Latest News
You are here: Home | Umum | Indonesia Siapkan 25 Proyek Infrastruktur Bernilai Rp 380 Triliun
Indonesia Siapkan 25 Proyek Infrastruktur Bernilai Rp 380 Triliun

Indonesia Siapkan 25 Proyek Infrastruktur Bernilai Rp 380 Triliun

Duniaindustri.com (November 2014) – Pemerintah akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 380 triliun untuk membangun 25 proyek infrastruktur di 2014. Pemerintah akan mendorong pihak swasta untuk bisa ikut berinvestasi di proyek skala besar yang menjadi prioritas pemerintah.

“Kami akan memperbaiki dan mempersiapkan proyek-proyek dalam skala besar. Sekitar 20-25 proyek segera diluncurkan dengan perkiraan investasi Rp 380 triliun,” ujar Menteri Perekonomian Hatta Rajasa.

Hatta menjelaskan, proyek-proyek infrastruktur ini akan dikelola bersama-sama bukan hanya pemerintah namun BUMN dan swasta. Saat ini, pihak swasta baru berkontribusi sebesar 5%. “Proyek besar ini akan kami kaitkan dalam public private partnership (PPP) agar lebih transparan dan akuntabel dan punya internasional based practices,” kata dia.

Sejak dikeluarkan proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011, sudah ada sedikitnya Rp 737,9 triliun investasi yang sudah groundbreaking yang meliputi sektor riil dan infrastruktur, khusus untuk pembangunan infrastruktur investasinya sudah mencapai Rp 355 triliun. “Itu dananya dari BUMN 30%, pemerintah 36%, 28% campuran BUMN dan swasta atau BUMN dan foreign investment, dan 5% swasta. Swasta masih kecil perlu didorong,” ujarnya.

Duniaindustri.com menilai percepatan pembangunan infrastruktur perlu dilakukan untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional di 2014. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2013 hanya mencapai 5,62% (year on year), melambat dibanding kuartal II-2013 yang mampu mencapai 5,8%. Perlambatan itu dipengaruhi kurs rupiah yang berada di atas Rp 11.000/US$, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 7,25%, dan inflasi yang melonjak di atas 4% pada bulan Agustus 2013.

Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers menyatakan, “Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2013 sebesar 5,62% year on year atau secara kumulatif mencapai 5,83%.”

Menurut dia, perlambatan itu disebabkan tiga faktor utama. Pertama, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berada di atas Rp 11.000/US$ berdampak pada perdagangan luar negeri. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (6/11) belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp11.340 per dolar AS.

Kedua, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 7,25%. Ini dikarenakan keinginan bank sentral untuk ikut memperbaiki defisit transaksi berjalan.

Ketiga, inflasi yang melonjak di atas 4% pada bulan Agustus 2013. Penyebabnya adalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pengaruh dari Idul Fitri yang membuat harga barang ikut naik.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia terjadi meski realisasi investasi meningkat. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) triwulan III tahun 2013 tercatat dalam data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencapai Rp100,5 triliun. Angka ini merupakan pertama kalinya realisasi investasi di negeri ini melebihi angka Rp100 triliun.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menilai angka tersebut menunjukan bahwa investasi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Angka ini saya lihat sebagai stabilizing iklim investasi di Indonesia. Dalam arti, kita sudah mencapai angka investasi yang tinggi dimana investasi adalah sumber pertumbuhan,” tutur Mahendra dalam Konfrensi Pers di Kantor BKPM, Rabu (23/10/2013).

Mahendra memaparkan, dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun 2012 yang berada pada angka Rp82,8 Triliun, realisasi proyek investasi triwulan III 2013 mengalami peningkatan sebesar 22,9 persen.

Dari data paparan Mahendra, tercatat realisasi penanaman modal dalam Negeri (PMDN) triwulan III tahun 2013 mencapai angka Rp33,5 Triliun atau naik 32,9 persen dari angka realisasi periode yang sama di tahun 2012. Sedangkan untuk penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp67 Triliun.(*/)