Latest News
You are here: Home | Umum | Harga Barang Naik, Inflasi Tembus Rekor Tertinggi dalam 10 Tahun
Harga Barang Naik, Inflasi Tembus Rekor Tertinggi dalam 10 Tahun

Harga Barang Naik, Inflasi Tembus Rekor Tertinggi dalam 10 Tahun

Duniaindustri.com (Maret 2013) – Sejumlah harga barang yang naik menjadi pemicu utama peningkatan inflasi yang menembus rekor tertinggi dalam 10 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Februari 2013 sebesar 0,75%, tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Angka inflasi di Februari 2013 jauh lebih tinggi dibanding Februari 2012 yang hanya sebesar 0,05%.

Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, tingginya angka inflasi itu disebabkan oleh pembatasan impor hortikultura yang sudah diterapkan pemerintah sejak tahun ini. “Perlu saya sampaikan, inflasi 0,75% cukup tinggi dalam 10 tahun terakhir. Salah satu penyebabnya karena pembatasan komoditas impor barang hortikultura,” kata dia.

Suryamin menilai, pembatasan impor tersebut juga telah menyebabkan tingginya harga komoditas, sehingga terjadi shock therapy di beberapa wilayah di Indonesia. “Suplai dalam negeri masih menyesuaikan, maka BPS melihat ada sedikit terapi ke sana. Semoga tidak akan tinggi lagi dan mudah-mudahan pemerintah mengontrol perkembangan dari kebutuhan harga pokok,” tegasnya.
Untuk inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,79%, dengan inflasi year on year (yoy) sebesar 5,31%. Inflasi inti 0,30% dan inflasi inti tahunan sebesar 4,29%.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menilai inflasi di Februari di luar perkiraannya semula. Gubernur BI Darmin Nasution sebelumnya hanya memperkirakan inflasi Februari hanya 0,5%-0,6%.

Selain disebabkan pembatasan impor hortikultura, duniaindustri.com menilai inflasi yang tinggi juga disebabkan kenaikan harga barang-barang kebutuhan masyarakat. Duniaindustri.com mencatat produsen makanan olahan dan minuman yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) bakal menaikkan harga jual sekitar 5%-10% pada 2013 menyusul kenaikan biaya energi gas, tarif listrik, serta upah pekerja. Kenaikan harga jual juga dipengaruhi kekhawatiran naiknya harga komoditas bahan baku, khususnya kedelai.

Harga tekstil dan produk tekstil (TPT) yang mencakup kain dan pakaian jadi juga naik hingga 16% di 2013, atau dua kali lipat dibanding kenaikan pada 2011-2012. Kenaikan harga jual itu disebabkan kenaikan upah minimium provinsi (UMP) dan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 15% pada 2013.

Setelah harga tekstil dan produk tekstil (TPT) yang mencakup kain dan pakaian jadi diperkirakan naik hingga 16% di 2013, atau dua kali lipat dibanding kenaikan pada 2011-2012, kini giliran produsen keramik yang tergabung dalam Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) di 2013 akan menaikkan harga jual produk hingga 15% karena meningkatnya upah minimum pekerja (UMP), tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 15%, dan kenaikan harga gas.(Tim redaksi 02)