namun plot-plot utama yang terdapat di daerah-daerah yang selama ini kurang diperhatikan dapat menyajikan media yang kuat untuk proposisi jangka panjang. Harga rata-rata tanah: Rp. 2.835.280 ($209) per meter persegi.(*/berbagai sumber)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube