Latest News
You are here: Home | World | Ekonomi Singapura Terpuruk hingga -12,6% di Kuartal II, Warning bagi Indonesia?
Ekonomi Singapura Terpuruk hingga -12,6% di Kuartal II, Warning bagi Indonesia?

Ekonomi Singapura Terpuruk hingga -12,6% di Kuartal II, Warning bagi Indonesia?

Duniaindustri.com (Juli 2020) — Kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Singapura, mengalami pelemahan ekonomi yang cukup parah di kuartal II 2020 akibat dampak tsunami pandemi Covid-19 yang terjadi secara global. Ekonomi Singapura pada kuartal II berkontraksi hingga minus 12,6% secara year on year, seiring pemberlakuan ‘circuit breaker’ untuk meredam penyebaran Covid-19 serta dampak terganggunya perdagangan dan distribusi barang dalam global downturn.

Hal itu berdasarkan estimasi tahap lanjut (advance estimates) yang dilakukan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, yang dirilis pada Selasa (14/7). Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, ekonomi negeri itu anjlok lebih dalam secara quarter-on-quarter yang disetahunkan (seasonally adjusted annualised basis), dengan penurunan hingga minus 41,2% pada kuartal II 2020.

Kemerosotan ekonomi Singapura terlihat dari kinerja sektoral yang melambat secara drastis. Kinerja sektor manufaktur di Singapura hanya tumbuh 2,5% (yoy) di kuartal II 2020, melemaah dibanding pertumbuhan 8,2% di kuartal sebelumnya. Pertumbuhan di kuartal II 2020 terutama ditopang oleh peningkatan signifikan pada output manufaktur biomedis. Di sisi lain, pelemahan demand membebani output di sektor kimia, transportasi, permesinan, dan manufaktur umum.

Secara kuartalan (quarter-on-quarter seasonally-adjusted annualised basis), sektor manufaktur Singapura anjlok hingga minus 23,1%, pembalikan tajam dari level ekspansi 45,5% pda kuartal sebelumnya.

Sektor konstrusi di Singapura melemah hingga minus 54,7% secara tahunan di kuartal II 2020, memperparah penurunan yang terjadi pada kuartal sebelumnya yang hanya -1,1%. Penerapan kebijakan circuit break membawa dampak pada penghentian sebagian besar aktivitas konstruksi, seiring dengan restriksi pekerjaan konstruksi dan deportasi pekerja asing.

Sementara itu produksi industri jasa di Singapura juga melemah hingga minus 13,6% secara tahunan di kuartal II 2020, melanjutkan pelemahan dari minus 2,4% pada kuartal sebelumnya. Sektor pariwisata dan industri terkait lainnya termasuk transportasi udara menderita efek paling parah.

Sedangkan di Indonesia, pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,1 persen pada kuartal II/2020 atau April-Juni 2020.

Menkeu Sri Mulyani memaparkan proyeksi pertumbuhan ekonomi minus di kuartal II 2020 dipicu oleh penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah kota di Indonesia pada kuartal II 2020. “Dengan pertumbuhan yang sangar berat, ini akan menjadi menantang,” tegas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di channel YouTube, Selasa (16/6).

Menurut Sri Mulyani, perkiraan pertumbuhan ekonomi minus ini telah dirilis oleh berbagai lembaga ekonomi dan keuangan dunia. Sejumlah lembaga itu memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 antara -3% sampai -6%.

Namun, dia meyakini ekonomi Indonesia pada kuartal III atau Juli-September 2020 dan kuartal IV 2020 atau Oktober-Desember 2020 akan kembali membaik. Sri Mulyani menambahkan proyeksi ekonomi sepanjang tahun 2020 akan tergantung apakah pertumbuhan ekonomi pada kuartal III bakal lebih baik dari kuartal II 2020.

Pertumbuhan ekonomi minus ini salah satunya dipicu kinerja pendapatan negara yang terus mengalami kontraksi alias penurunan. Hal ini sebagai imbas menurunnya aktivitas perekonomian masyarakat akibat pandemi Covid-19. Data Kementerian Keuangan menunjukkan realisasi pendapatan negara per Mei 2020 mencapai Rp664,3 triliun. Capaian itu tercatat turun 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penerimaan negara tersebut tercatat mencapai 33,7 persen dari target APBN 2020 senilai Rp1.760,9 triliun.

Penurunan pendapatan negara dipicu oleh penerimaan perpajakan yang hanya Rp444,6 triliun. Angka penerimaan pajak tersebut turun 10,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sri Mulyani menambahkan terkait minusnya proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020, tidak ada satu pun negara yang dianggap bisa tumbuh positif di periode tersebut. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) akan anjlok menjadi -9,7 persen. Di Inggris diperkirakan ekonomi lebih parah yaitu -15,4 persen, Jerman -11,2 persen, Prancis -17,2 persen, dan Jepang -8,3 persen.

Sementara di negara berkembang hanya China yang diperkirakan akan tumbuh positif menjadi 1,2 persen pada kuartal II 2020. Sedangkan negara lainnya seperti India akan tumbuh -12,4 persen, Singapura -6,8 persen, Malaysia -8 persen dan Indonesia -3,1 persen. Diakui Sri Mulyani untuk bisa tetap bertahan di teritori positif, menjadi tantangan yang sangat sulit bagi pemerintah di berbagai negara termasuk Indonesia. “Jadi forecast pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 akan sangat ditentukan apakah di kuartal III membaik dari kuartal II dan apakah di kuartal IV ada recovery yang mulai muncul,” jelas Menkeu.(*/tim redaksi 07 & 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 188 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 188 database, klik di sini
  • Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2014-2020 (Top 10 Perusahaan Kosmetik & Market Analysis)
Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil)

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”