Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Indonesia Company Investment Analysis: PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Indonesia Company Investment Analysis: PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Indonesia Company Investment Analysis: PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Astra Agro Lestari (AALI), emiten yang memproduksi kelapa sawit, mengelola lahan perkebunan kelapa sawit seluas 267 ribu hektar per 2011. Perkebunan tersebut mencakup kebun inti dan plasma yang terletak di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan rata-rata usia tanaman 14 tahun.

Pendapatan tahunan Astra Agro mencapai Rp 10,77 triliun pada 2011, dengan laba bersih senilai Rp 2,40 triliun. Kinerja Astra Agro sempat tertekan pada 2009, pendapatan turun 9%, dan laba bersih turun 37%.
Sebesar 88% pendapatan dikontribusi oleh kelapa sawit (crude palm oil/CPO), 11% dikontribusi oleh kernel (inti sawit) dan turunannya, sisanya berasal dari turunan produk kelapa sawit dan produk lainnya. Perusahaan memproduksi 1,27 juta ton CPO dan 269,3 ribu ton kernel pada 2011.

Untuk mengolah tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan oleh perkebunan Perusahaan menjadi CPO, Astra Agro mengoperasikan 22 pabrik pengolahan dengan kapasitas 1.050 ton TBS/jam. Perusahaan juga sedang membangun empat unit pabrik pengolahan berkapaiastas masing-masing 45 ton TBS/jam. Untuk mengolah kernel, Astra Agro memiliki 8 unit pabrik pengepresan kernel berkapasitas total sebesar 920 kernel/hari.

Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih Astra Agro Lestari relatif tidak banyak dipengaruhi oleh belanja modal.
Astra Agro Lestari telah menjadi perusahaan perkebunan sejak 31 tahun lalu ketika induk usahanya, Astra Internasional (ASII) membangun unit usaha untuk menggarap perkebunan ubi kayu. Seiring dengan permintaan karet yang tinggi, perkebunan ubi kayu kemudian dikonversi menjadi perkebunan karet, dan ketika Astra Internasional mengakuisisi PT Tunggal Perkasa tahun 1984, Perusahaan mulai menjalankan kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit.
Sejumlah 79,68% saham Astra Agro Lestari per Juni 2012 dipegang oleh Astra Internasional. Sejumlah 20,32% lainnya dipegang oleh publik.

Kinerja 2015
Harga jual minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada periode Januari-Juli 2015 melemah 12,4% menjadi Rp 7.609 per kilogram dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 8.687 per kilogram. Harga jual kernel Astra Agro juga tercatat mengalami penurunan sebesar 14,2% menjadi Rp 4.948 per kilogram dari sebelumnya Rp 5.767 per kilogram.

Penurunan harga CPO ikut mempengaruhi kinerja keuangan perseroan. Laba bersih Astra Agro pada semester I 2015 anjlok hingga 67,5% menjadi Rp 444 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebear Rp 1,4 triliun, salah satunya dipengaruhi pelemahan harga jual CPO.

Berdasarkan data yang dirilis perseroan, sepanjang Januari-Juli 2015 Astra Agro mencatat produksi CPO sebanyak 984.559 ton, naik sekitar 1,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 973.406 ton. Kenaikan tersebut dipicu oleh tren produksi TBS perseroan yang sudah mulai mengalami peningkatan sejak Mei 2015. Selain itu, peningkatan produksi perseroan juga ditopang oleh adanya pembelian buah dari pihak eksternal oleh perseroan.

Isu Aktual
Bank Sentral Norwegia, Norges Bank, meminta lembaga pengelola dana (fund manager) di negara itu untuk mengawasi investasinya di PT Astra International Tbk (ASII), terutama PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), guna memastikan operasional di perkebunan kelapa sawit tidak melanggar aturan etis yang ditetapkan bank sentral. Jika terbukti merusak hutan, Norges Bank meminta fund manager asal Norwegia untuk melepas sahamnya di perusahaan tersebut.

Pernyataan dari Norges Bank tersebut dirilis Selasa (13/10) seperti dilansir Reuters.com. PT Astra International Tbk (ASII) diberi waktu 4 tahun untuk memenuhi standar etis lembaga pengelola dana Norwegia. Jika gagal, Norwegian harus melepas 0,3% sahamnya di Astra International yang diperkirakan senilai US$ 73 juta, menurut data Thomson Reuters.

Masih menurut data tersebut, Astra International merupakan salah satu emiten konglomerasi bisnis terbesar di Bursa Efek Indonesia, dengan valuasi pasar sekitar US$ 18,5 miliar dengan bisnis mencakup distributor otomotif, perlengkapan pertambangan, hingga bisnis keuangan.

Per akhir Juni lalu, Astra International tercatat memegang 79,7% saham di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Menurut bank sentral Norwegia, yang berwenang mengawasi pengelola dana di negara tersebut, perintah memonitor investasi di Astra International terkait dengan bisnis perseroan di perkebunan kelapa sawit–yang dituding mengkonversi hutan menjadi perkebunan–melalui Astra Agro.

Di bawah standar bank sentral Norwegia, investasi tidak boleh menyalahi etika yang ditetapkan, termasuk ke perusahaan yang memproduksi tembakau, senjata nuklir, atau bom curah.
Pada 2013, lembaga pengelola dana asal Norwegia melepas saham di 23 perusahaan di berbagai negara yang mereka yakini merusak hutan.

Astra Agro termasuk dalam salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan kepemilikan lahan terbesar di indonesia. Sebanyak lima grup perusahaan sawit menjadi penguasa area kebun sawit di Indonesia dengan menguasai 14% dari total area kelapa sawit di Indonesia. Lima grup perkebunan itu masing-masing grup terintegrasi secara vertikal dengan fasilitas produksi antara dan hilir.

Menurut penelusuran duniaindustri.com, di antara lima grup perusahaan perkebunan terbesar tersebut, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) merupakan grup yang paling tidak terintegrasi. PT Astra Agro Lestari Tbk hampir sepenuhnya merupakan produsen minyak sawit hulu murni dan baru mulai berkonsentrasi pada perkebunan dan penggilingan belakangan ini.

Area terbesar dimiliki oleh Golden Agri-Resources Ltd, yang memiliki 0,46 juta hektar area tertanam pada akhir tahun 2013. PT Astra Agro Lestari Tbk memiliki 0,27 juta hektar, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIM) memiliki 0,23 juta hektar dan area terbesar berikutnya dimiliki oleh Wilmar International, yang juga memiliki 0,23 juta hektar (angka ini mencakup beberapa area yang terletak di Malaysia). Anak perusahaan Sime Darby Berhad di Indonesia, PT Minamas Plantation, memiliki 0,2 juta hektar lahan kelapa sawit.

Sementara di Malaysia, hampir 20% dari total area perkebunan sawit dimiliki oleh empat grup perkebunan terbesar: Felda Global Ventures Holdings Bhd, Sime Darby Bhd, Kuala Lumpur Kepong Bhd dan IOI Corporation Bhd. Grup-grup tersebut terintegrasi secara vertikal, dengan 0,86 juta area menghasilkan.(*/disarikan dan diolah oleh duniaindustri.com)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo